Penyampaian materi oleh guru Kegiatan belajar dalam tim

Dari hasil perhitungan, ada 15 siswa pada k riteria “sangat tinggi” atau 57,69, ada 11 siswa pada kriter ia “tinggi” atau 42,31, tidak ada siswa pada kriteria “cukup” atau 0, tidak ada siswa pada kriteria “rendah” atau 0, dan tidak ada siswa pada kriteria “sangat rendah” atau 0. Agar lebih jelas lagi perbandingan persentase kriteria dari hasil kuesioner dapat dilihat pada diagram dibawah ini. Gambar 4.2. Persentase Kuesioner Siklus II Hasil rata-rata motivasi belajar pada kondisi awal, siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.16. Rata-rata Motivasi Belajar Siswa Variabel Instrumen Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Motivasi Belajar Lembar Observasi 53,33 62,33 81,06 Kuesioner 63,60 72,49 86,13 Rata-rata 58,46 67,41 85,59 Hasil peningkatan motivasi pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

57.69 42.31

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah Persentase Kuesioner Siklus 2 Tabel 4.17. Hasil Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Variabel Istrumen Kondisi awal Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian Motivasi Belajar 1. Lembar observasi 58,46 75 67,41 80 85,59 2. Kuesioner Berdasarkan data kondisi awal diperoleh rata-rata motivasi belajar siswa adalah 58,46. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, hasil rata- rata motivasi belajar siswa adalah 67,41. Karena target pada siklus I tidak tercapai maka dilanjutkan siklus II sehingga dapat diperoleh rata-rata motivasi siswa 85,59. Dari data tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut ini. Gambar 4.3. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Menurut Sardiman 2005:92 hadiah reward dan persaingan baik secara individu maupun secara kelompok dapat menjadi sarana untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, karena terkadang jika ada persaingan kompetisi untuk mendapatkan suatu hadiah siswa akan 58.46 67.41 85.59 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan Motivasi Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 TRUNUH Peningkatan Motivasi Dan Hasil Belajar IPS Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Trunuh Kec

0 1 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran PKn Siswa Kelas V SD Negeri 03 Wonorejo, Gondan

0 0 15

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUIMODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Tipe Stad Pada Siswa Kelas IV Sd Negeri Rogomulyo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 0 14

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III B SD Negeri Denggung.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 2 314

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Ungaran 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 7 402

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V A SD Negeri Denggung.

0 0 313

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas V SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013.

0 1 181

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS kelas IV SD Kanisius Wirobrajan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 0 2

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 20122013 SKRIPSI

0 1 179