Kebutuhan Oksigen Biologis Biological Oxygen Demand BOD Total Fosfat

terbuka Reeder 2011. Populasi gulma air dapat mengurangi difusi oksigen ke dalam air dan menurunkan oksigen terlarut pada air di bawahnya. Gulma air yang mati akan tenggelam dan didegradasi oleh mikroorganisme air. Proses tersebut membutuhkan sejumlah besar oksigen, sehingga konsentrasi oksigen terlarut dapat menurun Agustiyani 2004; Reeder 2011. Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar bagi organisme air. Kehidupan organisme air bergantung pada kemampuan perairan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen pada tingkat kebutuhan hidup mereka. Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan organisme air lainnya menderita, bahkan dapat berujung pada kematian. Hal ini menjadi menarik ketika kondisi perairan dikaitkan dengan daya tarik wisata. Sumberdaya perikanan yang dimiliki oleh Situ Sawangan-Bojongsari merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi situ tersebut, dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan kuliner khas yang ditawarkan. Oleh karena itu, perairan situ perlu dijaga kualitasnya agar pemanfaatan sumberdaya perikanan lokal dapat tetap berlangsung.

4.5.5. Kebutuhan Oksigen Biologis Biological Oxygen Demand BOD

Nilai BOD air Situ Sawangan-Bojongsari telah berada di atas Baku Mutu Air Kelas II berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 pada beberapa stasiun pengambilan sampel, yaitu pada lokasi dekat saung-saung atau warung makan di Situ Sawangan 3,085 mgL, bagian tengah situ 3,170 mgL, dan dekat permukiman warga Bojongsari 3,940 mgL. Ketiga nilai BOD tersebut hanya sedikit melebihi nilai BOD maksimal yang ditetapkan dalam baku mutu air yaitu sebesar 3 mgL. Hal ini menunjukkan bahwa Situ Sawangan-Bojongsari tidak berada dalam kondisi tercemar berat. Meskipun begitu, kegiatan antropogenik sekitar situ tetap perlu diwaspadai sebagai penyebab bertambahnya bahan pencemar dalam perairan. Nilai BOD yang tinggi menunjukkan tingginya bahan buangan atau bahan organik mudah urai di dalam air. Bahan organik tersebut dapat berasal dari kegiatan antropogenik di area saung-saung Situ Sawangan dan area permukiman warga. Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik dalam air yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik melalui proses mikrobiologis Fardiaz 2006.

4.5.6. Total Fosfat

Hasil pengukuran total fosfat permukaan Situ Sawangan-Bojongsari menunjukkan nilai yang berkisar antara 0,155 – 0,219 mgL dan hanya sampel stasiun tengah situ yang memiliki nilai melebihi baku mutu air Kelas II PP No. 82 Tahun 2001 sebesar 0,2 mgL. Konsentrasi total fosfat pada stasiun tengah situ adalah 0,219 mgL, sedangkan konsentrasi total fosfat stasiun dekat warung- warung adalah 0,194 mgL. Konsentrasi total fosfat yang tinggi tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas masyarakat di kawasan wisata Situ Sawangan. Limbah hasil pencucian peralatan dapur dan lain sebagainya yang berasal dari warung- warung di tepi situ dapat menyumbangkan sejumlah polutan fosfor ke dalam air. Fosfor banyak digunakan sebagai bagian dari sabun atau detergen, pupuk, minyak pelumas, produk makanan dan minuman, katalis, dan lain sebagainya Perk 2006; Effendi 2012. Pemupukan intensif yang biasa dilakukan pada rumput lapangan golf tampaknya tidak memberikan dampak langsung terhadap peningkatan total fosfat dalam air situ. Nilai kandungan total fosfat stasiun dekat lapangan golf yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kandungan total fosfat di stasiun- stasiun lainnya. Hal ini diduga terjadi karena lokasi lapangan golf cukup jauh dari tepi situ dan terdapat komunitas tumbuhan akuatik pada tepi situ tumbuhan riparian. Tumbuhan riparian dimungkinkan mampu mengurangi pencemaran air yang terjadi di sungai atau situ pada beberapa kasus Wiriadinata Setyowati 2003. Fosfat akan mengendap bersama beberapa logam pada kondisi oksik, dan kompleks fosfat-logam tersebut akan kembali terdisosiasi ketika berada pada lapisan anoksik Dodds 2002. Penyuburan perairan atau eutrofikasi dapat disebabkan oleh peningkatan konsentrasi fosfor bersama dengan nitrogen Sulastri 2003. Fosfor merupakan salah satu unsur hara utama yang dibutuhkan oleh fitoplankton dan tumbuhan perairan untuk pertumbuhannya serta sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan. Situ Sawangan-Bojongsari cenderung kuat mengalami kondisi hipereutrofik dengan kadar rata-rata Total Fosfor 0.1 mgL sesuai dengan kriteria status trofik danau dalam Lampiran II Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2009. Meskipun total fosfor tidak diukur pada penelitian ini, namun konsentrasi total fosfat yang terukur sudah melebihi batas minimum total fosfor untuk kondisi hipereutrofik. Hal ini berbeda dengan kondisi Situ Sawangan-Bojongsari pada akhir tahun 1980-an, dimana hasil penelitian oleh Hartoto dan Lubis 1989 menunjukkan konsentrasi ortofosfat pada air di permukaan Situ Sawangan-Bojongsari berkisar antara 0,046 – 0,055 mgL yang menyebabkan situ dinyatakan berada pada kondisi eutrofik. Hal ini kemudian diperkuat oleh hasil pengamatan Effendi et al. 1996 untuk total ortofosfat yaitu berkisar antara 0,03 – 0,1 mgL. Peningkatan konsentrasi total fosfor dan total fosfat di dalam air Situ Sawangan-Bojongsari diduga terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas manusia di sekitar Situ Sawangan-Bojongsari. Konsentrasi total fosfat akan cenderung meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi total fosfor di dalam perairan Hudson et al. 2000.

4.5.7. Nitrogen