Sistem Kependudukan Hasil Analisis Internal Sistem Pendidikan
pendidikan dapat direncanakan secara memadai. Hanya dengan data kependudukan yang akurat, para perencana
dapat menghitung angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni secara tepat.
Sasaran telaahan kependudukan yang lazim ialah tentang karakteristik dinamika pertumbuhan dan
perkembangan kependudukan. Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perilaku kependudukan itu, antara lain 1
fertilitas kelahiran, 2 mortalitas kematian, dan 3 mobilitas perpindahan atau migrasi. Dengan demikian,
studi kependudukan pada umumnya diarahkan pada upaya untuk menelaah hal-hal tersebut dalam rangka pemahaman
terhadap
karakteristik arah
kecenderungan pertumbuhannya.
Angka pertumbuhan rate of growth merupakan salah
satu indikator yang lazim dijadikan indikator kecenderungan pertumbuhan penduduk pada kurun waktu tertentu. Dengan
memahami indikator pertumbuhan pada kurun waktu tertentu 5–10 tahun yang lalu, maka akan dapat
diproyeksikan kecenderungan pertumbuhannya pada masa mendatang dalam rentangan waktu serupa. Proyeksi
pertumbuhan penduduk itu pada dasarnya dapat dideteksi dengan mengoperasikan formula umum sebagai berikut:
tn = to + Kelahiran Kematian - Migrasi Keterangan:
tn = Jumlah penduduk yang diproyeksikan pada tahun tertentu
to = Jumlah penduduk pada tahun dasar Metode pendekatan analisis proyeksi kependudukan
tersebut akan dapat dioperasikan, asalkan data kelahiran, kematian, dan migrasi perpindahan tersedia untuk satu
kesatuan wilayah tertentu kecamatan, kabupatenkota, provinsi, nasional. Data tersebut dapat diperoleh dengan
berbagai cara, antara lain melalui sensus atau survei. Secara nasional, di Indonesia pernah dilakukan survei dan
2. ANALISIS POSISI SISTEM PENDIDIKAN
43
sensus yang datanya tersedia di BPS: 1 Sensus Penduduk SP 1961; 2 Sensus Penduduk SP 1971; Sensus
Penduduk SP 1980; serta 3 Sensus Penduduk Antar- Sensus SUPAS 1985; Sensus Penduduk SP 1990, 2000,
dan 2010.
Data pada BPS tersebut dapat dimanfaatkan sebagai acuan bagi para perencana pendidikan. Akan tetapi jika
diharapkan data segar dan mutakhir, maka harus melakukan survei sendiri. Telah dimaklumi bersama bahwa data
populasi penduduk usia pendidikan masing-masing adalah: 1 SD = 7–12 tahun; 2 SLTP = 13–15 tahun; 3 SLTA =
16–18 tahun; 4 PT = 19–24 tahun; 5 PLS = 10–44 tahun yang terakomodasikan di sekolah dapat dan lazim dijadikan
dasar untuk mendeteksi Angka Partisipasi Pendidikan, baik untuk angka partisipasi kasar maupun angka partisipasi
murni.
Suatu hal yang patut diperhatikan dalam pemanfaatan data
kependudukan adalah
untuk proyeksi
komponenkomponen sarana dan prasarana pendidikan agar tidak terjadi pemborosan, perhatikan benar bahwa angka
kelahiran cenderung semakin menurun berkat keberhasilan program Keluarga Berencana. Selain itu, perkembangan
penduduk di kawasan industri yang cenderung meningkat karena adanya migrasi yang disebabkan oleh terbukanya
kesempatan kerja. Jika tidak diperhitungkan dalam perencanaan pendidikan, maka akan berakibat pada
timbulnya permasalahan pendidikan.