kondisi situ yang baik merupakan modal bagi kemajuan pariwisata situ. Peningkatan pariwisata situ memberikan manfaat bagi masyarakat itu sendiri, baik
manfaat ekonomi maupun ekologi. Adapun tujuan pengembangan situ-situ sebagai
kawasan wisata
air di
Kota Depok
adalah sebagai
berikut: a Menyelamatkan situ-situ di Kota Depok yang saat ini telah banyak beralih
fungsi; b
Menjaga kebersihan
situ; c
Memperbaiki estetika
dan; d Meningkatkan ekonomi masyarakat setempat BLH Kota Depok 2011.
4.2.3. Pengelolaan Situ di Kota Depok
Pengelolaan situ di Kota Depok tidak sepenuhnya diserahkan kepada Pemerintah Kota Depok, melainkan melibatkan beberapa lembaga di luar
Pemerintah Kota Depok. Pengelolaan fisik atau infrastruktur situ di Kota Depok sebagian besar adalah wewenang dari Pemerintah Pusat melalui Balai Besar
Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane BBWS CC di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, sedangkan dari Pemerintah
Kota Depok kewenangan dimiliki oleh Dinas Bina Marga dan Sumberdaya Air Dinas Bimasda. Hal ini sesuai dengan UU No. 7 Tahun 2004 tantang
Sumberdaya Air, yang menyebutkan bahwa pengelolaan sumberdaya air permukaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah dan
didasarkan pada wilayah sungai Pasal 12. Selain itu, pengelolaan situ-situ di Kota Depok sudah tentu melibatkan lembaga yang menaungi persoalan Daerah
Aliran Sungai DAS dimana situ-situ tersebut berada, sebab situ merupakan bagian dari DAS. Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung adalah lembaga yang
ikut terlibat dalam pengelolaan situ-situ di Kota Depok dan bertugas menyusun rencana pengelolaan, pengembangan kelembagaan, dan evaluasi pengelolaan
DAS Citarum-Ciliwung. Selain itu, terdapat beberapa instansi lain dari berbagai sektor yang terlibat
secara langsung dalam pengelolaan situ-situ di Kota Depok, seperti Badan Lingkungan Hidup BLH Kota Depok, Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Dintarkim Kota Depok, Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Seni dan Budaya Disporasenbud Kota Depok, dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan DKP Kota
Depok. Badan Lingkungan Hidup Kota Depok berwenang dalam hal pengelolaan
lingkungan hidup pada situ, sedangkan Dintarkim Kota Depok bertugas dalam hal penataan dan pengembangan tata ruang kota termasuk wilayah-wilayah situ di
Kota Depok. Pihak Disporasenbud Kota Depok memiliki kewenangan dalam hal penataan dan pengembangan pariwisata situ dan DKP Kota Depok berwenang
dalam mengatasi permasalahan sampah dan kebersihan pada situ. Pelaksanaan pengelolaan situ di Kota Depok memerlukan koordinasi lintas
sektoral. Koordinasi antar instansi di Kota Depok dirasakan masih belum dilaksanakan secara maksimal. Contoh nyata yang dapat diberikan yaitu
pembangunan infrastruktur situ dilaksanakan oleh Dinas Bimasda Kota Depok, kemudian pembangunan IPAL dan penghijauan sempadan situ diprakarsai oleh
BLH Kota Depok, kebersihan situ dari sampah ditangani oleh DKP Kota Depok, dan pengembangan pariwisata situ dilakukan oleh Disporasenbud Kota Depok.
Tujuan pengelolaan situ menjadi tidak sempurna ketika Dinas Bimasda Kota Depok melakukan normalisasi dan rehabilitasi situ, namun industri yang ada tetap
membuang limbahnya ke perairan situ tanpa melalui IPAL terlebih dahulu, atau DKP Kota Depok tidak menyelesaikan permasalahan sampah rumah tangga di
permukiman tepi situ. Berbagai program pemerintah tersebut saling memiliki keterkaitan satu dengan lainnya untuk mewujudkan penjagaan dan pemanfaatan
situ yang optimal. Sumber dana pengelolaan atau pembangunan infrastruktur situ dapat berasal
dari empat sumber, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Kota Depok, APBD Provinsi Jawa Barat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional
APBN Pemerintah Pusat, dan dari Badan Kerja Sama Pembangunan BKSP DKI Jakarta sebagai bentuk kontribusi Pemerintah DKI Jakarta kepada
Pemerintah Kota Depok untuk menjaga fungsi Kota Depok sebagai daerah resapan air dan daerah penyangga bagi ibukota.
Pengelolaan situ di Kota Depok juga tidak terlepas dari peran Pokja Situ. Kelompok Kerja Situ merupakan lembaga yang dibentuk oleh Pemerintah Kota