kepentingan lain.
Kegiatan-kegiatan yang
tidak mengancam
kelestarian lingkungan dapat dilakukan di kawasan ini, seperti kegiatan wisata yang
berwawasan lingkungan. Menurut Sulastri 2003 sistem pengelolaan situ secara terpadu dapat dilakukan melalui pendekatan ekosistem dan sosial-ekonomi
dengan tetap mengarah kepada tujuan konservasi situ untuk mempertahankan fungsinya. Hal ini disebabkan karena situ terdiri dari berbagai komponen, antara
lain: flora, fauna, air, tanah, dan manusia, sehingga perlu dipertimbangkan peranan dan kepentingan masing-masing komponen terhadap situ.
Perwujudan situ sebagai kawasan wisata yang menjanjikan membutuhkan pengelolaan kualitas perairan yang baik. Beberapa parameter yang dapat dijadikan
sebagai bahan penilaian potensi wisata dari sebuah situ antara lain adalah kondisi lingkungan, keragaman atraksi, keunikan objek wisata, jumlah pengunjung, luas
jangkauan, ketersediaan transportasi dan kemudahan pencapaian, ketersediaan infrastruktur dan fasilitas penunjang, keberadaan lembaga pengelola sumberdaya
manusia, dan kegiatan promosi Rahman 2010. Kondisi lingkungan perairan situ yang baik tentu akan meningkatkan daya tarik wisata situ. Beberapa situ di
kawasan Jabodetabek telah berhasil dijadikan sebagai objek wisata. Situ Babakan yang berlokasi di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan adalah salah satu objek
wisata yang cukup diminati di Provinsi DKI Jakarta, sedangkan Situ Pengasinan adalah kawasan wisata situ yang telah lebih dulu dikembangkan menjadi kawasan
wisata di Kota Depok sebelum Situ Sawangan-Bojongsari.
2.7. Analytical Hierarchy Process AHP
Model proses hierarki analitik analytical hierarchy process merupakan model pengambilan keputusan dan perencanaan strategis yang diperkenalkan
pertama kali oleh Thomas L. Saaty pada era 1970-an Dermawan 2005. Suatu persoalan yang kompleks dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang
terorganisir, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Model AHP juga mampu menyederhanakan persoalan yang
kompleks dan mempercepat pengambilan keputusan atas persoalan tersebut Marimin 2008.
Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi bagian-bagian yang tertata dalam suatu hierarki. Tingkat kepentingan
setiap variabel dibandingkan dengan variabel lain secara subjektif dan kemudian diberikan nilai atau bobot numerik. Sintesa terhadap bobot variabel-variabel
tersebut akan menghasilkan variabel dengan prioritas tertinggi dan berperan dalam mempengaruhi hasil pada sistem tersebut Marimin Maghfiroh 2010.
Analytical hierarchy process sebagai sebuah model analisis memiliki beberapa kelebihan dalam sistem analisisnya. Keuntungan penggunaan model
AHP menurut Saaty 1993 dalam Tantyonimpuno dan Retnaningtias 2006 adalah sebagai berikut:
c. Kesatuan unity Model AHP memberikan satu model tunggal yang mudah dimengerti dan
luwes untuk aneka ragam persoalan tak terstruktur. d. Kompleksitas complexity
Model AHP memecahkan persoalan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian deduktif.
e. Saling ketergantungan interdependence Model AHP menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu
sistem dan tidak memaksakan hubungan linier. f.
Struktur hierarki hierarchy structuring Model AHP mewakili pemikiran alami manusia yang cenderung memilah-
milah elemen
sistem ke
dalam berbagai
level yang
berbeda dan
mengelompokkan unsur yang serupa pada setiap tingkat. g. Konsistensi consistency
Model AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan.
h. Pengukuran measurement Model AHP memberikan suatu skala pengukuran dan wujud suatu metode
untuk mendapatkan prioritas. i.
Sintesis synthesis Model AHP mengarahkan pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa
diinginkannya masing-masing alternatif.
j. Tawar-menawar trade-off
Model AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas alternatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan
tujuan mereka. k. Penilaian dan konsensus judgement and consensus
Model AHP tidak memaksakan suatu konsensus, tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda.
l. Pengulangan proses process repetition
Model AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui
pengulangan. Menurut Grandzol 2005 model AHP memiliki keunggulan yaitu sebagai
model yang umum diterapkan pada berbagai kasus dan terbukti sukses memecahkan berbagai problem pengambilan keputusan. Selain itu, AHP adalah
model pengambilan keputusan yang mampu mengkombinasikan sistem hierarki kriteria ke dalam cara analitis. Keunggulan lainnya yaitu perbandingan
berpasangan pairwise comparison yang dilakukan secara berulang-ulang dalam model AHP ditujukan untuk menciptakan kekonsistenan data.
Metode AHP juga memiliki beberapa kelemahan selain berbagai kelebihan yang dimilikinya. Kelemahan metode AHP seperti yang dituliskan oleh
Tantyonimpuno dan Retnaningtias 2006 yaitu: a. Orang yang dilibatkan haruslah orang-orang yang memiliki pengetahuan
ataupun pengalaman yang berhubungan dengan hal yang akan dianalisis dengan metode AHP
b. Perbaikan keputusan dilakukan melalui pengulangan kembali proses AHP dari tahap awal.
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian