Bojongsari yang terpadu yang mampu mendukung pengembangan wisata air di situ tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Yaping 1998 yaitu peningkatan
kualitas perairan suatu badan air dipercaya dapat meningkatkan nilai ekonomi dari badan air tersebut sebagai kawasan rekreasi.
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji pengelolaan Situ Sawangan-Bojongsari hingga saat ini.
2. Mengkaji kegiatan antropogenik sekitar Situ Sawangan-Bojongsari. 3. Menganalisis kualitas air Situ Sawangan-Bojongsari berdasarkan beberapa
parameter kualitas air yang ditetapkan oleh Pemerintah yang dapat mendukung kegiatan wisata air di Situ Sawangan-Bojongsari.
4. Mengkaji persepsi pengunjung situ dan tingkat pengetahuan masyarakat sekitar situ mengenai kondisi situ dan pengembangan wisata air Situ
Sawangan-Bojongsari. 5. Menyusun rekomendasi strategi pengelolaan kualitas perairan untuk
pengembangan wisata air Situ Sawangan-Bojongsari.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola dalam evaluasi penentuan kebijakan pengelolaan dan pengembangan pariwisata
situ di Kota Depok, khususnya Situ Sawangan-Bojongsari.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekologi Situ
Air merupakan bagian terbesar dari planet bumi karena jumlahnya yang melimpah. Sebagian besar air di dunia 99 berupa air asin di laut dan hanya
sebagian kecil yang merupakan air tawar yang ada dalam bentuk es, salju, dan gletzer Reid 1961. Selain itu, sisanya adalah berupa air tanah, air danau, dan air
sungai. Hanya sebagian kecil saja dari jumlah air yang terdapat di bumi yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh manusia.
Perairan laut Indonesia membentang seluas 5,8 juta km
2
, menutupi hampir 70 dari sekitar 7,8 juta km
2
wilayah Indonesia. Lautan tropis tersebut bersentuhan dengan 17.480 pulau besar dan kecil yang membentuk bibir pantai
sepanjang 95.186 km Mulyana Dermawan 2008. Indonesia memiliki 6 dari persediaan air dunia atau sekitar 21 dari persedian air Asia Pasifik, namun
kenyataannya selalu terjadi kelangkaan dan kesulitan air di berbagai daerah di Indonesia dari tahun ke tahun. Konsumsi air cenderung naik secara eksponensial,
sedangkan ketersediaan air bersih cenderung berkurang akibat kerusakan dan pencemaran lingkungan yang diperkirakan sebesar 15-35 per kapita per tahun
KLH 2010. Penurunan kuantitas air lebih banyak disebabkan oleh rusaknya daerah tangkapan air. Hal ini menyebabkan air tidak dapat meresap ke tanah
sehingga terjadi banjir pada musim hujan dan persediaan air menjadi berkurang pada musim kemarau. Selain itu, penurunan kualitas air juga terjadi yang
disebabkan oleh pencemaran berbagai limbah industri, rumah tangga, atau pertanian.
Air adalah kebutuhan pokok bagi kelangsungan kehidupan dan merupakan bagian terbesar dari tubuh makhluk hidup. Selain fungsi biologis, air juga
memiliki berbagai manfaat lain, khususnya bagi manusia. Sumberdaya air bagi manusia dapat dipandang dari beberapa sisi manfaat, yaitu a sebagai tempat,
terutama untuk perjalananperhubungan, b sebagai bahan untuk keperluan hidup dan berbagai usaha, dan c sebagai substratum untuk kehidupan flora dan fauna
perairan Soerianegara 1977. Meskipun air mampu mendatangkan manfaat, air juga dapat memberikan dampak perusak, seperti terjadinya banjir bandang yang
disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi. Banjir terjadi ketika volume genangan air meningkat sehingga debit alirannya meningkat, sedangkan daerah
resapan atau penampung air seperti waduk dan situ tidak memadai, belum lagi sistem drainase yang tidak berfungsi dengan baik.
Perairan tawar menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi jika dibandingkan dengan perairan asinlaut dan daratan, namun kepentingan
keberadaannya bagi manusia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan luasan maupun jumlahnya Odum 1994. Hal tersebut didasari oleh alasan bahwa
perairan tawar merupakan sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan manusia. Ekosistem air tawar juga menawarkan sistem pembuangan
yang paling mudah dan murah. Kesalahan dalam penggunaan sumberdaya ini dapat memperpendek umur pemanfaatan sumberdaya dan menambah upaya yang
harus dilakukan untuk memperbaikinya. Situ sebagai salah satu bentuk perairan tawar yang bersifat tergenang atau
tenang, biasa disebut dengan habitat lentik, memiliki peranan yang cukup besar di dalam ekosistem daratan. Situ adalah sebutan yang umum digunakan oleh
masyarakat di Jawa Barat untuk menggambarkan danau berukuran kecil. Di Jawa Barat, perairan situ memiliki ukuran dan kedalaman yang bervariasi yakni luas
mulai dari 1 sampai 160 hektar dan kedalaman berkisar antara 1 sampai 10 meter Sulastri 2003. Fungsi ekologis situ diantaranya ialah:
1. Habitat bagi berbagai jenis hewan dan tumbuhan Situ merupakan tempat hidup, berlindung, mencari makan, dan berkembang
biak bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan, bahkan beberapa adalah jenis endemik pada daerah tersebut. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan
bahwa situ adalah sebagai salah satu sumber keanekaragaman hayati di bumi. 2. Pengatur fungsi hidrologis
Keberadaan situ juga sangat erat kaitannya dengan siklus hidrologis di bumi. Situ dapat menampung air hujan dan limpasan air permukaan sehingga banjir
dan intrusi air laut dapat dicegah. Air situ bahkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber air cadangan ketika musim kemarau.
3. Penjaga sistem dan berbagai proses alami. Keberadaan situ juga dapat mempertahankan pasokan air tanah di areal
sekitarnya. Kelangsungan berbagai proses alami seperti siklus geomorfologi maupun biogeokimia di alam dapat terjaga oleh keberadaan situ.
4. Penjaga keseimbangan iklim mikro Udara di sekitar situ akan terasa lebih nyaman dan sejuk ketika musim kemarau
dan cuaca panas. Hal ini disebabkan oleh penguapan air situ sehingga kelembapan udara meningkat.
Situ dapat digolongkan ke dalam kelompok lahan basah daratan atau air tawar yang terbentuk secara alami maupun buatan Pramudianto 1994, Sulastri
2003. Hasil Konvensi Ramsar menyatakan bahwa lahan basah adalah daerah- daerah rawa, payau, lahan gambut, dan perairan alami maupun buatan, tetap
maupun sementara, perairan tergenang maupun mengalir yang airnya tawar, payau, atau asin, termasuk di dalamnya wilayah perairan laut yang kedalamannya
pada waktu air surut tidak lebih dari enam meter Millenium Ecosystem Assessment 2005. Lahan basah dijadikan oleh masyarakat di beberapa daerah
sebagai tempat untuk menggantungkan kebutuhan hidupnya. seperti situ yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memancing ikan atau mengairi lahan
pertanian. Manfaat yang dapat diperoleh oleh manusia selain dari manfaat ekologis
keberadaan situ meliputi manfaat ekonomi, manfaat pariwisata atau estetika, dan manfaat ilmiah. Situ adalah sumber penghasil berbagai jenis sumberdaya alam
bernilai ekonomis, seperti ikan, udang, dan kerang. Keindahan situ adalah potensi bagi bidang pariwisata. Pengembangan situ sebagai kawasan wisata menyebabkan
situ menjadi terpelihara sehingga fungsi ekologisnya pun dapat terjaga. Selain itu, hal tersebut dapat mendatangkan keuntungan secara ekonomi kepada masyarakat.
Keanekaragaman plasma nutfah yang terkandung di dalam kawasan situ merupakan objek penelitian yang selalu menarik perhatian kaum peneliti sehingga
situ dikatakan memiliki manfaat dalam bidang ilmiah atau ilmu pengetahuan.
2.2. Situ Sawangan-Bojongsari di Kota Depok