Kondisi Aksesibilitas Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Tabel 9 Kondisi fisik perairan lokasi pengamatan karang St Lokasi Parameter Lingkungan Perairan Suhu Kedalaman Kecerahan Salinitas Kec. Arus °c m ‰ cmdtk 1 Selatan P. Pasi 31.16 10 90 32 20.83 2 Selatan P. Pasi 31.17 4 100 32 20.83 3 Selatan P. Pasi 30.48 10 90 31 0.55 4 Barat P. Pasi 30.57 9 100 32 3.82 5 Barat P. Pasi 30.56 10 80 32 3.72 6 Barat P. Pasi 31.16 5 100 32 7.72 7 Barat P. Pasi 31.37 10 95 32 0.59 8 Barat P. Pasi 31.17 5 100 32 3.62 9 Utara P. Pasi 30.57 5 100 33 3.82 10 Utara P. Pasi 30.56 9 100 28 3.79 4.2.2 Kecerahan Pengamatan dilapangan yang telah dilakukan diperoleh data Tabel 9 dan 10 bahwa kondisi kecerahan pada daerah pengamatan terumbu karang berkisar antara 80-100 dimana kondisi ini akan sangat menunjang pertumbuhan karang karena intensitas matahari yang dapat menembus kolom perairan. Pada stasiun pengamatan kualitas air didapatkan tingkat kecerahan berkisar antara 31-100, hal ini disebabkan karena pada wilayah Timur Pulau Pasi kondisi perairannya keruh terutama yang berada di daerah mangrove . Berdasarkan parameter kecerahan maka seluruh stasiun pengamatan sesuai untuk pengembangan budidaya laut khususnya keramba jaring tancap dan keramba jaring apung serta perkembangan terumbu karang. Adanya material yang terlarut dalam air dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam perairan sehingga proses fotosistesa menjadi terganggu Ariyati et al. 2007. Kecerahan perairan merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung kelangsungan hidup ikan dalam keramba dimana kecerahan perairan akan membantu ikan kerapu dalam proses pengambilan makanan Kangkan et al. 2007. Kondisi fisika kimia perairan Pulau Pasi pada stasiun pengamatan kualitas air untuk kesesuaian budidaya laut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 10 Kondisi fisika kimia perairan lokasi pengamatan kualitas air St Lokasi Parameter Lingkungan Perairan Suhu Kedalaman Kecerahan Salinitas Kec. Arus DO pH °C m ‰ cmdtk mgl 1 Gusung Timur 31.56 5.5 100.00 30 6.59 6.45 8.08 2 Gusung Timur 30.48 17 58.82 34 7.44 6.95 7.82 3 Gusung Barat 31.48 2 100.00 28 5.50 6.47 8.27 4 Gusung Barat 30.56 3 100.00 32 7.58 6.48 8.1 5 Gusung Barat 30.57 3 100.00 33 7.65 6.45 8.09 6 Gusung Barat 31.37 2 100.00 32 35.00 6.95 8.13 7 Gusung Timur 31.22 16 31.25 32 15.43 6.25 8.09

4.2.3 Suhu

Hasil pengukuran pada 17 stasiun pengamatan diperoleh kisaran suhu antara 30.48-31.56 o Selanjutnya Asmawi 1990 menjelaskan bahwa suhu diperairan dangkal lebih besar dari pada perairan laut dalam karena mengalami banyak pergoncangan yang disebabkan oleh angin dan dinamika oseanografi fisika yang di bangkitkan oleh angin, suhu juga mempengaruhi proses pencernaan makanan yang dilakukan oleh ikan berjalan sangat lambat pada suhu yang rendah, sebaliknya lebih cepat pada perairan yang lebih hangat. C Tabel 9 dan 10, kisaran suhu ini tidak terlalu jauh bervariasi diduga karena adanya gerakan air yang cukup sehingga membantu pengudaraan dan mencegah terjadinya fluktuasi yang besar terhadap suhu perairan Puja et al. 2001. Kisaran suhu yang diperoleh merupakan kisaran suhu normal untuk perairan tropis sekalipun kawasan perairan Pulau Pasi dapat saja dipengaruhi oleh arus-arus lintas Indonesia Arlindo, dimana secara geografis perairan Selayar merupakan bagian dari Laut Flores dan Laut Banda. Suhu perairan juga memegang peranan penting dalam menunjang pertumbuhan dan keberlangsungan hidup organisme laut seperti karang dan ikan karang. Secara umum kondisi suhu perairan lokasi penelitian memenuhi syarat dalam menunjang perkembangan organisme laut seperti karang dan ikan karang.

4.2.4 Salinitas

Hasil pengukuran sebaran salinitas di sekitar Pulau Pasi diperoleh kandungan salinitas air laut sekitar 28-34 ‰. Kandungan salintas masih tergolong wajar dan sering ditemukan di daerah laut tropis. Pada bagian utara pulau