183
skor 4,35 dalam kriteria “Sangat Baik”, sedangkan pada aspek isi dan materi mendapat rata-rata skor 4,57 dalam kriteria “Sangat Baik”.
b. Dengan menggunakan teknik analisis data skala lima, hasil akhir penilaian dari ahli media pada aspek fisik mendapat rata-rata skor 4,50
dinyatakan dalam kriteria “Sangat Baik”. Pada aspek tampilan mendapat rata-rata skor 4,31 dalam kriteria “Sangat Baik”, sedangkan
aspek pemrograman mendapat rata-rata skor 4,33 dalam kriteria “Sangat Baik”.
c. Dengan menggunakan teknik analisis data skala lima, hasil akhir penilaian guru terhadap multimedia dari aspek tampilan adalah 4,36
yang dinyatakan dalam kriteria “Sangat Baik”. Pada aspek pemrograman rata-rata skor adalah 4,66 yang dinyatakan dalam
kriteria “Sangat Baik”. Pada aspek materi rata-rata skor adalah 4,60 dalam kriteria “Sangat Baik” dan aspek pembelajaran sebesar 4,80
dalam kriteria “Sangat Baik” . d. Dengan menggunakan teknik analisis data skala tiga, hasil uji coba
perorangan adalah 2,73 dalam kriteria skala tiga yaitu “Baik”. Hasil uji coba kelompok kecil sebesar 2,82 dalam kriteria “Baik”. Hasil uji coba
lapangan adalah 2,83 yang dinyatakan dalam kriteria “Baik”. Berdasakan hasil penelitian dan pengembangan di atas, dapat
disimpulkan bahwa pengembangan multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk siswa kelas
IV.
184
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan multimedia pendidikan karakter peduli lingkungan ini dinyatakan layak
digunakan dalam pembelajaran, maka terdapat beberapa saran dari peneliti yaitu sebagai
berikut: 1.
Bagi guru Multimedia ini telah sesuai dengan silabus pada mata pelajaran
Penjasorkes sehingga guru diharapkan dapat memanfaatkan multimedia ini sebagai media pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas.
2. Bagi siswa Multimedia ini telah didesain semenarik mungkin baik dari segi tampilan,
pembelajaran, dan penyampaian isi sehingga diharapkan siswa memanfaatkan multimedia ini sebagai media belajar mengenai peduli
lingkungan. 3. Peneliti selanjutnya
Peneliti pada penelitian dan pengembangan ini hanya mengukur tingkat kelayakan multimedia sehingga peneliti selanjutnya sebaiknya juga
mengukur tingkat keefektifitasan multimedia.
85
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak dan Darmawan. 2013.Teknologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ahmad Rohani. 1997. Media Intruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta. Alessi, S.M. Trollip, S.R. 1991. Computer Based Intructional: Method and
Development. Prentice Hall. New Jersey. Alessi, S.M. Trollip, S.R. 2001. Multimedia for Learning: Methods and
Development. 3nd ed. USA: Pearson Education. Anderson, Ronald H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk
Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Team Penerjemah Yusufhadi
Miarso dkk. Arief S. Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ariesto Hadi Sutopo. 2012. Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Azhar Arsyad. 2006. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Baharuddin dan Esa N. Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Bambang Warsita. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Borg. W. R. dan Gall. M. D. 1989. Educational Research An Introductional . New York: Longman
Candra. 2004. Tujuh Jam Belajar Flash MX 2004 untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom.
Cecep Dani Sucipto. 2012. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta: Gosyen Publishing.