Ekosistem Padang Lamun Ekosistem Wilayah Pesisir

pula. Ada organisme yang hidup menetap di padang lamun ini, ada pula sebagai pengunjung yang setia. Kennish 1990 menyatakan bahwa terdapat 5 alasan mengapa lamun menjadi habitat yang disenangi oleh berbagai fauna yang bersosiasi dengan padang lamun, yaitu: a. Tanaman lamun efektif menambah substrat daerah permukaan padang lamun untuk flora epifit dan fauna. b. Tanaman lamun mengurangi aksi gelombang dan pasang surut, sehingga pada bagian bawah air menjadi tenang, sehingga sangat baik untuk beberapa hewanfauna. c. Dapat mereduksi gerakan air, mineral terlarut, dan partikel organik terlarut dengan mudah, sehingga menjadi sumber partikel sebagai makanan bagi biota. d. Padatnya daun lamun melindungi dasar laut dari sinar matahari dibandingkan dengan daerah yang tidak ditumbuhi oleh lamun, menyebabkan padatnya hewan benthos. e. Kondisi padang lamun yang terlindungi dengan suplai makanan yang tinggi membuat tanaman lamun menjadi daya tarik bagi juvenil nekton dan nekton ukuran besar. Pada mulanya, vegetasi lamun dianggap mempunyai nilai ekonomis yang tidak terlalu penting, namun belakangan telah ditemukan beberapa bahan aktif yang berasal dari daun lamun. Selain itu pada ekosistem padang lamun hidup berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi, antara lain Siganus spp, Lethrinus spp, Lutjanus spp, Epinephelus spp , dan sebagainya Tomascik et al. 1997. Salah satu fungsi utama padang lamun adalah sebagai tempat berlindung atau tempat tinggal sementara hewan-hewan muda juvenil dan dewasa yang banyak di antaranya adalah hewan-hewan yang memiliki nilai penting secara komersil dan rekreasi Arifin 2001. Lamun adalah type tanaman yang memiliki produktivitas biologi yang tinggi, secara ekologis tanaman angiospermae laut ini memiliki manfaat sebagai sumber makanan bagi avertebrata dan vertebrata, teripang, ikan Acanthuridae dan Scaridae, penyu, bebek, angsa. Kennish 1990 menyatakan bahwa lamun yang berasosiasi dengan alga di Tanjung Texas menjadi sumber nutrien primer bagi udang dan ikan. Lebih dari 340 hewan yang mengkonsumsi lamun di daerah tersebut. Sedikitnya terdapat spesies avertebrata yang memakan secara langsung daun lamun, selebihnya jatuh ke dasar menjadi sumber detritus. Tingginya jumlah avertebrata dan ikan di daerah padang lamun karena biota tersebut menggunakan padang lamun sebagai tempat bertelur, mencari makan dan tempat memijah Kennish 1990.

2.2.3 Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asinpayau Santoso 2000. Ekosistem mangrove mempunyai arti yang penting karena memiliki fungsi ekologis yang dapat dilihat baik dari aspek fisika, kimia dan biologi. Fungsi ekologi ditinjau dari aspek fisika adalah 1 terjadinya mekanisme hubungan antara komponen-komponen dalam ekosistem mangrove serta hubungan antara ekosistem mangrove dengan ekosistem lain seperti padang lamun dan terumbu karang; 2 dengan sistem perakaran yang ekstensif, kuat dan kokoh mangrove mempunyai kemampuan meredam gelombang, menahan lumpur dan melindungi pantai dari erosi, gelombang pasang dan angin topan; dan 3 mangrove yang tumbuh di daerah estuaria atau rawa juga dapat berfungsi untuk mengurangi bencana banjir. Ketiga fungsi ini akan menjadi hilang seiring dengan punahnya hutan mangrove baik melalui penebangan, alih fungsi maupun karena mengalami degradasi. Dari aspek biologis mangrove sangat penting untuk tetap menjaga kestabilan produktifitas dan ketersediaan sumberdaya hayati wilayah pesisir. Hal ini mengingat bahwa mangrove berperan penting sebagai daerah asuhan nursery ground dan pemijahan spawning ground bagi beberapa biota perairan seperti udang, ikan dan kerang. Ekosistem mangrove juga berperan sebagai habitat tempat tinggal, tempat mencari makan feeding ground, tempat asuhan dan pembesaran nursery ground, tempat pemijahan spawning ground bagi organisme yang hidup di padang lamun ataupun terumbu karang. Di samping hal- hal tersebut di atas, ekosistem tersebut juga menjadi tempat migrasi atau sekedar berkelana organisme-organisme perairan, dari hutan mangrove ke padang lamun kemudian ke terumbu karang atau sebaliknya. Fungsi ekologis dan ekonomis hutan mangrove adalah Santoso Arifin 1998: a. Fungsi ekologis : • pelindung garis pantai dari abrasi; • mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan; • mencegah intrusi air laut ke daratan; • tempat berpijah aneka biota laut; • tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mamalia, reptil, dan serangga; • sebagai pengatur iklim mikro. b. Fungsi ekonomis : • penghasil keperluan rumah tangga kayu bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat-obatan; • penghasil keperluan industri bahan baku kertas, tekstil, kosmetik, penyamak kulit, pewarna; • penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang, madu, dan telur burung; • pariwisata, penelitian, dan pendidikan. Konversi lahan mangrove menjadi areal tambak dan kebutuhan akan kayu bakar, bahan bangunan merupakan penyebab kerusakan mangrove di wilayah pesisir. Selain itu pembukaan lahan mangrove untuk areal pemukiman menjadi salah satu faktor kerusakan mangrove.

2.3 Kawasan Konservasi Laut

Dalam rangka mengatasi dergradasi sumber daya kelautan di Indonesia, diperlukan suatu desain pengelolaan yang komprehensif. Desain pengelolaan ini diharapkan dapat menyatukan beberapa kebijakan yang ada sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Desain pengelolaan tersebut adalah