Bervariasinya kandungan oksigen terlarut diduga karena adanya pergerakan dan percampuran massa air serta siklus harian parameter ini. Hasil pengukuran
terhadap oksigen terlarut di perairan Pulau Pasi memperlihatkan kisaran yang layak dan mendukung kegiatan budidaya laut.
4.2.7 Substrat Dasar Tipe substrat dasar perairan di Pulau Pasi yaitu pasir dan pasir berlumpur.
Jenis substrat pasir berlumpur berada di daerah mangrove dan ciutan Padang, merupakan wilayah yang mendapat tekanan terbesar akibat masukan run off dari
sungai yang bermuara di perairan tersebut. Jenis substrat pasir dan sedikit pecahan
karang berada pada loaksi lainnya yang merupakan perairan terbuka sehingga pergerakan massa air dapat mencuci partikel-partikel halus dari kolom perairan
Kangkan et al. 2007. Secara umum kondisi substrat dasar perairan di lokasi penelitian memenuhi syarat untuk pengembangan budidaya laut khususnya
keramba jaring tancap dan keramba jaring apung.
4.3 Kondisi Terumbu Karang
Kondisi penutupan karang hidup Pulau Pasi berkisar antara 46.66-74.83 dengan kategori sedang hingga baik Soekarno 1993 in Arsjad et al. 2005.
Persentase tutupan karang terkecil didapatkan pada stasiun 6 yaitu sebesar 46.66 sedangkan untuk persentase tutupan karang hidup terbesar didapatkan pada
stasiun 4 yaitu sebesar 74.83 Gambar 6.
Gambar 6 Persentase karang hidup pada lokasi penelitian.
Dari hasil perhitungan persentase karang keras pada stasiun 1, 2 dan 3, didapatkan hasil bahwa komposisi karang Acropora lebih dominan sedangkan
untuk stasiun 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 yang mendominasi adalah dari kelompok karang non-Acropora Gambar 7. Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan
koloni yang berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, hydrodinamis
gelombang dan arus, ketersediaan bahan makanan, sedimen dan faktor genetik. Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora
dan non-Acropora English et al. 1997.
Gambar 7 Persentase karang keras berdasarkan kelompok. Hal ini diduga karena pada stasiun 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 berada pada
perairan terbuka sehingga kecenderungannya akan lebih banyak didominasi oleh karang non-Acropora khususnya untuk bentuk pertumbuhan coral massive CM,
sedangkan pada stasiun 1, 2 dan 3 berada pada perairan yang lebih terlindung sehingga lebih banyak didominasi oleh kelompok karang Acropora khususnya
untuk bentuk pertumbuhan acropora branching ACB. Hal ini sejalan dengan Sukarno et al. 1983 yang menyatakan bahwa pertumbuhan karang lebih baik pada
daerah yang mengalami gelombang yang besar dimana pergerakan arus dapat memberikan oksigen yang cukup daripada daerah yang tenang dan terlindung.
Pembentukan terumbu karang memerlukan kondisi ideal guna mendukung penyebaran dan rekruitmen spesies kunci, keberadaan faktor lingkungan yang