Kebijakan wajib belajar pendidikan dasar masih menghadapi masalah dan tantangan yang amat berat.
Oleh karena itu diperlukan adanya upaya yang sistematis dan terarah untuk jangka panjang dalam manajemen
waktu, biaya, tenaga, dan sumber-sumber lainnya. Di sinilah peranan perencanaan strategis dalam penanganan
wajib belajar pendidikan dasar amat diperlukan.
Taktik dan strategi yang telah dikemukakan dalam uraian terdahulu telah cukup memberikan arah bagi
penyusunan rencana guna menuntaskan target populasi. Dengan memperhitungkan angka-angka yang diperoleh
sesuai dengan kriteria analisisnya, menindaklanjutinya dengan mengadakan analisis situasi, analisis posisi,
analisis proyeksi, memotret potensi wilayah, potensi sumber daya yang dimiliki, maka rencana penuntasan
wajib belajar dapat dirumuskan, sekaligus dapat dirancang hingga suatu wilayah dapat merampungkan
misi penuntasan wajib belajar.
B. Indikator Penuntasan Wajib Belajar
Beberapa indikator yang perlu ditelaah guna mengukur tingkat keberhasilan upaya pemerataan
pendidikan atau penuntasan wajib belajar, antara lain 1 angka partisipasi kasar; 2 angka partisipasi murni; 3
angka melanjutkan; 4 rasio murid persekolah; 5 rasio murid per kelas; 6 rasio murid per guru; 7 rasio kelas
per guru; 8 rasio kelas per ruang kelas; dan 9 rasio guru per sekolah.
Data yang diperlukan untuk menyusun indikator pemerataan antara lain 1 penduduk usia sekolah 7–12
tahun, 13–15 tahun, 16–18 tahun, dan 19–24 tahun; 2 penduduk usia masuk sekolah usia 6 dan 7 tahun; 3
murid menurut lokasi; 4 murid baru tingkat I; 5 murid menurut kelas; 6 lulusan; 7 sekolah menurut status
sekolah; 8 kelas; 9 guru; dan 10 ruang kelas. 5
2
PERENCANAAN PENDIDIKAN
Standar nilai ideal indikator pemerataan pendidikan disajikan pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Standar ideal indikator pemerataan pendidikan dasar
No .
Indikator Pemerataan Pendidikan
Standar Ideal SD
SLTP
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. Angka Partisipasi Kasar
Angka Partisipasi Murni Angka Melanjutkan
Rasio MuridSekolah Rasio MuridRombel
Rasio MuridGuru Rasio RombelGuru
Rasio RombelRuang Kelas Rasio GuruSekolah
100 100
100 120-240
20-40 25
1 1
Rombel +3
100 100
100 180-360
20-40 sesuai bidang studi,
sesuai bidang studi, 1
sesuai bidang studi, Sumber: diadaptasi dari Ida Kintamani 1997:3
Interpretasi terhadap hasil perhitungan indikator penuntasan wajib belajar pendidikan dasar antara lain
sebagai berikut. a. Hasil perhitungan dari 9 indikator pemerataan
pendidikan tersebut adalah menentukan ada tidaknya pemerataan pendidikan di suatu daerah.
b. Pendidikan dikatakan merata bila hasil perhitungan pada masing-masing indikator sesuai dengan atau
mendekati standar nilai ideal. c. Namun untuk mendapatkan nilai ideal untuk suatu
daerah tidaklah mudah. Oleh karena itu, untuk menilai ada tidaknya pemerataan dapat digunakan norma
kabupatenkota, selain norma kabupatenkota dapat digunakan juga norma provinsi atau bahkan nasional.
3. WAJIB BELAJAR DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
53