Multiple Uses Zones Mapping

REFERENCES Adrim M. 1993. Metodologi penelitian ikan-ikan karang. Dalam: Materi Kursus Pelatihan Metodologi Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Karang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi–LIPI, Jakarta. Amien M.A. 2001. Penataan Ruang Kawasan Pesisir. Pustaka Ramadhan- Bandung Arifin. 2001. Ekosistem Padang Lamun. Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin Makassar. Arsjad ABSM, Siswantoro Y, Hartini S, Guritno BS, Doddy MY, Dede S. 2005. Pedoman Survey dan Pemetaan Terumbu Karang . BAKOSURTANAL. Ariyati RW, Sya’rani L, Arini E. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan Sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut, Vol. 3 No. 1, Juli 2007 : 27-45. Aslan LM. 1998. Budidaya Rumput Laut. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 105 hlm. Asmawi S. 1990. Pemeliharaan Ikan dalam Keramba. PT. Gramedia Jakarta. Baksir A. 2010. Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Untuk Pemanfaatan Ekowisata Berkelanjutan di Kecamatan Morotai Selatan dan Morotai Selatan Barat Kabupaten Pulau Morotai Provinsi Maluku Utara. Desertasi. IPB, Bogor. Burke L, Selig E, Spalding M. 2002. Terumbu Karang Yang Terancam Di Asia Tenggara. World Resources Institute. [COREMAP II-LIPI]. Coral Reef Rehabilitation and Management Program II Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia. 2007. Program Monitoring Kesehatan Terumbu Karang Reef Health Monitoring Metode Point Intercept Transect PIT. Bahan Presentase Pelatihan Pemantauan Kondisi Terumbu Karang. Jakarta [COREMAP II-LIPI]. Coral Reef Rehabilitation and Management Program II Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia. 2006. Studi Baseline Ekologi Kabupaten Selayar . Coral Reef Rehabilitation and Management Program Phase II COREMAP II LIPI. Jakarta Dahuri R, Rais J, Ginting SP, Sitepu MJ. 2004. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu . PT. Pradnya Paramita. Jakarta Dartoyo AA. 2004. Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Berbasis Digital Studi Kasus : Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Disampaikan dalam Temu Alumni MPKD 9-11 September 2004. Bakosurtanal Day JC. 2002. Zoning—lessons from the Great Barrier Reef Marine Park. Ocean Coastal Management 45 2002 139–156. [DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2006. Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor: P.56Menhut-II2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional . Jakarta Dermawan A, Rusandi A, Sutono D, Suraji. 2007. Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Mendukung Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan Artikel. Jakarta [DKP] Depatemen Kelautan dan Perikanan. 2002. Modul Sosialisasi dan Orientasi Penataan Ruang, Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Jakarta. [DKP] Depatemen Kelautan dan Perikanan. 2004. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan, Nomor: KEP.38MEN2004, Tentang Pedoman Umum Pengelolaan Terumbu Karang. Jakarta. [DKP] Depatemen Kelautan dan Perikanan, 2008. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, Nomor: Per.17MEN2008, Tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta. [DKP] Depatemen Kelautan dan Perikanan. 2007. PP No. 602007 Tentang Konservasi Sumberdaya Ikan. DKP. Jakarta Edrus IN. 1993. Pengantar Metodologi Penelitian Ikan Karang. Diktat Pelatihan Metodologi Penentuan Kondisi Terumbu Karang. English S, Wilkinson C, Baker V. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Second Edition. Australian Institute of Marine Science. Australia. Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Penerbit Bumi Karsa. Jakarta Friedlander AM, Parrish JD. 1998. Habitat Characteristics Affecting Fish Assemblages on a Hawaiian Coral Reef. Journal Experimental Marine Biology and Ecology 224, 1-30 Gerking SD. 1978. Ecology of Freshwater Fish Production. Blackwell Scientific Publications. Victoria. Australia [GBRMPA] Great Barrier Reef Marine Park Authority. www.gbrmpa.gov.aucorp_sitemanagementzoningzoning_maps.html. Visited on Augustus, 16th 2010 Harriot VJ, Banks SA. 2002. Latitudinal variation in coral communities in eastern Australia: a qualitative biophysical model of factors regulating coral reefs. Coral Reefs 21: 83-94 Hastings A, Botsford LW. 2003. Comparing designs of marine reserves for fisheries and for biodiversity. Ecological Applications 13:S65–S70. Hilborn R, Stokes K, Maguire JJ, Smith T, Botsford LW, Mangel M, Orensanz J, Parma A, Rice J, Bell J. 2004. When can marine reserves improve fisheries management? Ocean Coastal Management 47:197–205. Hill J, Wilkinson C. 2004. Methods for Ecologocal Monitoring of Coral Reefs A Resource for Managers. Australian Institute of Marine Science. Hutabarat S, Stewart M E. 1986. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Idawaty. 1999. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Lansekap Hutan Mangrove Di Muara Sungai Cisadane, Kecamatan Teluk Naga, Jawa Barat. Thesis Magister. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia. IUCN - The Word Conservation Union. 1993. Oil and Gas Exploration and Production in Mangrove Areas. IUCN. Gland, Switzerland. IUCN, EUROPARC. 2000. Guidlenes for Protected Area Management Categories. EUROPARC and WCPA, Grafenau Germany, 44 pp. Jones GP, Srinivasan M, Almany GR. 2007. Population Connectivity and Conservation of Marine Biodiversity. Oceanography, Vol. 20, No. 3. The Oceanography Society. USA Kangkan AL, Hartoko A, Suminto. 2007. Studi Penentuan Pengembangan Budidaya laut Berdasarkan Parameter Fisika, Kimia dan Biologi di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pasir Laut, Vol 3, No. 1, Juli 2007: 76-93 Kartawijaya T et al. 2004. Kajian Zonasi Taman Nasional Karimunjawa Bagian dari Proses Untuk Mewujudkan Pengelolaan Bersama. BTNK. Jawa Tengah. Kennish MJ. 1990. Ecology of Estuaries. Volume II Biological Aspect CRC Press Boca Raton Aun Arbor Boston. University New Bronswick, New Jersey, Florida [KLH] Kementrian Lingkungan Hidup. 2004. Baku Mutu Air Laut. Keputusan Meneg. KLH No 51 tahun 2004, tanggal 8 April 2004, Jakarta. Laurel BJ, Bradbury IR. 2006. “Big” concerns with high latitude marine protected areas MPAs: Trends in connectivity and MPA size. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science 63:2,603–2,607. Mc Clanahan TR, Marnane MJ, Cinner JE, Kiene WE. 2006. Comparison of Marine Protected Areas and Alternative Approaches to Coral-Reef Management. Current Biology 16: 1408–1413 Micheli F, Halpern BS, Botsford LW, Warner RR. 2004. Trajectories and correlates of community change in no-take marine reserves. Ecological Applications 14:1,709–1,723. Mennecke BE. 2000. Understanding the Role of Geographic Information Technologies in Business: Applications and Research Directions. Journal of Geographic Information and Decision Analysis , Vol. 1, No. 1, pp. 44- 68, Decision Science Department, School of Business, East Carolina University. Mulyana Y, Dermawan A. 2008. Konservasi Kawasan Perairan Indonesia Bagi Masa Depan Dunia. DKP. Jakarta Nardi K, Jones GP, Moran MJ, Cheng YW. 2004. Contrasting effects of marine protected areas on the abundances of two exploited reef fishes at the sub- tropical Houtman Abrolhos Islands, Western Australia. Environmental Conservation 31:160–169. Nontji A. 2002. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta Odum EP. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi ke-3. Samingan T, Penerjemah; Srigandono B, Editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Fundamental of Ecology. Puja Y, Sudjiharno, Aditya TW. 2001. Teknologi Budidaya Rumput Laut Kappaphicus alvarezii, Pemilihan Lokasi . Balai Budidaya Laut Lampung. [PSTK] Pusat Studi Terumbu Karang. 2005. Laporan Akhir Pengembangan Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat di Pulau Kecil . Makassar. [PPTK] Pusat Penelitian Terumbu Karang. 2007. Kajian Potensi Kawasan Konservasi Laut Daerah COREMAP II Kab. Selayar . Makassar Prahasta E. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. CV. Informatika Bandung Radiarta I Ny, Wardoyo SE, Priyono B dan Praseno O. 2003. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Penentuan Lokasi Pengembangan Budidaya Laut di Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia . Pusat Riset Perikanan Budidaya Jakarta. Vol 9 No 1, hal 67-71. Rachmansyah. 2004. Analisis Daya Dukung Lingkungan Perairan Teluk Awerange Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan Bagi Pengembangan Budidaya Bandeng dalam Keramba Jaring Apung. Disertasi. SPs IPB. Bogor. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT: Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad 21. Cetakan ke- 10. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. Roberts CM, Hawkins JP. 2000. Fully Protected Marine Reserver: A Guide. WWF in Woshington DC USA . University of York, York. UK. Salm RV, Clark JR, Siirila E. 2000. Marine and Coastal Protected Areas: A Guide for Planners and Managers . Third Edition. Internasional Union For Conservation of Nature and Natural Resources, Bland, Switzerland. Salm RV, Usher GF. 1984. Zoining Plan for Bunaken Islands Marine Park. Prepared for Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. IUCNWWF Conservation for Development Programme. Santoso N, Arifin HW. 1998. Rehabilitas Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau Di Indonesia. Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove LPP Mangrove. Jakarta, Indonesia. Santoso N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta, Indonesia. Shanks AL, Grantham BA, Carr MH. 2003. Propagule dispersal distance and the size and spacing of marine reserves. Ecological Applications 13:S159- S169. Soselisa A. 2006. Kajian Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Gugusan Pulau- Pulau Padaido, Distrik Padaido, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Disertasi. IPB, Bogor. Steele MA. 1999. Effects of shelter and predators on reef fishes. Journal of Experimental Marine Biology and Ecology 2331999 65-79 Suharsono. 1998. Kesadaran Masyarakat Tentang Terumbu Karang Kerusakan Karang di Indonesia . P3O-LIPI. Jakarta Sukarno M, Hutomo M, Moosa MK, Darsono P. 1983. Terumbu Karang di Indonesia: Sumberdaya, Permasalahan dan Pengelolaannya . Proyek Studi Potensi Sumberdaya Alam Indonesia, Studi Potensi Sumberdaya Hayati Ikan. Jakarta: LIPI. Lembaga Oseanologi Nasional. Sumardja E. 2002. Kawasan Konservasi Laut KKL: Kini Bukan Untuk Konservasi Saja . Bahan Presentasi pada WCPA Workshop di Bangkok Thailand. Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Pegelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Supriharyono. 2007. Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang. Penerbit Djambatan. Jakarta. Sya’rani L, Suryanto A. 2006. Gambaran Umum Kepulauan Karimunjawa. Unissula Press. Semarang. 148 hlm Timotius S. 2003. Biologi Terumbu Karang Makalah Training Course: Karekteristik Biologi Karang, 7-12 Juli 2003 Yayasan Terumbu Karang Indonesia Terangi. Jakarta Tomascik T, Mah AJ, Nontji A, Moosa MK. 1997. The Ecology of the Indonesia Seas . Part Two. The Ecology of Indonesia Series. Volume VII. Dalhaoste, Singapore Tulungan JJ, Bayer TG, Crawford BR, Dimpudus M, Kasmidi M, Rotinsulu C, Sukmara A, Tangkilisan N. 2002. Panduan Pembentukan dan Pengelolaan Daerah Perlindungan Laut Berbasis Masyarakat . CRC Technical Report Nomor 2236. Departemen Kelautan dan Perikanan RI dan University of Rhode Island, Coastal Resources Center, Narragansett Rhode Island, USA. Tuwo A. 2002. Ekosistem Wilayah Pesisir. Materi Pelatihan ICZPM Bappeda Sulawesi Selatan. Ilmu Kelautan. Universitas Hasanuddin, Makassar