permasalahan yang dihadapi oleh situ-situ tersebut. Meskipun berbagai penelitian telah dilakukan, namun informasi mengenai pengelolaan kualitas perairan Situ
Sawangan-Bojongsari sebagai lokasi wisata air belum banyak tersedia. Oleh karena itu, penelitian mengenai hal tersebut perlu dilakukan untuk membantu
tercapainya kelestarian situ dan perkembangan pariwisata di Kota Depok.
1.2. Perumusan Masalah
Situ Sawangan-Bojongsari membutuhkan pengelolaan yang menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup sebagai salah satu sumberdaya air
permukaan. Hal ini bertujuan agar sumberdaya air tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kemakmuran generasi masa kini maupun masa yang
akan datang. Namun, perwujudan hal tersebut masih mengalami berbagai kendala, salah satunya yang terkait dengan pengembangan pemanfaatan Situ Sawangan-
Bojongsari untuk kegiatan wisata air. Kondisi yang berlangsung di Situ Sawangan-Bojongsari saat ini dapat dicermati berdasarkan beberapa aspek terkait
pengelolaan kualitas perairan situ untuk menyederhanakan permasalahan tersebut. Pemanfaatan Situ Sawangan-Bojongsari oleh masyarakat sekitar situ
ditujukan untuk mendukung aktivitas masyarakat sehari-hari. Pemanfaatan situ yang masih berlangsung dari dulu hingga kini yaitu kegiatan perikanan seperti
memancing, menjala ikan, dan memelihara ikan di keramba, sedangkan pemanfaatan air situ untuk irigasi pertanian telah banyak berkurang disebabkan
oleh peralihan mata pencaharian masyarakat sekitar situ dari bertani atau berkebun menjadi bekerja sebagai karyawan perusahaan, guru, atau pekerjaan
lainnya. Pemanfaatan air situ untuk keperluan rumah tangga seperti mencuci juga masih dapat ditemui di tepian situ. Situ tengah dikembangkan oleh masyarakat
sekitar situ saat ini, terutama oleh Pokja Situ, sebagai satu lokasi wisata air selain dari sebagai sumber perikanan dan sumber air keperluan rumah tangga. Jenis-jenis
pemanfaatan situ tentunya akan memberikan dampak pada komponen lingkungan hidup yang ada di situ. Kualitas perairan Situ Sawangan-Bojongsari perlu dikelola
dengan baik agar situ dapat terus dimanfaatkan secara optimal, salah satunya sebagai kawasan wisata air.
Potensi sumberdaya perikanan, sumberdaya air, dan keindahan panorama yang
dimiliki oleh
Situ Sawangan-Bojongsari
dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat, meskipun kini kondisinya cenderung mengalami penurunan baik dari
segi kualitas maupun kuantitas. Berbagai jenis ikan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat hidup di situ ini, diantaranya ikan nila, lele, patin, gabus, bahkan dari
jenis udang. Jumlah populasi ikan yang ada dirasakan oleh masyarakat telah berkurang saat ini dibandingkan dengan jumlah yang ada pada masa yang lalu.
Masyarakat menyebutkan bahwa dahulu selalu dapat memperoleh ikan ketika menjaring di situ, namun kini ikan tidak selalu dapat diperoleh ketika masyarakat
menjaring di situ. Hal ini diduga terkait dengan penurunan kualitas air yang terjadi. Sampah dan limbah hasil kegiatan antropogenik yang dibuang ke dalam
situ atau yang terbawa oleh aliran air menuju situ telah mencemari dan mengurangi keindahan perairan situ. Belum lagi pendangkalan dan proses
penyuburan perairan yang dipercepat oleh kegiatan antropogenik. Penyuburan perairan atau eutrofikasi menunjukkan bahwa telah terjadi pencemaran air oleh
peningkatan kadar nitrogen dan fosfor dalam air KLH 2011. Kondisi kualitas perairan Situ Sawangan-Bojongsari dirasakan belum cukup
mendukung situ tersebut sebagai kawasan wisata air di Kota Depok. Air situ cenderung berwarna kehijauan, terutama di bagian sekitar outlet pintu air situ.
Kekeruhan yang tinggi dapat terlihat pada bagian situ yang mengalami pendangkalan akibat pengurukan oleh masyarakat sekitar. Tumbuhan air yang
mengapung, terutama kiambang kapu-kapu, nampak tersebar tidak merata di seluruh permukaan situ. Populasi tumbuhan air ini seringkali juga menutup rapat
sebagian permukaan situ sehingga nampak seperti daratan dan mengurangi keindahan situ serta mengganggu aktivitas wisata air seperti penggunaan sepeda
air oleh pengunjung. Faktor lain yang juga menjadi penyebab berkurangnya keindahan Situ Sawangan-Bojongsari adalah posisi keramba ikan yang tidak
teratur dan banyak pula yang sudah tidak digunakan namun tidak dibenahi sehingga terbengkalai di tepian situ. Permukaan air situ juga masih terkotori oleh
sejumlah sampah yang mengapung, terutama dari jenis plastik. Faktor kedalaman situ yang cukup dalam pada bagian tengah situ diduga juga menjadi kendala
dalam pengembangan wisata air situ karena menimbulkan kekhawatiran bagi para
pengguna jasa wisata air. Potensi perikanan Situ Sawangan-Bojongsari pun belum berkembang optimal, padahal hal tersebut dapat menjadi salah satu daya tarik bagi
pengunjung untuk berwisata di Situ Sawangan-Bojongsari. Aktivitas sekitar perairan Situ Sawangan-Bojongsari dapat memberikan
dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas perairan situ. Wilayah sekitar Situ Sawangan-Bojongsari sebagian besar terdiri dari permukiman warga
dan kebun milik warga. Limbah hasil kegiatan antropogenik akan memberikan dampak negatif terhadap kualitas perairan situ jika digelontorkan ke dalam
perairan situ. Alih fungsi sempadan situ menjadi lahan terbangun dan area situ menjadi lahan pertanian juga dapat mempercepat terjadinya proses sedimentasi
atau pendangkalan situ. Hal-hal tersebut dapat berdampak pada penurunan kualitas air dan menurunkan nilai estetika dari panorama situ yang penting bagi
pengembangan wisata air di Situ Sawangan-Bojongsari. Kegiatan lain yang terdapat di sekitar Situ Sawangan-Bojongsari adalah kegiatan pertanian, yang
terdiri dari kebun-kebun milik masyarakat setempat seperti kebun jambu, pepaya, pisang, dan singkong, serta terdapat pula beberapa usaha budidaya tanaman hias
yang dilakukan oleh masyarakat. Usaha budidaya tanaman hias tersebut dilakukan dalam bentuk kelompok-kelompok tani tanaman hias kegiatan ini tetap perlu
diawasi agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi kualitas perairan situ terkait penggunaan pupuk dan pestisida untuk tanaman. Selain itu, situ berbatasan
dengan lahan milik pihak swasta Telaga Golf Sawangan pada salah satu sisi situ, dimana terdapat lapangan golf dan beberapa cottage atau vila milik pihak swasta
pada lahan tersebut. Kendala-kendala terkait pengelolaan situ juga harus dihadapi oleh Pokja
Situ, diantaranya yaitu status Pokja Situ yang dirasakan belum jelas, koordinasi antara Pokja Situ dengan pemerintah yang kurang baik, pendanaan pengelolaan,
kebijakan pemerintah yang dirasa kurang efektif, dan kurangnya partisipasi masyarakat dalam upaya pelestarian situ. Masyarakat yang merupakan anggota
Pokja Situ merasa status Pokja Situ belum diakui sepenuhnya sebagai perwakilan masyarakat yang berhak memberikan aspirasi bagi perencanaan pembangunan
daerah, terutama terkait pemanfaatan potensi situ di daerahnya. Sosialisasi mengenai tugas dan wewenang Pokja Situ kepada Pokja Situ dirasakan masih
kurang optimal dilakukan oleh pemerintah. Pokja Situ juga sering menghadapi kesulitan dalam hal birokrasi ketika berusaha mengajukan anggaran pengelolaan
situ ke Pemerintah Kota Depok dengan alasan yang diberikan yaitu dana yang dimiliki oleh pemerintah terbatas dan masih terdapat kerancuan tanggung jawab
pengelolaan situ di Kota Depok. Pihak Pokja Situ sering dibingungkan dengan status tanggung jawab pengelolaan situ di Kota Depok, apakah berada di tangan
Pemerintah Kota Depok atau Pemerintah Pusat. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang ada pun dirasakan belum dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh
situ. Tingkat partisipasi masyarakat sekitar situ juga tergolong rendah. Hal ini terkait dengan tingkat pemahaman masyarakat akan fungsi dan manfaat situ serta
persepsi masyarakat akan keberadaan situ. Permasalahan yang dihadapi dalam upaya pengembangan wisata air Situ
Sawangan-Bojongsari tidak jauh berbeda dari permasalahan pengelolaan Situ Sawangan-Bojongsari secara umum. Pihak Pokja Situ berpendapat bahwa
perhatian dan dukungan pemerintah terhadap upaya pengembangan situ menjadi kawasan wisata air masih kurang. Pengetahuan masyarakat yang masih rendah,
khususnya Pokja Situ, tentang strategi pengelolaan kegiatan wisata juga menjadi kendala untuk mewujudkan pengelolaan wisata air yang baik. Partisipasi
masyarakat dalam upaya pengembangan wisata air belum terwujud secara maksimal, sehingga berdampak pada berkurangnya sumberdaya manusia yang
mengupayakan pengembangan wisata air situ. Hal ini terkait dengan tingkat pemahaman dan persepsi masyarakat akan keberadaan situ. Hal ini dapat terjadi
karena kurangnya atau tidak adanya rasa kepemilikan dan kepentingan akan situ pada masing-masing individu dalam masyarakat dan minimnya kegiatan
sosialisasi. Permasalahan terkait pengelolaan dan pengembangan wisata air Situ
Sawangan-Bojongsari yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian di atas yaitu kualitas perairan dirasakan belum cukup mendukung kegiatan wisata air,
pengelolaan situ yang belum berjalan secara terpadu, dan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam upaya pengelolaan situ yang dapat dipengaruhi oleh
tingkat pemahaman dan persepsi masyarakat akan keberadaan situ. Hal tersebut dapat diatasi dengan menciptakan pengelolaan kualitas perairan Situ Sawangan-
Bojongsari yang terpadu yang mampu mendukung pengembangan wisata air di situ tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Yaping 1998 yaitu peningkatan
kualitas perairan suatu badan air dipercaya dapat meningkatkan nilai ekonomi dari badan air tersebut sebagai kawasan rekreasi.
1.3. Tujuan Penelitian