masih dalam kondisi baik untuk dijadikan sebagai lokasi wisata air. Pencemaran minyak dan lemak pada Situ Sawangan-Bojongsari dapat berasal dari limbah hasil
aktivitas masyarakat, baik limbah domestik maupun limbah kegiatan wisata. Warung-warung makan di kawasan wisata situ memiliki saluran buangan menuju
perairan situ.
4.5.9. Klorofil-a
Klorofil-a adalah pigmen yang berperan langsung di dalam reaksi terang fotosintesis. Kandungan klorofil-a sering dijadikan sebagai indikator produktivitas
primer atau indikator tingkat trofik kesuburan suatu perairan karena klorofil-a mutlak diperlukan dalam proses fotosintesis Nontji 1989. Pengukuran
kandungan klorofil-a pada perairan Situ Sawangan-Bojongsari menghasilkan nilai berkisar antara 12,285 – 44,685 µgL dengan rata-rata 25,296 µgL. Nilai tersebut
menyebabkan perairan Situ Sawangan-Bojongsari tergolong ke dalam perairan dengan status eutrofik kadar rata-rata klorofil-a 15 µgL yang mengarah ke
hipereutrofik kadar rata-rata klorofil-a 200 µgL berdasarkan kriteria status trofik yang ditetapkan dalam Permen LH No. 28 Tahun 2009 tentang Daya
Tampung Beban Pencemaran Air Danau danatau Waduk. Pola variasi spasial klorofil-a pada danau dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti distribusi sumber
pencemar, aliran air, dan angin pada area tersebut Wang Liu 2005. Menurut Pan et al. 2009 faktor utama yang mempengaruhi konsentrasi klorofil-a pada
perairan lentik seperti danau adalah kandungan total fosfor perairan. Hasil pengukuran klorofil-a pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan
hasil pengukuran klorofil-a oleh Nontji dan Sunanisari 1989 yang menyebutkan bahwa nilai rata-rata klorofil-a permukaan Situ Sawangan-Bojongsari bervariasi
antara 1,98 – 47,50 µgL. Variasi nilai klorofil-a tersebut dinyatakan tidak memiliki pola yang jelas terhadap variasi waktu. Tingkat trofik Situ Sawangan-
Bojongsari pada saat itu adalah mesotrofik yang mengarah pada eutrofik. Perubahan kecenderungan tingkat trofik Situ Sawangan-Bojongsari diduga
disebabkan oleh peningkatan aktivitas masyarakat di sekitar situ dan perubahan penggunaan lahan di sekitar situ. Indikator lain dari eutrofikasi ialah terdapatnya
populasi tumbuhan air, Salvinia molesta, dalam jumlah besar yang sering menutupi sebagian permukaan Situ Sawangan-Bojongsari.
4.5.10. Fecal Coli
Hasil pengukuran kandungan fecal coli pada air situ memperlihatkan bahwa kandungan fecal coli telah melebihi Baku Mutu Air Kelas II berdasarkan PP No.
82 Tahun 2001 sebesar 1 000 Most Probable Number MPN100 mL pada beberapa stasiun pengambilan sampel. Kandungan fecal coli pada stasiun dekat
warung-warung Situ Sawangan adalah 2.210 MPN100 mL, pada tengah situ
adalah 2.765 MPN100 mL, pada inlet adalah 2.550 MPN100 mL, dan pada outlet adalah 2.719 MPN100 mL. Pencemaran fecal coli diduga terjadi di bagian
situ yang berdekatan dengan saung-saung di area wisata Situ Sawangan, sebab pada area tersebut terdapat kamar kecilwc di tepian situ yang mana salah satu
saluran buangannya mengalir ke perairan situ. Pencemaran fecal coli juga terjadi pada bagian inlet dan outlet situ yang merupakan tempat terakumulasinya limbah
dan buangan. Kandungan fecal coli yang tinggi pada bagian tengah situ diduga disebabkan oleh akumulasi limbah atau buangan yang mengandung fecal coli dari
berbagai sumber sebelum akhirnya menuju outlet situ. Faktor lingkungan eksternal, seperti tingkat presipitasi dan lokasi, serta faktor lingkungan internal,
yaitu komponen fisik-kimia air, mampu mempengaruhi kandungan dan distribusi fecal coli di perairan. Padatan tersuspensi, suhu, pH, nutrien organik, dan nutrien
anorganik berkorelasi dengan konsentrasi fecal coli di perairan Hong et al. 2010. Bakteri pathogen perairan yang berasal dari pencemaran tinja manusia atau
hewan dapat dideteksi keberadaannya melalui keberadaan bakteri fecal coli sebagai bakteri indikator Madigan et al. 2009. Hal ini disebabkan oleh
keberadaan bakteri pathogen yang sulit untuk dideteksi dan konsentrasinya cenderung rendah di perairan. Bakteri pathogen dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan secara umum pada manusia jika masuk ke dalam tubuh. Bakteri Vibrio cholera dapat menyebabkan penyakit kolera pada manusia,
sedangkan beberapa
galur strain
dari bakteri
Escherichia coli
dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ginjal dan diare berdarah Mahin Pancorbo
1999.