75
3. Perkembangan Bahasa
Menurut Rita Eka Izzaty, ddk 2008:104, pada usia 8 tahun anak mempunyai minat terhadap cerita khayalan dan juga menggemari cerita
realistis. Pada usia 10-12 tahun, minat membaca anak mencapai puncaknya dan materi bacaan semakin luas. Anak sudah dapat
menunjukan pemahaman tingkat tinggi mengenai urutan tata bahasa, mengenali apabila ada kalimat yang tata bahasanya tidak tepat K. Eileen
Allen dan Lynn R Marotz, 2010:199. Pada usia SD anak telah mampu memahami cerita yang disajikan
dalam bahasa yang panjang. Anak pada usia ini merupakan masa berkembangnya kemampuan mengenal dan menguasai pemberdaharaan
kata. Anak mulai menyadari bahwa komunikasi yang bermakna tidak dapat dicapai bila anak tidak mengerti apa yang dikatakan orang lain.
Anak berbicara lebih terkendali dan terseleksi kemudian menggunakan kemampuan berbicara sebagai bentuk komunikasi.
4. Perkembangan Moral
Menurut Dwi Siswoyo, dkk 2008:107-108, anak usia SD sudah mampu memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat.
Anak sudah mampu memahami alasan yang mendasari adanya peraturan. Anak juga mampu mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan
konsep benar salah dan baik buruk.
76
Piaget menyimpulkan perkembangan kemampuan kognitif pada anak mempengaruhi pertimbangan moral mereka yang kemudian
membagi ke dalam tiga tahapan yaiu, 1. Non-morality, pada usia di bawah 4 tahun anak belum memiliki atau
belum mengenal moral 2. Heteronomous morality, pada usia 4-8 tahun anak sudah mulai
menerima dan memiliki aturan begitu saja dari orang lain yang dipandang tidak bisa diubah sebagai wujud suatu kepatuhan.
3. Autonomous morality, pada usia 9-12 tahun anak memandangn aturan sebagai persetujuan bersama secara timbal balik, dapat dipelihara dan
diubah sesuai kebutuhan kolektif.
5. Perkembangan Emosi
Pada usia 9-12 tahun anak sudah mulai mengetahui bahwa emosional yang berlebihan itu kurang baik dan secara secara sosial tidak
dapat diterima oleh teman, keluarga, dan masyarakat. Pada usia ini perkembangan yang tampak adalah anak mulai belajar mengendalikan
emosi yang bersifat negatif dan cenderung mengungkapkan emosi yang menyenangkan Endang Purwanti dan Nur Widodo, 2005:97.
Menurut Rita Eka Izzaty, ddk 2008:111, emosi mempunyai peran dalam kehidupan anak. Emosi yang tidak menyenangkan seperti takut,
amarah, cemburu dan iri hati dapat merugikan perkembangan anak. Sebaliknya, emosi yang menyenangkan seperti kasih sayang,
kebahagiaan, rasa ingin tahu, suka cita akan mempengaruhi individu
77
untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar seperti memperhatikan penjelasan guru, aktif dalam berdiskusi, dan
mengerjakan tugas.
6. Perkembangan Sosial
Pada usia SD, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri terhadap sikap kooperatif dan mau memperhatikan kepentingan
orang lain. Perkembangan sosial anak dapat dilihat pada kegiatan bermain yang kemudian berkumpul dengan teman sebaya. Permainan
yang cenderung disukai adalah permainan yang dilakukan secara berkelompok. Hal ini karena bermain secara kelompok dapat
memberikan peluang adanya pelajaran kepada anak untuk berinteraksi bertenggang rasa dengan sesama teman Rita Eka Izzaty, ddk, 2008:121
Berdasarkan uraian di atas, proses pembelajaran harus dirancang sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam penelitian dan pengembangan multimedia
ini, peneliti memperhatikan perkembangan siswa yang masih berada pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini siswa sudah mampu menggunakan
aturan yang jelas dan berpikir logis dengan benda-benda yang bersifat konkret. Untuk itu multimedia ini didesain agar dapat menyajikan materi
sekonkret mungkin melalui tampilan gambar, animasi, suara, dan video. Multimedia
yang dikembangkan
juga mempertimbangkan
perkembangan bahasa siswa. Siswa kelas IV SD sudah mampu memahami
78
arti kata dalam kalimat. Penggunaan bahasa semi formal akan menciptakan suasana santai sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi.
Multimedia ini mempertimbangkan perkembangan moral dimana siswa SD kelas IV sudah mampu memahami alasan yang mendasari adanya
peraturan. Anak juga mampu mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar salah dan baik buruk. Oleh karena itu dalam multimedia
disajikan pembelajaran mengenai perilaku yang benar dalam menjaga lingkungan dan perilaku yang salah terhadap lingkungan.
Multimedia didesain semenarik mungkin seperti penggunaan warna cerah, penggunaan tokoh kartun sesuai usia SD, dilengkapi backsound musik,
sound effect, animasi, dan game. Hal ini agar dapat merangsang emosi yang menyenangkan sehingga mempengaruhi siswa untuk mengonsentrasikan
dirinya terhadap aktivitas belajar. Siswa SD memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri terhadap
sikap kooperatif. Oleh karena itu multimedia ini selain didesain agar siswa dapat belajar mandiri juga dapat belajar secara berkelompok. Multimedia ini
menyajikan beberapa pertanyaan atau umpan balik yang meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman atau orang di sekitarnya.
F. Kedudukan Pengembangan Multimedia dalam Kawasan TP