Nilai Loyalitas Merek Pengukuran Loyalitas Merek

50 memberikan suatu kepekaan atas adanya berbagai bentuk loyalitas dan dampaknya terhadap ekuitas merek.

d. Nilai Loyalitas Merek

Loyalitas merek para pelanggan yang ada mewakili suatu aset strategis dan jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi untuk memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti yang diperlihatkan dalam gambar berikut: Gambar 2.2 Nilai Loyalitas Merek 1 Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang tinggi dapat mengurangi biaya pemasaran perusahaan karena biaya untuk mempertahankan pelanggan jauh lebih murah dibandingkan mendapatkan pelanggan baru. 2 Keuntungan kedua, loyalitas merek yang tinggi dapat meningkatkan perdagangan. Loyalitas yang kuat akan Loyalitas Merek Pengurangan biaya pemasaran Peningkatan perdagangan Mengikat pelanggan baru: a. Menciptakan kesadaran merek; b. meyakinkan kembali Waktu merespon 51 meyakinkan pihak pengecer untuk memajang di rak-raknya, karena mereka mengetahui bahwa para pelanggan akan mencantumkan merek-merek tersebut ke dalam daftar belanjanya. 3 Keuntungan ketiga, dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa membeli produk bermerek terkenal minimal dapat mengurangi risiko. 4 Keuntungan keempat adalah loyalitas merek memberikan waktu, semacam ruang bernafas, pada suatu perusahaan untuk cepat merespons gerakan-gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul, seorang pengikut loyal akan memberi waktu pada perusahaan tersebut agar memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau mentralisasikannya.

e. Pengukuran Loyalitas Merek

Menurut Aaker 1997:63 untuk memahami loyalitas merek dan manajemennya dengan lebih jelas, gunakan pendekatan- pendekatan dalam pengukurannya. Suatu pertimbangan atas beberapa pengukuran yang tetap akan memberikan tambahan wawasan ke dalam skup dan nuansanya, dengan kata lain: memberikan suatu alat praktis dalam menggunakan konsep tersebut dan mengaitkannya pada profitabilitas. Salah satu pendekatannya digunakan untuk mempertimbangkan perilaku aktual. Sementara 52 pendekatan lain didasarkan pada bangunan loyalitas yang terdiri atas biaya-biaya peralihan, kepuasan, rasa suka, dan komitmen. Untuk memahami secara lebih jelas mengenai loyalitas merek dan pengelolaannya, diperlukan upaya untuk melakukan pengukuran- pengukuran loyalitas merek, yaitu sebagai berikut: 1 Pengukuran-pengukuran Perilaku Suatu cara langsung untuk menetapkan loyalitas, terutama untuk perilaku kebiasaan habitual behavior, adalah memperhitungkan pola-pola pembelian yang aktual atau yang biasa dilakukan oleh konsumen. Di antara ukuran-ukuran yang bisa digunakan adalah: • Tingkat pembelian ulang: tingkat persentase pelanggan yang membeli merek yang sama pada kesempatan membeli jenis produk tersebut. • Persentase pembelian: tingkat persentase pelanggan untuk setiap merek yang dibeli dari beberapa pembelian terakhir. • Jumlah merek yang dibeli: tingkat persentase pelanggan dari suatu produk untuk hanya membeli satu merek, dua merek, tiga merek, dan seterusnya. Loyalitas para pelanggan bisa sangat bervariasi di antara beberapa kelas produk, bergantung pada jumlah merek yang bersaing dan karakteristik produk tersebut. 2 Biaya-biaya Peralihan 53 Suatu analisis mengenai biaya peralihan bisa memberikan pandangan mengenai sejauh mana biaya peralihan memberikan landasan buat loyalitas merek. Analisis terhadap biaya pengorbanan untuk beralih merek dapat memberikan wawasan yang lebih luas karena pengorbanan tersebut merupakan suatu dasar terciptanya loyalitas merek. Apabila konsumen memerlukan pengeluaran yang sangat mahal dan memiliki risiko yang sangat besar, hal itu akan mengakibatkan tingkat perpindahannya menjadi sangat rendah. 3 Mengukur Kepuasan Pengukuran terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan suatu merek merupakan indikator penting dari loyalitas merek. Bila ketidakpuasan pelanggan suatu merek rendah, maka pada umumnya tidak cukup alasan bagi pelanggan untuk beralih mengkonsumsi merek lain kecuali bila ada faktor – faktor penarik yang sangat kuat. Dengan demikian sangat perlu bagi perusahaan untuk mengeksplor informasi dari pelanggan yang memindahkan pembeliannya ke merek lain dalam kaitannya dengan permasalahan yang dihadapi pelanggan ataupun alasan yang terkait dengan ketergesaan mereka memindahkan pilihannya. Diagnosa penting untuk setiap tingkatan loyalitas merek adalah pengukuran terhadap kepuasan dan – barangkali yang 54 lebih penting – terhadap ketidakpuasan. Problem-problem apa yang dimiliki para pelanggan? Apa yang menjadi sumber penyusutan para pelanggan? Mengapa beberapa pelanggan beralih? Apa yang menjadi alasan mereka untuk tergesa-gesa mengambil keputusan? Yang terpenting dari tingkat loyalitas kedua dan ketiga adalah tidak adanya rasa tidak puas atau kalaupun ada, rasa tidak puas itu cukup rendah sehingga tidak cukup alasan untuk buru-buru beralih merek. Bila ketidakpuasan pelanggan terhadap suatu merek rendah, maka pada umumnya tidak cukup alasan bagi pelanggan untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada faktor penarik yang cukup kuat. Menurut Rangkuti 2004:65 pengukuran tingkat kepuasan atau mengukur ketidakpuasan merupakan alat yang penting untuk mendeteksi tingkat loyalitas konsumen. Melalui pengukuran tersebut, dapat diketahui hal-hal sebagai berikut: • Masalah-masalah apa yang dihadapi oleh pelanggan? • Apa yang menjadi sumber gangguannya? • Mengapa beberapa pelanggan beralih ke merek lain? • Alasan-alasan apa yang menyebabkannya? 4 Rasa Suka Terhadap Merek Tingkat loyalitas keempat adalah rasa suka. Apakah para pelanggan “menyukai” perusahaan tersebut? Adakah perasaan- perasaan hormat atau persahabatan terhadap perusahaan atau 55 merek tersebut? Adakah perasaan kehangatan terhadap merek tersebut? Suatu pengaruh yang positif bisa menghasilkan rintangan bagi para kompetitor. Akan jauh lebih sulit untuk bersaing melawan rasa suka dibandingkan bersaing dengan suatu produk dengan karakteristik-karakterisitk yang spesifik. Rasa suka yang umum bisa diskalakan dalam berbagai bentuk, seperti: • Rasa suka liking • Hormat respect • Persahabatan friendship • Kepercayaan trust Pada dasarnya, terdapat suatu rasa suka atau minat besar yang berbeda dari atribut-atribut spesifik yang mendasarinya. Khalayak bisa saja sekedar suka pada suatu merek, dan rasa suka tidak bisa dijelaskan sepenuhnya melalui persepsi dan kepercayaan mereka mengenai atribut-atribut merek. Rasa suka itu lebih mungkin dijelaskan dengan pernyataan-pernyataan umum mengenai rasa suka, seperti yang didaftar di atas. Konsep keandalan mungkin dalam beberapa kasus mewakili suatu atribut spesifik. Namun, ini juga sering sangat berkorelasi dengan minat yang besar. Ukuran lain terhadap rasa suka diindikasikan dengan tambahan harga yang masih mau dibayar para pelanggan untuk mendapatkan merek itu, dan keuntungan 56 harga yang mesti diraih para kompetitor sebelum mereka bisa memikat para pembeli loyal. 5 Komitmen Merek-merek yang paling kuat, yaitu yang mempunyai ekuitas yang sangat tinggi, akan mempunyai sejumlah besar para pelanggan yang setia. Jika terdapat tingkat komitmen yang besar, akan relatif mudah untuk mendeteksi karena biasanya komitmen itu termanifestasi dalam berbagai bentuk. Salah satu indikator kunci adalah jumlah interaksi dan komunikasi yang terlibat dengan produk tersebut. Adakah sesuatu yang disukai pelanggan sehingga dibicarakannya dengan orang lain? Apakah ia hanya merekomendasi produk tersebut ataukah ia juga menceritakan pada orang lain mengenai alasan-alasannya mengapa mereka seharusnya membeli itu? Indikator lainnya adalah sejauh mana merek tersebut penting bagi seseorang berkenaan dengan aktivitas dan kepribadian mereka. Apakah merek tersebut bermanfaat atau mempunyai kelebihan dalam penggunaannya?

B. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan antara Experiential Marketing dengan Brand Trust

Experiential marketing merupakan konsep pemasaran yang bertujuan untuk membangun hubungan dimana konsumen merespon

Dokumen yang terkait

Pengaruh Trust In a Brand Terhadap Brand Loyalty Pada Konsumen Susu UHT Merek Ultramilk Di Wilayah Kelurahan Titi Rantai Medan

3 24 101

Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Pada Pengguna Kartu Pra-Bayar Simpati

5 53 123

Pengaruh kualitas pelayanan, citra merek dan relationship marketing terhadap kepuasan konsumen serta dampaknya terhadap loyalitas konsumen : Studi kasus pada pengguna kereta api di Statiun Gambir

2 15 173

PENGARUH PENGALAMAN PEMASARAN, EMOSIONAL MEREK DAN KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK (STUDI PADA KONSUMEN SMARTPHONE ASUS MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA)

0 5 95

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS MEREK Pengaruh Experiental Marketing Terhadap Loyalitas Merek (Studi Empirik Pada Pengguna Telepon Seluler Merek Nokia di Surakarta).

0 4 16

Pengaruh Brand Trust terhadap Loyalitas Konsumen pada Merek Laptop Hp (Hewlett - Packard).

0 0 19

274. Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan (Kasus Loyalitas Pelanggan Pada Kedaton Spa Semarang)

1 2 106

TAP.COM - PENGARUH CITRA MEREK (BRAND IMAGE) TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN

0 0 152

PENGARUH NILAI YANG DIRASA DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS DENGAN DI MEDIASI OLEH KEPUASAN PENGGUNA LAPTOP MEREK ASUS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 1 15

PENGARUH NILAI YANG DIRASA DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS DENGAN DI MEDIASI OLEH KEPUASAN PENGGUNA LAPTOP MEREK ASUS DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 14