Faktor Eksternal Lainnya Hasil Analisis Internal Sistem Pendidikan
Faktor Ilmu Pengatahuan dan Teknologi. Masalah
ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang dapat menentukan nasib bangsa, terutama menghadapi era
globalisasi dan industrialisasi. Namun sayang, perkembangan dan dinamika perlakuannya sangat tidak
mudah diramalkan, melainkan selalu berada dalam kondisi yang relatif dan keniscayaan. Dampaknya dapat positif dan
menguntungkan, tetapi dapat juga sebaliknya. Industrialisasi dapat memberi peluang pekerjaan, kemudahan, dan
kenikmatan. Namun ia juga dapat membawa bencana, seperti pencemaran nilainilai budaya, agama dan
kemanusiaan, serta pencemaran lingkungan.
Akan tetapi karena sifatnya yang demikian itu, maka kedudukan iptek menjadi sangat penting dalam sistem
pendidikan. Nilai dan substansi iptek dikemas dalam kurikulum serta fasilitasnya dimanfaatkan, sehingga dapat
menunjang kecanggihan proses penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan. Pada gilirannya nanti, peserta didik
sebagai calon warga masyarakat masa depan akan mampu menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan daya
manfaat yang optimal dan menghindarkan diri dari dampak negatifnya.
Faktor Sosial-politik. Masalah sosial politik
sesungguhnya lebih bernuansa nasional. Seperti halnya ilmu pengetahuan dan teknologi, masalah sosial politik juga
selalu menjadi sorotan seluruh dunia. Akan tetapi, sebagaimana halnya iptek, sospol itu dapat mengandung
valensi dan dampak positif yang menguntungkan tetapi dapat juga sebaliknya.
Atas dasar itu juga, kontribusi dan peranannya bagi pengembangan dan pembangunan sistem pendidikan
nasional amat penting. Keputusan politik seperti GBHN, dapat memacu akselerasi pembangunan sistem pendidikan
nasional. Wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
jasa sosial politik. Dinamika sosial politik juga dapat
2. ANALISIS POSISI SISTEM PENDIDIKAN
47
memacu kompetisi sehat dalam tata kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Faktor Pertahanan dan Keamanan. Penyelenggaraan
sistem pendidikan nasional mustahil dapat berjalan mulus dan sehat tanpa terciptanya situasi dan kondisi pertahanan
dan keamanan yang kondusif. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan itu merupakan pra-kondisi bagi
pengembangan posisi pendidikan masa depan yang penuh persaingan. Karena itu merupakan pembinaan sikap mental,
kesadaran berbangsa dan bernegara juga sangat strategis untuk dikembangkan melalui proses pendidikan.
Faktor Sosio-Kultural dan Agama. Masalah sosio-
kultural merupakan faktor determinan eksternal pendidikan. Bangsa Indosesia memiliki kebhinekaan budaya yang sangat
kaya. Dalam hal tertentu dapat amat bermanfaat dan menunjang, bahkan menentukan ciriciri khas pendidikan.
Atas dasar itu, UUSPN No. 2 Tahun 1989 ataupun dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 memberi peluang bagi
pembinaan dan pelestarian khazanah budaya, khususnya di sentra sentra budaya daerah. Bahkan diberi tempat secara
khusus dalam format kurikulum “muatan lokal”. Namun demikian, unsur budaya yang bermuatan kurang
menguntungkan, baik lokal maupun global memerlukan adanya pembenahan sebagaimana mestinya. Dalam hal ini,
pendidikan berperan sebagai sarana filterisasi atas kandungan nilai-nilai substantif budaya tersebut.
Demikian juga faktor agama, kontribusinya sangat besar dan determinan dalam pengembangan sistem pendidikan
nasional. Agama bukan saja menjadi salah satu muatan kurikulum dalam sistem pendidikan nasional, melainkan juga
dapat menunjang akselerasi pemerataan pendidikan bangsa. Namun demikian, bukan berarti tidak bervalensi
yang rentan pula: masalah suku, ras, dan agama SARA merupakan hal yang perlu pembinaan secara bijaksana
melalui sistem pendidikan nasional. 4
8
PERENCANAAN PENDIDIKAN