Total Suspended Solid TSSPadatan Tersuspensi Total, Kecerahan,
Effendi 2012. Padatan tersuspensi dapat meningkatkan nilai kekeruhan air, tidak terlarut, dan tidak dapat mengendap langsung. Kekeruhan yang terjadi kemudian
dapat menghambat
penetrasi cahaya
matahari ke
dalam air
sehingga mempengaruhi proses fotosintesis dalam air.
Nilai TSS pada semua stasiun menunjukkan nilai di bawah batas maksimal Baku Mutu Air Kelas II yang ditetapkan dalam PP No. 82 Tahun 2001 sebesar 6
mgL. Nilai TSS tertinggi diperoleh dari sampel yang berasal dari bagian inlet situ yaitu sebesar 12 mgL. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pendangkalan pada
bagian inlet situ. Pendangkalan yang terjadi akibat ulah manusia ini telah menyebabkan air situ tampak keruh. Bagian inlet situ merupakan bagian situ yang
banyak mengalami pengurukan tanah untuk dijadikan sebagai lahan pertanian masyarakat. Selain itu, hal ini terjadi karena inlet merupakan lokasi awal
masuknya aliran air menuju situ dari sungai kecil yang membawa berbagai padatan tersuspensi dan limbah. Nilai TSS tertinggi kedua diperoleh dari sampel
outlet situ yaitu sebesar 9,5 mgL. Bagian outlet situ yang menyempit merupakan tempat terakumulasinya berbagai zat yang terdapat di dalam badan air menuju
saluran air keluar situ. Nilai TSS terendah diperoleh dari stasiun tengah situ yaitu sebesar 6 mgL. Hal ini terjadi karena stasiun tengah situ merupakan bagian situ
yang lebih dalam dibandingkan dengan stasiun pengambilan sampel lainnya, sehingga padatan tersuspensi dalam air lebih terencerkan pada bagian ini.
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual dengan menggunakan secchi disk. Nilai kecerahan yang diperoleh berkisar
antara 0,505 – 1,665 m. Nilai kecerahan tersebut cenderung berkurang seiring dengan peningkatan nilai TSS. Hal ini sesuai dengan pernyataan Borkman dan
Smayda 1998 yaitu peningkatan nilai kecerahan pada perairan terjadi ketika pemasukan padatan tersuspensi menuju perairan berkurang atau dalam kata lain
nilai TSS pada perairan menurun. Nilai kecerahan pada inlet merupakan yang terendah seiring dengan tingginya kandungan padatan tersuspensi. Nilai
kecerahan yang diperoleh pada penelitian ini lebih tinggi dibandingkan nilai kecerahan pengamatan Effendi et al. 1996, yaitu 0,407 – 0,597 m. Perbedaan
waktu pengamatan diduga menjadi penyebab dari perbedaan hasil tersebut. Kecerahan suatu perairan tentunya menjadi faktor yang penting untuk membentuk
daya tarik situ sebagai tempat berwisata. Perairan yang tampak keruh tentunya tidak akan lebih menarik bagi pengunjung dibandingkan dengan perairan yang
jernih. Kedalaman maksimum terukur ada pada bagian tengah situ, yaitu sedalam
7,5 m. Kedalaman rata-rata Situ Sawangan-Bojongsari adalah 3-4 m, dengan kedalaman maksimum 8 m Fakhrudin 1989; BLH Kota Depok 2011. Situ
Sawangan-Bojongsari dikenal sebagai situ yang terluas di Kota Depok. Selain itu, situ ini juga diketahui sebagai situ yang cukup dalam. Menurut masyarakat sekitar
kedalaman maksimum Situ Sawangan-Bojongsari adalah sekitar 10 m. Hal ini dianggap menjadi salah satu penghambat dalam pengembangan wisata air di situ
tersebut, karena perairan yang dalam dianggap dapat menimbulkan bahaya bagi pengunjung atau wisatawan. Sebagian masyarakat pun masih menganggap situ ini
sebagai daerah
yang menakutkan.
Oleh karena
itu, pengelola
situ mengembangkan wisata hanya pada bagian situ dengan kedalaman rata-rata.