September Bappeda Kota Depok 2003; BLH Kota Depok 2011. Data klimatologi dari stasiun klimatologi klas 1 Dramaga dan stasiun pemeriksaan
Pondok Betung Kabupaten Bogor menunjukkan keadaan klimatologi Kota Depok sebagai berikut:
Temperatur rata-rata : 24,3 – 33,0°C
Kelembaban udara rata-rata : 82
Penguapan rata-rata : 3,9 mmtahun
Kecepatan angin rata-rata : 3,3. knot
Penyinaran matahari rata-rata : 49,8 Jumlah curah hujan
: 2.684 mmtahun Jumlah hari hujan
: 222 haritahun
4.1.5. Kondisi Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Depok
Jumlah penduduk Kota Depok cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun BPS Kota Depok 2010, 2011. Jumlah penduduk Kota Depok
mencapai 1.813.613 jiwa dengan kepadatan penduduk 9.055 jiwakm
2
pada tahun 2011. Kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk
terbesar yaitu 252.424 jiwa, sedangkan Kecamatan Limo adalah kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu 91.749 jiwa. Kecamatan terpadat diduduki
oleh Kecamatan Sukmajaya dengan tingkat kepadatan 13.433 jiwakm
2
, sedangkan Kecamatan Sawangan merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan
penduduk terendah yaitu 4.977 jiwakm
2
. Jumlah penduduk Kota Depok tahun 2011 menunjukkan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya Tabel 2. Laju pertumbuhan penduduk Kota Depok pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing adalah sebesar 2,21 dan 3,64.
Pertambahan jumlah penduduk yang terjadi setiap tahun ditengarai telah menjadi salah satu faktor penyebab terdegradasinya kualitas lingkungan hidup di
Kota Depok. Kebutuhan akan permukiman, air bersih, serta sarana dan prasarana pun meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Ruang Terbuka Hijau
Kota Depok tengah mendapat tekanan yang cukup tinggi akibat hal ini sehingga luasnya diperkirakan semakin berkurang. Selain itu, sampah dan limbah sebagai
hasil dari aktivitas manusia pun semakin bertambah jumlahnya dan dapat mencemari lingkungan.
Tabel 2 Jumlah dan kepadatan penduduk Kota Depok, tahun 2010 dan 2011
No. Kecamatan
Jumlah penduduk jiwa Kepadatan
penduduk jiwakm
2
2009 2010
2011 2010
2011 1
Sawangan 173.362
123.356 128.905
4.721 4.977
2 Bojongsari
99.768 104.040
5.101 5.257
3 Pancoran Mas
281.005 210.204
219.601 11.568
12.059 4
Cipayung 127.707
133.439 10.953
11.474 5
Sukmajaya 358.110
232.895 242.335
12.945 13.433
6 Cilodong
123.713 130.410
7.666 8.105
7 Cimanggis
421.630 242.214
252.424 11.374
11.896 8
Tapos 216.581
225.547 6.717
6.976 9
Beji 146.441
164.682 173.064
11.516 12.102
10 Limo
156.432 87.615
91.749 7.226
7.447 11
Cinere 107.830
112.099 10.096
10.707 Kota Depok
1.536.980 1.736.565
1.813.613 8.670
9.055
Sumber : Depok Dalam Angka Tahun 2010 dan 2011 BPS Kota Depok 2010, 2011
4.1.6. Kondisi Sumberdaya Lahan Kota Depok
Sumberdaya lahan yang dimiliki oleh Kota Depok mengalami tekanan seiring
dengan perkembangan
kota yang
semakin pesat.
Permasalahan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya pun bermunculan.
Sebagai contoh, daerah pertanian lahan basah berubah menjadi permukiman atau justru diperuntukkan bagi industri. Hal serupa terjadi pada kawasan lindung
seperti sempadan situ dan sungai yang justru dimanfaatkan untuk permukiman dan industri. Luasan beberapa tipe pemanfaatan lahan serta perubahan terhadap
tipe-tipe pemanfaatan lahan tersebut selama kurun waktu 2002-2010 di Kota Depok disajikan pada Tabel 3.
Inkonsistensi telah terjadi dalam pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kota Depok Tahun 2000-2010. Oleh karena itu, evaluasi terhadap
RTRW tersebut telah dilakukan pada tahun 2005 sehingga dihasilkan Revisi RTRW Kota Depok Tahun 2000-2010 yang dituangkan dalam Perda Kota Depok
Nomor 2 Tahun 2009 Tabel 4.