4. Padatan Terdapat dua kelompok padatan zat padat di dalam air, yaitu padatan
terlarut total dissolved solid dan padatan tersuspensi total suspended solid. Masing-masing padatan dari kedua kelompok tersebut dapat dibagi lagi ke
dalam dua kelompok, yaitu padatan organis dan non-organis. Gambaran padatan total dalam air dapat diperoleh dengan menjumlahkan padatan terlarut
dengan padatan tersuspensi Alaerts Santika 1984. Zat padat dalam air dapat mempengaruhi kehidupan biota perairan dan reaksi fotosisntesis karena
terkait dengan kemampuan sinar untuk menembus zat padat tersuspensi. 5. Bakteri Coliform
Bakteri coliform adalah jenis bakteri yang biasa digunakan sebagai organisme indikator bagi keberadaan bakteri-bakteri pathogen di dalam air.
Bakteri coliform dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu: 1 fecal coliform, misalnya Escherichia coli, dan 2 non-fecal coliform, misalnya
Enterobacter aerogenes. Bakteri fecal coliform berasal dari tinja manusia dan hewan, sedangkan bakteri non-fecal coliform berasal dari jasad hewan atau
tanaman-tanaman yang telah mati. Keberadaan bakteri coliform, terutama fecal coliform, berkorelasi positif dengan keberadaan pathogen dalam air. Bakteri-
bakteri colifrorm lebih mudah dideteksi melalui analisis mikrobiologi dibandingkan dengan bakteri-bakteri pathogen. Oleh karena itu, bakteri
coliform dijadikan sebagai organisme indikator pencemaran tinja yang berasal dari manusia maupun hewan yang dapat membawa bakteri pathogen yang
berbahaya bagi kesehatan manusia Alaerts Santika 1984; Madigan et al. 2009.
2.4. Kriteria Perairan untuk Wisata Air
Kriteria kualitas perairan untuk kepentingan pariwisata meliputi pemenuhan standar estetika dan rekreasi, disamping sebagai sumber air bersih. Standar
kualitas air digunakan untuk memberikan batasan kehadiran bahan-bahan pencemar sampai pada batas yang diperbolehkan. Menurut Suprijadi 1997
standar ini mencakup sifat fisik, kimia, dan biologi perairan yang dimanfaatkan sebagai sarana wisata air.
a. Sifat fisik 1. Memenuhi pertimbangan estetika dalam warna, bau, rasa, dan kekeruhan
2. Menghindari kehadiran benda-benda yang terapung dan melayang serta partikel solid yang dapat menimbulkan endapan sedimen berupa lumpur
3. Menghindari kandungan minyak, lemak, dan senyawa-senyawa lain yang dapat menutupi permukaan air
4. Menghindari kondisi fisik yang dapat merugikan kehidupan dalam air. b. Sifat kimia
1. Tidak mengandung
nutrien berlebih
yang dapat
menyuburkan pertumbuhan tanaman air tertentu eutrofikasi, seperti eceng gondok
ataupun jenis makroalga 2. Tidak mengandung senyawa-senyawa beracun yang dapat menyebabkan
iritasi apabila termakan atau kontak dengan kulit 3. Tidak mengandung senyawa-senyawa lain yang dapat mengganggu
kehidupan air c. Sifat biologi
1. Mencegah hal yang dapat menurunkan nilai estetika dan pemanfaatan air, seperti
terjadinya eutrofikasi
yang ditunjukkan
oleh percepatan
pertumbuhan tanaman gulma air tertentu ataupun alga. 2. Menghindari kandungan mikroorganisme dalam badan air yang dapat
membahayakan kesehatan, seperti dari jenis bakteri dan mikroorganisme pathogen lainnya,
United States
Environmental Protection
Agency USEPA
merekomendasikan kriteria perairan tawar untuk rekreasi yang melibatkan kontak dengan air dari aspek biologi yaitu parameter Escherichia coli dan enterococci.
Batas jumlah E. coli yang dapat dikulturkan adalah 126 cfu100 ml dalam nilai GM geometric mean atau nilai rata-rata geometrik dan 235 cfu100 ml dalam
STV statistical threshold value atau nilai ambang statistik yang diukur dengan Metode EPA 1603 atau metode lain yang ekuivalen, sedangkan jumlah bakteri
jenis enterococci dapat dikulturkan yang diperbolehkan adalah 33 cfu100 ml untuk nilai GM dan 61 cfu100 ml untuk STV yang diukur menggunakan metode
EPA 1600 atau metode lain yang ekuivalen USEPA 2012. Kriteria air untuk pemanfaatan rekreasi di Indonesia dituangkan dalam Peraturan Pemerintah RI No.
82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Kriteria penetapan zonasi perairan danau baik untuk fungsi lindung maupun fungsi budidaya dapat didasarkan pada pendekatan ekologi, biologi, dan ekonomi
KLH 2011. Kriteria-kriteria yang menjadi prioritas utama yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan fungsi wisata perairan meliputi pemenuhan
kualitas air sesuai baku mutu pada PP No. 82 tahun 2001, daya tampung beban pencemaran, dukungan masyarakat, potensi konflik kepentingan, potensi rekreasi,
pariwisata, dan estetika, serta kemudahan mencapai lokasi. Kriteria kedalaman dan luasan area, status kesuburan, serta keanekaragaman hayati berada pada
tingkat prioritas sedang, sedangkan sumber mata air adalah kriteria dengan prioritas rendah.
2.5. Eutrofikasi pada Perairan