kepulauan antara lain adalah wisata alam pantai, olahraga air, dan wisata budaya. Namun demikian, pengembangan kegiatan wisata bahari perlu memperhatikan
karakteristik geomorfologi, dinamika perairan, kondisi ekosistem, dan pemanfaatan lokasi oleh masyarakat pesisir. Gambaran berbeda ditemukan di sisi
timur pulau yang didominasi batu cadas dengan sedikit pantai dengan vegetasi mangrove.
Umumnya pada pantai berbatu cadas, rataan terumbunya sempit, hanya beberapa puluh meter saja bahkan ada yang hanya 5-10 m, terutama di sisi timur
pulau. Topografi reef flat di sisi barat dan selatan umumnya landai dengan derajat kemiringan antara sekitar 10
o
-25
o
dan disusul dengan kemiringan slope antara 25
o
-50
o
. Lebar rataan terumbu di kedua sisi ini berkisar 50-250 m dari garis pantai dan terdapat reef slope dangkal dengan kedalaman hanya sekitar 4-5 m.
Reef flat di sisi utara berada pada kedalaman 4-5 m dengan lebar 30-100 m, yang disusul oleh reef slope yang sedikit curam dengan kedalaman sekitar 20-40 m. Di
sisi timur umumnya dicirikan oleh reef flat sempit dengan reef slope yang relatif curam, kemiringan 40-70
o
Berdasarkan hasil penelitian tersebut kemudian Pemerintah Dareah Kabupaten Kepaulauan Selayar menetapkan Pulau Pasi sebagai Kawasan
Konservasi Laut Daerah melalui Surat Keputusan Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar No. 03. A Tahun 2009 yang ditetapkan di Benteng pada tanggal 5 Januari
2009. Keputusan ini yang menjadi dasar hukum keberadaan kawasan konservasi laut di Pulau Pasi.
, namun dengan kedalaman hanya berkisar 10-20 m.
2.2 Ekosistem Wilayah Pesisir
Wilayah pesisir sebagai wilayah peralihan memiliki potensi sumberdaya alam yang sangat besar dan menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat
nelayan yang hidup disekitarnya sebagai nelayan dan pemanfaat sumberdaya laut. Ekosistem utama di daerah pesisir adalah ekosistem mangrove, ekosistem lamun
dan ekosistem terumbu karang. Menurut Kaswadji 2001, tidak selalu ketiga ekosistem tersebut dijumpai, namun demikian apabila ketiganya dijumpai maka
terdapat keterkaitan antara ketiganya. Masing-masing ekosistem mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Sumberdaya yang ada tersebut terdiri dari: 1 ekosistem
terumbu karang, 2 ekosistem padang lamun dan 3 ekosistem mangrove.
2.2.1 Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang memiliki nilai yang sangat penting di wilayah pesisir. Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada di dalamnya merupakan salah
satu kekayaan alam yang dimiliki oleh Kabupaten Kepulauan Selayar yang tak ternilai harganya. Terumbu karang merupakan ekosistem yang kompleks dengan
keanekaragaman hayati tinggi ditemukan di perairan dangkal daerah tropis maupun subtropics, yaitu antara 35
o
LU dan 32
o
LS, garis lintang tersebut merupakan batas maksimum dimana karang masih dapat tumbuh English et al.
1994; Arsjad et al. 2005. Terumbu karang terbentuk dari endapan kalsium karbonat CaCO
3
Terumbu karang merupakan ekosistem khas di daerah tropis. Terumbu
karang terbentuk dari endapan-endapan massif terutama kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang, alga berkapur dan organisme lain yang
mengeluarkan kalsium karbonat Nybakken 1992 in Dahuri 2001. Ekosistem terumbu karang memiliki produktivitas organik yang tinggi dan kaya akan
keragaman spesies penghuninya seperti ikan karang. Terumbu karang merupakan ekosistem pesisir yang memiliki nilai estetika alam yang sangat tinggi. Terumbu
karang juga berfungsi sebagai pelindung ekosistem pesisir dan laut dari tekanan gelombang. Keberadaan terumbu karang sangat ditentukan oleh kondisi kecerahan
perairan, temperatur, salinitas, kecepatan arus air, sirkulasi dan sedimentasi. yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu
yang bersimbiosis dengan zooxanthellae dan sedikit tambahan dari alga berkapur serta berbagai biota laut lainnya yang mengsekresikan kapur Arsjad et al. 2005.
Walaupun memiliki kompleksitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi, namun ekosistem ini tidak stabil, karena sensitif terhadap gangguan yang timbul,
baik secara alami maupun akibat aktifitas manusia. Karang adalah hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam Filum Coelenterata hewan berrongga
atau Cnidaria Timotius 2003. Beberapa manfaat yang didapat dari keberadaan terumbu karang adalah:
a. Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan berbagai jenis ikan, b. Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi,
c. Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitian,