Sistem Ketenagakerjaan Hasil Analisis Internal Sistem Pendidikan
penganggur, menandakan kenyataan masih cukup lebarnya jurang antara kebutuhan dan persediaan akan tenaga kerja.
Atas kenyataan seperti itu, sistem pendidikan cenderung diposisikan sebagai salah satu pihak yang bertanggung
jawab terhadap adanya pengangguran. Oleh karena itu pemahaman tentang sistem kekaryaan amat penting bagi
para penyelenggara dan pengelola sistem pendidikan agar lebih mampu menyelenggarakan perbaikan atau posisi
sistemnya menyongsong masyarakat industri mendatang.
Secara konvensional, studi tentang ketenagakerjaan lazim dilakukan sendiri-sendiri, yang berfokus pada upaya
pemahaman tentang kebutuhan akan tenaga kerja dengan segala seluk beluknya sampai pada deskripsi struktur
ketenagakerjaan dengan segala kualifikasinya untuk setiap jenis bidang pekerjaan. Di lain pihak, studi tentang
persediaan tenaga kerja dengan basis data tentang perkembangan kependudukan serta penyiapannya melalui
sistem pendidikan dan pelatihan. Dalam rangka studi PSDM telah ada upaya untuk menggabungkannya secara terpadu,
sehingga memungkinkan dikembangkannya suatu model strategi penyeimbangan antara persediaan dan kebutuhan
akan tenaga kerja.
Strategi pendekatan PSDM terpadu itu pada prinsipnya sangat logis dan secara metodologis bukan merupakan hal
yang sulit, mengingat keduanya juga menggunakan data kependudukan serta dapat menggunakan analisis kohor,
seperti yang lazim digunakan dalam proyeksi enrolmen atau analisis arus murid. Selebihnya diperkaya dengan model
analisis kebutuhan akan tenaga kerja, antara lain 1 model sederhanarasio tetap; 2 model elastisitas; 3 fungsi
produksi; dan 4 model
input-output. Dengan pendekatanpendekatan tersebut selain dapat diidentifikasi
jumlah dan kebutuhan akan tenaga kerja dengan proyeksinya dari waktu ke waktu, juga perkembangan
penyediaannya.
2. ANALISIS POSISI SISTEM PENDIDIKAN
45
Data kependudukan dan data persediaan tenaga kerja terdidik dapat serupa dengan keperluan analisis proyeksi
enrolmen dan analisis arus peserta didik. Sementara data ketenagakerjaan yang bertalian dengan tenaga angkatan
terdidik, tenaga angkatan kerja TAK, bukan angkatan kerja BAK, serta angka partisipasi angkatan kerja APAK pada
dasarnya dapat digunakan data dokumentasi statistik atau data proyeksi yang tersedia. Data ketenagakerjaan dapat
diperoleh dari biro pusat statistik BPS, antara lain laporan hasil survei, seperti 1 survei angkatan kerja nasional
SAKERNAS 1976; SAKERNAS 1977; SAKERNAS 1978; survei sosial ekonomi SUSENAS 1982; SAKERNAS 1986– 1990
Abin 1996. Data dan informasi ketenagakerjaan itu teramat penting untuk perencanaan penyiapan tenaga kerja terdidik,
pengendalian program-program studi, serta pengembangan kurikulum dan strategi penyelenggaraan pendidikan yang
menunjang pelaksanaan konsep
link and match, termasuk pengembangan program pendidikan sistem ganda.