pendidikan penduduk, dari yang semula dianggap cukup tamatan SD atau yang sederajat menjadi minimal harus
menamatkan pendidikan hingga SLTP atau yang sederajat. Dengan demikian, upaya penuntasan wajib
belajar pendidikan dasar merupakan perwujudan dari upaya peningkatan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan secara umum hanya dapat terwujud jika setiap sekolah beserta perangkatnya
melakukan upaya perbaikan secara terus-menerus. Sasarannya adalah setiap peserta didik mengalami proses
pembelajaran yang bermakna bagi dirinya. Setiap individu peserta didik harus dapat menyelesaikan tugas-tugas
belajarnya
learning task dengan hasil yang optimal. Hasil belajar yang mudah terukur antara lain dalam
bentuk nilai hasil belajar NEM dan sejenisnya. Sementara hasil belajar dalam bentuk perubahan sikap
dan perilaku sangat komplek pengukurannya. Oleh karena itu, NEM sering kali dijadikan sebagai ukuran tingkat
keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan tugas- tugas belajarnya.
Ada beberapa indikator tingkat keberhasilan suatu sekolah dilihat dari produk yang dihasilkannya, antara lain
sekolah dipandang berhasil jika: 1 dapat menghasilkan lulusan dalam jumlah yang optimal dan dengan nilai yang
rata-rata tinggi; 2 dapat menekan sekecil mungkin angka putus sekolah dan mengulang kelas; 3 banyak
lulusan yang dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi, dengan pilihan ke sekolah-sekolah atau
lembaga pendidikan yang dipandang terkemuka dan berbobot; 4 lulusan yang tidak melanjutkan memiliki
keahlian yang memadai untuk dapat bekerja secara mandiri. Akumulasi jumlah dan mutu lulusan suatu
sekolah merupakan perwujudan “mutu sekolah”. Gabungan dari nilai rata-rata nilai per sekolah di dalam
suatu wilayah merupakan indikator mutu pendidikan di wilayah itu. Kaitan antara mutu lulusan, mutu sekolah,
dan mutu pendidikan suatu wilayah dapat dilukiskan sebagai berikut.
19 2
PERENCANAAN PENDIDIKAN
Mutu Pendidikan Suatu wilayah
Mutu Sekolah Mutu
Lulusa n
Mutu Sekolah Mutu Pendidikan Suatu
wilayah
Diagram 7.3 Kaitan mutu lulusan, mutu sekolah, dan
mutu pendidikan suatu wilayah
2. Model Sinergi Penuntasan Wajib Belajar dan Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa antara penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu
pendiikan dasar pada akhirnya bermuara pada tujuan yang sama, yakni meningkatkan kualitas pendidikan, baik
pada tataran individu maupun masyarakat. Keduanya saling mendukung dalam mewujudkan pendidikan yang
bermutu dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Perbedaan keduanya pada misi dan strategi yang
ditempuhnya, penuntasan wajar menggunakan unit analisis kependudukan dan kependidikan pada suatu
wilayah kabupaten atau kecamatan. Dengan teknik analisis kohor, perencana di tingkat kabupaten dapat
menghitung berapa daya tampung yang diperlukan, berapa daya tampung yang ada, dan berapa
kekurangannya, di wilayah mana perlu dibangun unit gedung baru UGB, sekolah mana yang memerlukan
ruang kelas baru RKB, berapa banyak di suatu wilayah memerlukan tambahan guru dan fasilitas pendidikan
7. PERENCANAAN PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
193
lainnya, serta layanan pendidikan apa saja yang perlu disediakan sesuai dengan karakteristik wilayah dan
masyarakat setempat. Itu sebabnya, perencanaan penuntasan wajib belajar lebih tepat menggunakan
pendekatan perencanaan berbasis kabupaten.
Peningkatan mutu akan lebih bermakna apabila dilakukan secara mandiri oleh masing-masing sekolah
School-Based Quality Manajement karena warga sekolah yang bersangkutan yang lebih tahu apa-apa yang harus
diperbaiki dan ditingkatkannya. Kepala sekolah merupakan faktor kunci keberhasilan dalam peningkatan
mutu pendidikan pada tataran sekolahnya, Sementara Kandep beserta perangkatnya berperan sebagai fasilitator
dan dinamisator bagi sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya. Paduan keduanya diharapkan mampu
memberi kesempatan pendidikan kepada semua warga dengan mutu yang memadai baik. Model sinergi
penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar dapat dilukiskan sebagai pada Diagram
7.4 di bawah ini.
PROFIL
Perencanaan Manajemen Pend. Mutu Pend. Wilayah :
Pendid.
Berbasis KabKodKec. APK APM
Menurut
1. Akurasi Data Informasi X-NEM PHB
Wilayah
2. Analisis Kohort Kependudukan Angka Transisi
3. Usulan Program Penuntasan
Angka Kelulusan 4.
Pemetaan Pendidikan Angka Melanjutkan
Termasuk Pemerataan Mutu Tk. Pend. Penduduk
Strategi :
Pemera-
taan Mutu
Manajemen Mutu Berbasis Sekolah 1. Kepala Sekolah yang handalProf.
Mutu Kelembagaan : dan Mandiri
X-NEM PHB
PROFIL
2. Jumlah Kualifikasi Guru Memadai, Angka Transisi
Kesejahteraan Guru Diperhatikan
Kelem-
Angka Kelulusan 3. Murid2 Memenuhi Standar Minimal
19 4
PERENCANAAN PENDIDIKAN
bagaan
4. Fasilitas Belajar Memadai Angka Melanjutkan
Pendid.
5. Keuangan Sekolah Memadai Sekolah Terstandar
6. Proses Belajar Aktual Bermakna
Diagram 7.4 Model sinergi
penuntasan peningkatan mutu Dikdas
wajar dan
3. Kriteria Keberhasilan
Upaya penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dipandang berhasil apabila setiap orang
di setiap unit kerja selalu berupaya untuk menciptakan kondisi yang mendukug terjadinya perbaikan, dalam
jumlah dan kualitas sesuai keperluan, baik ditinjau dari segi
input, proses, maupun hasil-hasil yang dicapainya. Sedikit perbaikan akan lebih berarti daripada tidak ada
perbaikan atau bahkan mengalami kemunduran. Hal ini mengandung arti bahwa setiap orang tahun posisi diri dan
lembaganya, tahu kekurangan dan kelebihannya, tahu apa yang harus diupayakannya, dan bersama-sama
berusaha untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Akses yang memadai, baik dari segi jumlah
maupun model pembelajaran yang dibutuhkan dan proses pembelajaran dapat memenuhi kebutuhan dan harapan
peserta didik dalam mengembangkan potensinya.
4. Prasarat Keterlaksanaan Model Sinergi Penuntasan Wajib Belajar dan Peningkatan
Mutu Pendidikan Dasar
Berdasarkan kriteria tersebut, maka evaluasi diri dan pertimbangan-pertimbangan kondisi lingkungan eksternal
pendidikan menjadi prasarat bagi keterlaksanaan model sinergi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu
pendidikan dasar. Prasyarat bagi keterlaksanaan model sinergi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu
pendidikan dasar adalah komitmen semua pihak terkait. Hal tersebut dimaksudkan untuk saling mendukung sesuai
dengan kemampuan dan kesempatan masing-masing serta mengutamakan pelibatan potensi dan partisipasi
7. PERENCANAAN PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
195