Nitrogen Permasalahan Kualitas dan Lingkungan Perairan Situ Sawangan- Bojongsari

kriteria status trofik danau dalam Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2009. Meskipun total fosfor tidak diukur pada penelitian ini, namun konsentrasi total fosfat yang terukur sudah melebihi batas minimum total fosfor untuk kondisi hipereutrofik. Hal ini berbeda dengan kondisi Situ Sawangan-Bojongsari pada akhir tahun 1980-an, dimana hasil penelitian oleh Hartoto dan Lubis 1989 menunjukkan konsentrasi ortofosfat pada air di permukaan Situ Sawangan-Bojongsari berkisar antara 0,046 – 0,055 mgL yang menyebabkan situ dinyatakan berada pada kondisi eutrofik. Hal ini kemudian diperkuat oleh hasil pengamatan Effendi et al. 1996 untuk total ortofosfat yaitu berkisar antara 0,03 – 0,1 mgL. Peningkatan konsentrasi total fosfor dan total fosfat di dalam air Situ Sawangan-Bojongsari diduga terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas manusia di sekitar Situ Sawangan-Bojongsari. Konsentrasi total fosfat akan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi total fosfor di dalam perairan Hudson et al. 2000.

4.5.7. Nitrogen

Nitrogen yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari tiga bentuk, yaitu amonia NH 3 , nitrat NO 3 - , dan nitrit NO 2 - . Hasil pengukuran amonia menunjukkan bahwa konsentrasi amonia pada air situ dari semua stasiun pengambilan sampel berkisar antara 0,231 – 0,448 mgL dan telah melampaui Baku Mutu Air Kelas II berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 sebesar 0,02 mgL. Hal ini menunjukkan bahwa dari aspek kandungan amonia dalam air, Situ Sawangan-Bojongsari tidak memenuhi peruntukkannya bagi saranaprasarana rekreasi air. Hasil pengukuran kandungan nitrat pada air situ dari semua stasiun pengambilan sampel memperlihatkan nilai berkisar antara 1,259 – 2,07 mgL dan berada jauh di bawah baku mutu air yang ditetapkan yaitu sebesar 10 mgL. Hasil pengukuran terhadap kandungan nitrit menunjukkan nilai berkisar antara 0,019 – 0,116 mgL dan konsentrasi nitrit pada stasiun inlet, dekat permukiman warga Bojongsari, dan outlet telah melebihi baku mutu air yang ditetapkan yaitu sebesar 0,06 mgL. Konsentrasi nitrit pada stasiun inlet adalah 0,116 mgL, dekat permukiman warga Bojongsari adalah 0,100 mgL, dan outlet adalah 0,065 mgL. Nitrogen pada perairan Situ Sawangan-Bojongsari dapat berasal dari limbah kegiatan antropogenik di sekitar situ maupun aliran permukaan menuju perairan situ. Amonia pada perairan dapat berasal dari dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme, pupuk, limbah industri dan domestik, serta limbah aktivitas metabolisme air seni dan tinja Alaerts Santika 1984. Nitrat dapat berasal dari partikel-partikel yang terbawa aliran permukaan menuju perairan atau pun dari air hujan Dodds 2002. Nitrat dan nitrit merupakan bentuk amonia yang teroksidasi. Nitrit adalah bentuk peralihan intermediate antara amonia dan nitrat sehingga keberadaannya bersifat sementara dan jumlahnya biasanya sedikit. Konsentrasi nitrogen anorganik amonia, nitrat, dan nitrit yang tinggi pada perairan menunjukkan adanya pencemaran. Amonia tak terionisasi adalah bentuk nitrogen anorganik yang paling toksik, sedangkan nitrat dan ion amonium adalah bentuk dengan tingkat toksisitas paling rendah. Amonia tak terionisasi NH 3 merupakan senyawa nitrogen yang dapat menjadi ion amonium NH4 + ketika kondisi pH dan suhu menjadi rendah. Menurut Camargo dan Alonso 2006 pencemaran nitrogen anorganik di perairan dapat menyebabkan terjadinya asidifikasi perairan, eutrofikasi, dan efek toksik pada biota perairan, bahkan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan bagi kesehatan manusia dan perekonomian masyarakat.

4.5.8. Minyak dan Lemak