Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal Strategi Zonasi Berdasarkan Analisis SWOT

7. Tidak memasukkan stasiun 1, 2 dan 6 pengamatan karang sebagai bagian dari zona wisata bahari. 8. Penempatan zona dan batas KKLD memperhatikan jalur pelayaran masyarakat lokal khususnya di sisi Timur pulau. 9. Pemanfaatan daerah mangrove secara berkelanjutan tanpa merusak mangrove yang ada. 10. Zona budidaya di sisi Timur pulau perlu mendapat penanganan khususrumah jaga dan jalur pelayaran. 11. Meningkatkan pengawasan berbasis masyarakat dengan melibatkan nelayan yang menangkap ikan disekitar zona inti.

4.7 Pemetaan Zonasi Multiguna

Berdasarkan hasil overlay penumpangsusunan semua parameter untuk masing-masing kriteria kesesuaian zona inti, zona perikanan berkelanjutan zona budidaya, zona pemanfaatan terbatas zona wisata bahari maka dihasilkan peta tematik kesesuaian untuk lokasi penelitian di perairan Pulau Pasi. Overlay dilakukan berdasarkan data bioekologi dengan parameter prioritas kondisi terumbu karang bagi zona inti dan zona wisata bahari, sedangkan untuk zona budidaya memprioritaskan kualitas perairan dan kedalaman perairan. Hasil dari keseluruhan peta tematik untuk masing-masing zona kemudian dilakukan overlay lagi dengan memperhatikan hasil analisis SWOT sehingga didapatkan peta zonasi KKLD yang terdiri atas zona-zona pengelolaan dan batas masing-masing zona tabel 16 dan gambar 14. Shanks et al. 2003 berpendapat bahwa kawasan konservasi laut selayaknya memiliki ukuran diameter 4-6 km sehingga cukup besar untuk menampung penyebaran larva dalam jarak yang pendek. Batas KKLD ditetapkan dengan mempertimbangkan daerah penangkapan ikan nelayan lokal sehingga didapatkan batas buffer 500 meter dari rataan terumbu karang yang ada sebagai batas terluar KKLD Pulau Pasi. Desain kawasan konservasi laut yang optimal harus memperhatikan luasan dan jarak yang optimal untuk memaksimalkan subsidi rekrutmen bagi daerah penangkapan serta mampu memaksimalkan manfaat dari kawasan konsevasi tersebut Jones et al. 2007. Pendekatan zonasi multiguna memberikan perlindungan yang tinggi terhadap spesifik area tetapi juga memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan pemanfaatan dengan cara dan lokasi yang diatur. Laurel dan Bradbury 2006 menyarankan kawasan konservasi laut di wilayah tropis harus lebih besar dari daerah non-tropis karena dalam jarak penyebaran larva ikan meningkat secara substansial berdasarkan garis lintang. Tabel 14 Titik koordinat batas KKLD Pulau Pasi Di Great Barrier Reef Australia, zonasi terbukti telah mampu menangani konflik pemanfaatan wilayah laut Day 2002. Nomor Titik Sistem Koordinat Bujur Timur BT Lintang Selatan LS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 120°2431.57 120°2316.12 120°2247.82 120°2334.98 120°2540.74 120°2548.08 120°2518.39 120°2428.46 120°2518.57 120°2641.52 6°0448.92 6°0728.21 6°1049.43 6°1309.85 6°1309.85 6°1130.30 6°1056.30 6°1016.47 6°0851.95 6°0553.89 1. Pressey dan McNeill 1996 in Day 2002 mempertimbangkan bahwa pengelolaan area yang luas dengan sistem zonasi akan lebih efektif jika dibandingkan dengan beberapa daerah perlindungan yang berskala kecil untuk perlindungan maksimal, karena: 2. Bersifat ekologis; skala temporal atau spasial di mana sistem ekologi yang berlangsung dapat memastikan seluruh perlindungan laut tetap layak sebagai fungsi ekosistem, 3. Bersifat praktis; lebih mudah untuk mengelola, mampu mengurangi dampak kegiatan di daerah yang berdekatan dengan zona inti yang sangat dilindungi, Bersifat sosial; membantu untuk menyelesaikan dan mengelola konflik dalam pemanfaatan sumber daya alam dan memastikan semua pemanfaatan yang diperbolehkan dapat meminimalkan konflik.