pH Oksigen Kondisi Fisika Kimia Perairan .1 Arus

Dari hasil perhitungan persentase karang keras pada stasiun 1, 2 dan 3, didapatkan hasil bahwa komposisi karang Acropora lebih dominan sedangkan untuk stasiun 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 yang mendominasi adalah dari kelompok karang non-Acropora Gambar 7. Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari, hydrodinamis gelombang dan arus, ketersediaan bahan makanan, sedimen dan faktor genetik. Berdasarkan bentuk pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang Acropora dan non-Acropora English et al. 1997. Gambar 7 Persentase karang keras berdasarkan kelompok. Hal ini diduga karena pada stasiun 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 berada pada perairan terbuka sehingga kecenderungannya akan lebih banyak didominasi oleh karang non-Acropora khususnya untuk bentuk pertumbuhan coral massive CM, sedangkan pada stasiun 1, 2 dan 3 berada pada perairan yang lebih terlindung sehingga lebih banyak didominasi oleh kelompok karang Acropora khususnya untuk bentuk pertumbuhan acropora branching ACB. Hal ini sejalan dengan Sukarno et al. 1983 yang menyatakan bahwa pertumbuhan karang lebih baik pada daerah yang mengalami gelombang yang besar dimana pergerakan arus dapat memberikan oksigen yang cukup daripada daerah yang tenang dan terlindung. Pembentukan terumbu karang memerlukan kondisi ideal guna mendukung penyebaran dan rekruitmen spesies kunci, keberadaan faktor lingkungan yang mendukung dan cocok untuk jenis tertentu membuat spesies tersebut dominan dalam membentuk terumbu Harriot Banks 2002. Jenis karang yang dominan di suatu habitat tergantung pada kondisi lingkungan atau habitat tempat karang itu hidup. Karang masif lebih banyak tumbuh di terumbu terluar. Karang yang hidup di daerah terlindung dari gelombang leeward zones memiliki bentuk percabangan ramping dan memanjang, berbeda pada gelombang yang kuat windward zones kecenderungan pertumbuhan berbentuk percabangan pendek, kuat, merayap, submasif atau masif English et al. 1997; Supriharyono 2000. 4.4 Kondisi Ikan Karang Dari hasil pengamatan lapangan didapatkan hasil bahwa jumlah individu terbayak ditemukan pada stasiun 2 1 578 individu sedangkan jumlah terkecil pada stasiun 8 977 individu. Banyak ikan karang yang memanfaatkan terumbu karang sebagi tempat berlindung, seperti menghindari predator atau arus yang kuat Steele 1999. Disamping itu pola kebiasaan ikan lainnya adalah menngunakan karang sebagai tempat memijah dan daerah asuhan bagi juvenile. Untuk jumlah spesies terbayak ditemukan pada stasiun 4 107 spesies dan yang paling sedikit pada stasiun 3 47 spesies sedangkan untuk kepadatan ikan didapatkan jumlah tertinggi pada stasiun 2 6.31 indm 2 dan terkecil pada stasiun 8 3.91 indm 2 Beberapa spesies ikan karang tergantung pada terumbu karang sebagai tempat mencari makan dan tempat tinggal Friedlander and Parrish 1998. Perbedaan makanan dan cara makan ikan karang menjadikan mereka membentuk dan memiliki wilayah teritori yang mampu menyediakan makanan sesuai dengan pola makan mereka. Kelimpahan individu dan spesies untuk ikan karang pada masing-masing stasiun pengamatan dapat dilihat pada grafik berikut: .