Perkembangan Kawasan Konservasi Laut
Tenggara dan Laut di sekitarnya seluas 114 000 Ha Maluku, 3 kawasan Perairan Kepulauan Raja Ampat di Papua dan laut sekitarnya seluas 60 000 Ha, 4 Pulau
Gili Ayer, Gili Meno, dan Gili Trawangan di NTB seluas 2 954 Ha, 5 Kepulauan Kapoposan dan laut sekitarnya seluas 50 000 Ha, 6 Kepulauan
Padaido beserta perairan sekitarnya seluas 183 000 Ha, 7 Kepulauan Panjang di Irian Jaya seluas 271 630 Ha, dan 8 Pulau Pieh di Sumatera Barat dan perairan
sekitarnya seluas 39 900 Ha. Sebelumnya, kerjasama DKP dan Departemen Kehutanan di bidang
konservasi sudah diinisiasi sejak tahun 2003 melalui kesepakatan bersama antara Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Dephut dengan Dirjen
Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, DKP tentang pelaksanaan kegiatan di 6 enam taman nasional, yang meliputi kegiatan penguatan zonasi taman nasional,
penguatan pengembangan dan penelitian, sumberdaya alam hayati, penguatan sosial ekonomi masyarakat di sekitar taman nasional, pengembangan wisata alam
bahari, pengembangan sumberdaya manusia, pengembangan informasi dan promosi serta peningkatan kapasitas pengawasan kawasan. Selain itu,
pengembangan kerjasama dilakukan juga dalam program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang COREMAP II.
Dari Undang Undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan, jelas sekali tugas pemerintah untuk menggunakan pendekatan ekosistem, melalui Kawasan
Konservasi Laut KKL, sebagai alat pengelolaan perikanan. Hal ini bisa dilihat dari Pasal 7 ayat 1 point q tentang suaka perikanan dan Pasal 13 ayat 1 tentang
konservasi sumberdaya ikan. Saat ini pemerintah sedang menyelesaikan Peraturan Pemerintah yang mengatur mengenai konservasi sumberdaya ikan di Indonesia.
Departemen Kelautan telah mengantisipasi kebijakan perikanan ke arah KKL dengan terbentuknya Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, dibawah
Ditjen KP3K. Bahkan Ditjen Perikanan Tangkap menambah satu struktur Loka Pemacuan Stok yang diharapkan berfungsi untuk memulihkan stok sumberdaya
perikanan. 2.3.2
Fungsi dan Peran Kawasan Konservasi Laut
Kawasan konservasi di pesisir dan laut memiliki peran utama sebagai berikut: 1 melindungi keanekaragaman hayati serta struktur, fungsi dan
integritas ekosistem; 2 meningkatkan hasil perikanan; 3 menyediakan tempat rekresi dan pariwisata; 4 memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang
ekosistem; dan 5 memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat pesisir. Sasaran utama penetapan kawasan konservasi di pesisir dan laut adalah untuk
mengkonservasi ekosistem dan sumberdaya alam, agar proses-proses ekologis di suatu ekosistem dapat terus berlangsung dan tetap dipertahankan produksi bahan
makanan dan jasa-jasa lingkungan bagi kepentingan manusia secara berkelanjutan.
Tujuan penetapan kawasan konservasi di wilayah pesisir dan laut adalah untuk: 1 melindungi habitat-habitat kritis, 2 mempertahankan keanekaragaman
hayati, 3 mengkonservasi sumberdaya ikan, 4 melindungi garis pantai, 5 melindungi lokasi-lokasi yang bernilai sejarah dan budaya, 6 menyediakan
lokasi rekreasi dan pariwisata alam, 7 merekolonisasi daerah-daerah yang tereksploitasi, dan 8 mempromosikan pembangunan kelautan berkelanjutan.
Beberapa prinsip dasar dalam pengelolaan kawasan konservasi laut daerah adalah sebagai berikut:
a. Bersifat adaptif Pengelolaan harus adaptif terhadap perubahan dan informasi baru, dan juga
mampu memperbaiki performa pengelolaan selama penilaian berjalan. b. Berkelanjutan
Semua kegiatan dan upaya-upaya pemanfaatan dilaksanakan berdasarkan pada azaz berkelanjutan dan ekologis.
c. Menggunakan Pendekatan Ekosistem Pengelolaan ekosistem menitikberatkan pada pengelolaan dan integritas
ekologis dari suatu ekosistem secara keseluruhan, dengan tetap mempertimbangkan aspek pemanfaatan.
d. Manfaat Ganda Pengelolaan harus dilengkapi dengan suatu proses atau kerangka kerja yang
jelas untuk pengalokasian sumberdaya dan pengambilan keputusan, terutama dalam hal perencanaan dan penetapan kawasan konservasi laut daerah.
e. Pengelolaan Bersama
Pengelolaan bersama diperlukan untuk mengimplementasikan praktek terbaik pendekatan-pendekatan dalam perencanaan laut.
Ada beberapa tujuan yang diharapkan dari penetapan sebuah lokasi menjadi kawasan konservasi laut daerah DKP 2003, yaitu:
a. Mengusahakan terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati laut dan ekosistemnya di masing-masing daerah provinsi dan kabupatenkota
sehingga dapat mendkung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat; b. Melindungi dan mengelola perwakilan tipe-tipe ekosistem penting di wilayah
pesisir dan laut untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekologis jangka panjang;
c. Sebagai suatu kawasan untuk pemanfaatan sumberdaya alami bagi kepentingan rekreasi, wisata pendidikan, penelitian serta bentuk lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip konservasi; d. Sebagai tempat pengembangan program pengelolaan sumberdaya ikan dan
lingkungannya oleh masyarakat dan atau masyarakat adat terkait dengan praktek-praktek budaya tradisional;
e. Sebagai kawasan untuk pengembangan program interpretasi sumberdaya alam dan lingkungannya dalam rangka mendukung upaya konservasi,
rekreasi, pendidikan dan penelitian. Konservasi sumberdaya terumbu karang merupakan salah satu implementasi
pengelolaan ekosistem terumbu karang dari kerusakan akibat aktivitas manusia. Dalam Peraturan Menteri Kalautan dan Perikanan RI No. 17 tahun 2008
disebutkan bahwa kawasan konservasi adalah bagian wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil yang mempunyai ciri khas tertentu sebagai satu kesatuan ekosistem
yang dilindungi, dilestarikan danatau dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mewujudkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara
berkelanjutan. Kawasan konservasi ini biasanya dilindungi oleh hukum, sehingga sering pula disebut sebagai kawasan lindung. Tujuan dilakukannya konservasi
adalah IUCN 1995 in Supriharyono 2007: a. Melindungi dan mengelola sistem laut dan estuari supaya dapat dimanfaatkan
secara terus menerus dalam jangka panjang dan memepertahankan keanekaragaman genetik;
b. Untuk melindungi penurunan, tekanan, populasi dan spesies langka, terutama pengawetan habitat untuk kelangsungan hidup mereka;
c. Melindungi dan mengelola kawasan yang secara nyata merupakan siklus hidup spesies ekonomis penting;
d. Mencegah aktivitas luar yang memungkinkan kerusakan kawasan lindung laut;
e. Memberikan kesejahteraan yang terus-menerus kepada masyarakat dengan menciptakan kawasan lindung laut, menyelamatkan, melindungi dan
mengelola daerah-daerah laut dan estuaria yang mempunyai nilai sejarah dan budaya, serta nilai-nilai estetika alam, untuk generasi sekarang dan yang akan
datang; f. Mempermudah dalam menginterpretasikan sistem laut dan estuaria untuk
tujuan konservasi, pendidikan dan pariwisata; g. Menyediakan pengelolaan yang sesuai, yang mempunyai spectrum luas bagi
aktivitas manusia dengan tujuan utamanya adalah penataan laut dan estuaria; h. Menyediakan sarana untuk penelitian dan pelatihan, pemantauan aktivitas
manusia terhadap lingkungan, termasuk pengaruh langsung dan tidak langsung daripada pembangunan dan pemanfaatan lahan di daratan.
Kawasan konservasi laut sering dianggap sebagai kawasan yang diperuntukkan bagi konservasi keanekaragaman hayati. Namun kawasan
konservasi laut juga dapat memainkan peran penting di dalam pengelolaan perikanan dan pariwisata. Kawasan konservasi laut memungkinkan
dikembangkannya langkah-langkah pengelolaan yang sesuai dengan kondisi setempat. Misalnya, larangan penangkapan dapat dilakukan di wilayah-wilayah
pemijahan, sementara itu penangkapan dengan alat tangkap sederhana tradisional masih dapat diijinkan untuk dilakukan di kawasan-kawasan di sekitar
wilayah pemijahan tersebut. Adapun maksud pembentukan kawasan konservasi laut dimaksudkan untuk:
a. Menjamin kelestarian ekosistem laut sehingga mampu menopang kehidupan masyarakat yang tergantung pada sumberdaya yang ada;
b. Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati laut, spesies langka dan terancam punah dalam jangka waktu yang panjang, serta mampu melindungi
dan mengelola daerah yang menjadi tempat hidup spesies penting yang bernilai ekonomis;
c. Pemanfaatan sumberdaya laut yang berkelanjutan sehingga mampu menyediakan sumber kesejahteraan bagi masyarakat disekitarnya;
d. Pengelolaan sumberdaya laut dalam skala lokal secara efektif sehingga mampu unutk mempertahankan, melindungi dan mengelola daerah laut yang
memiliki nilai historis, kebudayaan dan keindahan alami untuk generasi sekarang dan yang akan dating;
e. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan kelautan untuk tujuan konservasi, pendidikan dan pariwisata;
f. Pengaturan aktivitas masyarakat dalam kawasan pengelolaan serta mencegah kegiatan luar yang dapat mempengaruhi kawasan konservasi Dermawan et
al . 2007; Mulyana Dermawan 2008; Wiryawan Dermawan 2006.
Salah satu fungsi kawasan konservasi laut adalah sebagai daerah perlindungan habitat dan spesies ikan. Dengan demikian KKL diharapkan dapat
berfungsi sebagai bank sumber daya perikanan yang dapat mendukung peningkatan dan keberlanjutan pendapatan masyarakat, khususnya nelayan.