peningkatan mutu pendidikan di Bengkulu. 1 Peluang-peluang dan tantangan-tantangan eksternal
apa yang dapat menunjang atau menghambat penuntasan wajib belajar dan upaya peningkatan
mutu pendidikan. 2 Kekuatankekuatan dan kelemahan-kelemahan internal apa saja yang dapat
menunjang atau menghambat penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan.
C. Tujuan Kajian Masalah Pendidikan
Kajian ini ditujukan untuk merumuskan alternatif model perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan
wajib belajar dan upaya peningkatan mutu pendidikan dasar. Sebelum dapat merumuskan alternatif model
tersebut, terlebih dahulu diperlukan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan antara atau tujuan khusus
sebagai berikut. Mendeskripsikan profil lingkungan eksternal pendidikan yang berpengaruh terhadap
percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar.
1. Mendeskripsikan profil internal pengelolaan pendidikan di Bengkulu, terutama dalam kaitannya
dengan tingkat partisipasi pendidikan, kecenderungan melanjutkan, keadaan pendidikan, dan elastisitas
pengelolaan pendidikan.
2. Mendeskripsikan profil sistem informasi pengelolaan wajib belajar pendidikan dasar, terutama berkaitan
dengan masalah akurasi data dan informasi, serta kinerja tim koordinasi wajib belajar pendidikan dasar
di Provinsi Bengkulu.
3. Mendeskripsikan sejauhmana
implementasi perencanaan dan manajemen SLTP dapat dijadikan
sebagai bahan kajian dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dasar, khususnya pada jenjang SLTP.
13 2
PERENCANAAN PENDIDIKAN
4. Menganalisis faktor-faktor strategis dari keempat profil tersebut di atas guna merumuskan alternatif model
perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar.
Sesuai dengan tujuan kajian tersebut, produk kajian ini adalah rumusan
alternatif model perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan
peningkatan mutu pendidikan dasar. Alternatif model tersebut diharapkan bermanfaat, baik secara teoretis
maupun praktis. Secara teoretis, hasil kajian ini diharapkan dapat melengkapi bahan keterbacaan tentang
perencanaan strategis bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar. Secara
praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan atau bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan bagi percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar.
D. Kerangka Berpikir dan Proposisi Kajian
1. Kerangka Berpikir Pengkajian
Model paradigma pengkajian penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu
model yang dijadikan acuan oleh penulis dalam melaksanakan kajiannya. Bogdan Bikclen 1992:33
menyatakan bahwa paradigma adalah sejumlah asumsi, konsep atau proposisiprososisi yang diyakini kebenaran
atau ketidakbenarannya, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Kerangka berpikir penelitian tentang
akselerasi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan dasar disusun berdasarkan asumsi-
asumsi dan fenomena sebagaimana dikemukakan pada latar belakang, secara visual disajikan pada Diagram 5.1
di bawah ini.
5. KAJIAN MASALAH PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
133
Diagram 5.1 Kerangka berpikir penelitian tentang akselerasi penuntasan wajib belajar dan
peningkatan mutu Dikdas Paradigma berpikir logis sebagaimana tersaji pada
Diagram 5.1 dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut.
Pertama, pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha sebagai
stakeholders output pendidikan memerlukan sumber daya manusia yang terdidik dan
berkualitas. Pendidikan adalah wahana yang paling tepat untuk menghasilkan sumber daya manusia dalam jumlah
dan kualifikasi pendidikan yang memadai. Sehubungan dengan masih rendahnya tingkat pendidikan penduduk
dan kualitas pendidikan, maka prioritas pembangunan pendidikan ditekankan pada upaya: 1 percepatan
penuntasan wajib belajar dan 2 peningkatan mutu pendidikan.
Kedua, untuk menghasilkan alternatif model 13
4
PERENCANAAN PENDIDIKAN
STAKEHOLDER S
OUTPUT PEND. :
Pemerintah Masyarakat
Dunia Usaha
PRIORITAS PEMB. PEND.
Penuntasan Wajar
Peningkatan Mutu
PERSARATAN AMBANG X:
Penuntasan Wajar DIKDAS
- Data Kependudukan dan Data
Kependidikan Akurat, Tepat
- Daya Tampung Cukup
- Partisipasi Tinggi, Tanpa DO,
Lulusan SDMI Melanjutkan
Peningkatan Mutu Dikdas
- Mutu Masukan SLTP.
- Jumlah Kualifikasi Guru
1 D2 untu SD dan
2 D3S1 untuk SLTP
- Jumlah Kondisi Fasiltas
- Frekuensi Mutu Layanan
- Jumlah dan Mutu Lulusan
PROFIL PENDIDIKAN DASAR :
KINERJA PENUNTASAN WAJAR DAN
PENINGKATAN MUTU DIKDAS X1:
Upaya dan Capaian Target Penuntasan
- Ketersediaan Data Kependudukan dan
Data Kependidikan Data Enrolment
- Capaian Target Daya Tampung
- Capaian Partisipasi APK, DO, Melan-
jutkan Upaya dan Capaian Target
Mutu - NEM Lulusan
SDMI - Jumlah Kualifikasi
Guru - Jumlah Kondisi
Fasiltas - Frekuensi Mutu Layanan
Manajemen, PBM, BP, Ekstra-Kurikuler,
dlsb. - Jumlah dan Mutu Lulusan Dalam
NEM
KESENJANGAN DALAM IMPLEMENTASI SIS-
PERMEN HASIL-HASIL UPAYA PENUNTASAN
WAJAR PENINGKATAN MUTU DIKDAS X2:
Target Penuntasan yang belum tercapai.
Dalam hal apa, dan mengapa?
Target Peningkatan Mutu yang belum ter-
capai. Dalam hal apa, dan
mengapa?
INTERVENSI BAGI AKSELERASI PENUN
TASAN WAJAR PENINGKATAN MUTU
DIKDAS X3
Intervensi Akselerasi Target Penuntasan
Bagaimana, berapa, kapan, oleh siapa?
Intervensi Akselerasi Target Peningkatan
Mutu Dikdas.
Bagaimana, berapa, kapan, oleh siapa?
percepatan tersebut diperlukan adanya intervensi pemberdayaan bagi akselerasi penuntasan wajib belajar
dan peningkatan mutu pendidikan, terlebih dahulu perlu ditetapkan persyaratan ambang bagi penuntasan wajib
belajar dan peningkatan mutu pendidikan.
Ketiga, kajian tentang profil pendidikan pada tingkat wilayah meliputi
upaya dan capaian target penuntasan wajib belajar, seperti a ketersediaan dan akurasi data kependudukan;
b ketersediaan dan akurasi data kependidikan; c capaian target daya tampung; dan d capaian target
partisipasi pendidikan dalam bentuk APK, DO, dan angka melanjutkan. Sementara upaya dan capaian target mutu
kelembagaan pendidikan tercermin pada: a NEM lulusan SDMI; b jumlah dan kualifikasi guru; c jumlah dan
kondisi fasilitas; d frekuensi dan mutu layanan; serta e jumlah dan mutu lulusan yang tercermin dalam
NEMNUAN SLTP.
Keempat, deviasi antara persyaratan ambang dengan profil pendidikan diidentifikasi sebagai
kesenjangan implementasi perencanaan, yang memerlukan model intervensi perencanaan strategis bagi
percepatan penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan.
2. Proposisi Tentang Wajib belajar dan Mutu Pendidikan
Berdasarkan kerangka pemikiran sebelumnya, berikut ini dikemukakan proposisi-proposisi yang dapat dijadikan
acuan dalam mengkaji, memaknai, dan menganalisis fenomena berkaitan dengan implementasi sistem
perencanaan dan manajemen pendidikan dasar guna perumusan model intervensi pemberdayaan perencanaan
strategis bagi penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan.
a. Urgensi dan Ruang Lingkup Penuntasan Wajib Belajar dan Peningkatan Mutu Pendidikan
1. Penuntasan wajib belajar dan peningkatan mutu pendidikan merupakan prioritas dalam pembangunan
5. KAJIAN MASALAH PENUNTASAN WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
135