Fecal Coli Permasalahan Kualitas dan Lingkungan Perairan Situ Sawangan- Bojongsari

populasi tumbuhan air, Salvinia molesta, dalam jumlah besar yang sering menutupi sebagian permukaan Situ Sawangan-Bojongsari.

4.5.10. Fecal Coli

Hasil pengukuran kandungan fecal coli pada air situ memperlihatkan bahwa kandungan fecal coli telah melebihi Baku Mutu Air Kelas II berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001 sebesar 1 000 Most Probable Number MPN100 mL pada beberapa stasiun pengambilan sampel. Kandungan fecal coli pada stasiun dekat warung-warung Situ Sawangan adalah 2.210 MPN100 mL, pada tengah situ adalah 2.765 MPN100 mL, pada inlet adalah 2.550 MPN100 mL, dan pada outlet adalah 2.719 MPN100 mL. Pencemaran fecal coli diduga terjadi di bagian situ yang berdekatan dengan saung-saung di area wisata Situ Sawangan, sebab pada area tersebut terdapat kamar kecilwc di tepian situ yang mana salah satu saluran buangannya mengalir ke perairan situ. Pencemaran fecal coli juga terjadi pada bagian inlet dan outlet situ yang merupakan tempat terakumulasinya limbah dan buangan. Kandungan fecal coli yang tinggi pada bagian tengah situ diduga disebabkan oleh akumulasi limbah atau buangan yang mengandung fecal coli dari berbagai sumber sebelum akhirnya menuju outlet situ. Faktor lingkungan eksternal, seperti tingkat presipitasi dan lokasi, serta faktor lingkungan internal, yaitu komponen fisik-kimia air, mampu mempengaruhi kandungan dan distribusi fecal coli di perairan. Padatan tersuspensi, suhu, pH, nutrien organik, dan nutrien anorganik berkorelasi dengan konsentrasi fecal coli di perairan Hong et al. 2010. Bakteri pathogen perairan yang berasal dari pencemaran tinja manusia atau hewan dapat dideteksi keberadaannya melalui keberadaan bakteri fecal coli sebagai bakteri indikator Madigan et al. 2009. Hal ini disebabkan oleh keberadaan bakteri pathogen yang sulit untuk dideteksi dan konsentrasinya cenderung rendah di perairan. Bakteri pathogen dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan secara umum pada manusia jika masuk ke dalam tubuh. Bakteri Vibrio cholera dapat menyebabkan penyakit kolera pada manusia, sedangkan beberapa galur strain dari bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan terjadinya kerusakan ginjal dan diare berdarah Mahin Pancorbo 1999. Kualitas perairan Situ Sawangan-Bojongsari secara umum masih layak untuk dimanfaatkan sebagai lokasi wisata air, namun hasil pengukuran kualitas air pada beberapa pengamatan telah melebihi atau tidak sesuai dengan baku mutu air yang ditetapkan. Penurunan kualitas air Situ Sawangan-Bojongsari dapat terjadi dan prosesnya dipercepat oleh berbagai kegiatan antropogenik terhadap situ. Kegiatan masyarakat yang berdampak negatif terhadap kualitas perairan situ antara lain ialah pengurukan tepi atau sempadan situ menjadi lahan pertanian dan peralihan sempadan situ menjadi lahan terbangun. Keduanya merupakan bentuk pelanggaran terhadap Perda Kota Depok No. 18 Tahun 2003 tentang Garis Sempadan. Selain itu, pembuangan limbah dan sampah domestik ke dalam perairan situ juga dapat menurunkan kualitas air situ. Pemberian pakan ikan oleh para pemilik keramba ikan di Situ Sawangan-Bojongsari dikhawatirkan juga dapat menurunkan kualitas air situ jika dilakukan secara berlebihan. Hal yang serupa dapat terjadi pada perairan yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitarnya. Danau Ranau, Provinsi Sumatera Selatan, yang merupakan sumber air vital bagi masyarakat lokal dan merupakan aset pariwisata provinsi, mengalami penurunan kualitas air akibat pencemaran limbah domestik Zulkarnain et al. 2006. Menurut Sharma et al. 2010 kualitas air di Danau Gundolav, India, telah menurun dari waktu ke waktu disebabkan oleh masuknya sampah domestik, limbah rumah tangga, aliran permukaan dari pertanian, dan limbah organik dari hewan dan manusia ke dalam perairan. Danau Gundolav merupakan bagian dari kehidupan masyarakat setempat dalam hal budaya, ekonomi, dan rekreasi serta mengalami tekanan akibat pertambahan populasi penduduk. Danau Kalar Kahar, Pakistan mengalami degradasi kualitas fisik, kimia, dan biologi perairan akibat sampah dan limbah yang berasal dari berbagai kegiatan antropogenik, seperti kegiatan domestik, wisata, maupun penambangan Khan et al. 2011. Peristiwa-peristiwa tersebut tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Situ Sawangan-Bojongsari yang juga menerima dampak dari kegiatan masyarakat sekitar terhadap situ. Hasil pengukuran total fosfat maupun klorofil-a pada perairan Situ Sawangan-Bojongsari memberikan informasi dan menguatkan pernyataan bahwa Situ Sawangan-Bojongsari tergolong perairan yang subur. Hampir sepanjang waktu pada permukaan air situ dapat ditemui gulma air, sebagian besar berupa tumbuhan kapu-kapu dan eceng gondok. Keberadaan gulma air tersebut dapat mengurangi estetika perairan dan mengganggu kegiatan wisata air situ. Jika gulma air tersebut mati, maka gulma akan mengendap pada dasar perairan dan menyebabkan pendangkalan situ. Oleh karena itu, kondisi trofik atau kesuburan situ perlu mendapat perhatian dari pihak pengelola agar kualitas perairan dapat selalu terjaga dan kegiatan wisata air pada situ tidak terhambat oleh hal tersebut.

4.6. Pengunjung Situ Sawangan-Bojongsari