Metode Analisis Posisi Sistem Pendidikan

angka partisipsi murni APM, dan sejenisnya yang dapat dijadikan sebagai indikator pemerataan pendidikan; 2 tingkat pengangguran angkatan kerja, proporsi pengangguran, dan sebagainya sebagai indikator relevansi; 3 angka efisiensi edukasi AEE berdasarkan data kenaikan kelas, kelulusan, mengulang, putus sekolah, sebagai indikator efisiensi; 4 angka kelulusan, melanjutkan sekolah transition rates, nilai evaluasi belajar sebagai indikator kualitas pendidikan. Dapat juga dikembangkan berbagai parameter indikator kelaikan perangkat komponen sistemnya, seperti rasio peserta didik dengan guru, ruang belajar, laboratorium, dan perpustakaan. Semua itu pada akhirnya dapat diorganisasikan dan diinterpretasikan lebih lanjut berdasarkan indikator kriteria penilaian tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada pada organisasi. Keempat faktor tersebut bermakna bahwa 1 kekuatan adalah keberhasilan atau arah kecenderungan yang mendekati kriteria ideal yang diharapkan atau keuntungan-keuntungan yang positif dan dirasakan oleh stakeholders; 2 faktor kelemahan adalah hambatan- hambatan utama yang dipandang dapat menghambat pencapaian prestasi yang diharapkan; 3 faktor peluang adalah bakal keuntungan atau dapat dipandang akan menunjang pencapaian prestasi atau kinerja yang diharapkan, bila mampu memanfaatkan atau memberdayakannya; serta 4 faktor ancaman atau situasi dan kondisi berkaitan dengan masalah yang diantisipasi akan menimbulkan hambatan Abin Syamsuddin 1996.

E. Kondisi Internal Sistem Pendidikan

1. Unit Analisis

Di atas telah dikemukakan bahwa fokus sasaran analisis posisi sistem pendidikan ditujukan pada upaya untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang posisi sistem pendidikan pada saat ini, baik berkaitan dengan kelayakan 2. ANALISIS POSISI SISTEM PENDIDIKAN 31 keseluruhan perangkat sistemnya maupun kelayakan kinerjanya. Oleh sebab itu, perlu ditetapkan dulu pada tingkat atau jenjang dan jenis satuan atau unit sistem organisasi yang mana analisis posisi sistem pendidikan itu hendak dilakukan. Apakah pada tingkat makro, meso, mikro atau satuan pendidikan sekolah, program studi, pusat pendidikan dan latihan, biro atau bagian, lembaga, unit pelaksana teknis.

2. Substansi Telaahan

Bidang hasil pokok atau key result areas KRA terdiri atas sejumlah bidang kegiatan dengan indikator kelayakan hasil dan kinerjanya serta perangkat komponen dasar dan penunjang dengan indikator kelayakan persyaratan ambangnya yang dipandang strategis langsung berkontribusi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran sistem yang bersangkutan, yang bervariasi sesuai dengan tingkat, jenjang, dan jenis atau kekhususan unit kerjanya. Hal-hal yang berkaitan dengan unsurunsur 5M man, material, money, method, and machine, walaupun ketentuan tentang jumlah, kualifikasi, dan persyaratan ambangnya berbeda, telah dimaklumi bahwa pada tingkat sistem pendidikan yang paling sederhana sekalipun, unsur dan variabelnya cukup rumit kompleks. Oleh karena itu perlu dilakukan pilihan yang tepat, di antaranya yang dipandang paling bernilai strategis untuk diikutsertakan ke dalam sasarannya. Abin Syamsuddin 1996 mengemukakan bahwa selain terdapat berbagai pendekatan, juga peranan kebijakan dan kemauan politik political will dari pihak stakeholders, terutama pemerintah sangat determinan dalam menentukan prioritas hasil yang diharapkan. Sebagai contoh, yang dianut di Indonesia selama ini ialah berpijak pada kebijakan penetapan prioritas pembangunan nasional di bidang pendidikan, yang dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun REPELITA yang ke-VI diletakan pada tematema strategis seperti 1 pemerataan dan perluasan kesempatan 3 2 PERENCANAAN PENDIDIKAN