Rancang Bangun TINJAUAN PUSTAKA

17 yang dikenal dengan nama Pantai Diffur ini sangat cocok untuk dikembangkan sebagai lokasi ekowisata bahari DPK Provinsi Maluku 2006c. Tipologi pesisir pantainya adalah pantai berpasir putih dan halus pasir sagu dengan vegetasi pantai berupa pohon kelapa, ketapang dan pohon beringin yang cukup besar berjejer di sepanjang pantai, kondisi ini membuat udara disekitarnya terasa sejuk. Pantai Diffur ini masih asli dengan persen penutupan vegetasinya mencapai 75 . Lebar pantai berpasir diukur pada saat pasang tertinggi adalah sekitar 15 meter sehingga baik digunakan untuk sarana rekreasi pantai. Dengan keberadan pohon- pohon beringin yang berjejer di sepanjang pantai, maka burung-burung alam dari hutan sekitarnya menambah keunikan lokasi tersebut DPK Provinsi Maluku 2006b. Sisi Selatan pulau ini merupakan selat dengan beberapa bagian memiliki teluk dengan kondisi perairan yang tenang dan kualitas perairan yang masih sangat baik sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi budidaya laut, salah satunya adalah Teluk Un. Keberadaan teluk ini selain merupakan habitat bagi berbagai biota laut, daerah penangkapan ikan serta area budidaya laut, teluk ini sendiri memiliki panorama yang khas, sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan wisata bahari, dan rekreasi DPK Provinsi Maluku 2006c. Selain itu Teluk Un dapat juga dijadikan sebagai kawasan pendidikan bahari dan konservasi karena praktek pranata budaya yang sesuai dengan kaidah konservasi seperti pelaksanaan Sasi atau Yutut masih dipraktekan masyarakat setempat. Karena keunikannya, Teluk Un juga berpotensi untuk dijadikannya sebagai lokasi eksperimen kelautan. Mangrove dan lamun mendominasi kawasan perairan Teluk Un, sedangkan karang hanya terdapat pada kanal dan sekitar mulut kanal tersebut. Mangrove mengitari hampir keseluruhan teluk, demikian pula lamun yang hampir menutupi 50 dasar perairan teluk tersebut DPK Provinsi Maluku 2006a. Tampilan citra satelit dari Pulau Dullah seperti ditunjukan pada Gambar 2.

2.3 Rancang Bangun

Menurut BPPT 2007 Rancang Bangun adalah kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan pembuatan suatu produk, 18 Gambar 2 Citra satelit Pulau Dullah dengan komposit RGB 542 Landsat 7 ETM+ Tanggal 10 Mei 2006. sementara menurut Wahyu 2006 Rancang Bangun adalah proses pembangunan sarana dan prasarana fisik untuk kepentingan umum. Selanjutnya dikatakan bahwa dalam pelaksanaannya terbagi atas 3 tahapan yaitu: studi, desain, dan konstruksi. Disamping itu juga melibatkan berbagai macam pekerjaan, antara lain pekerjaan survei dan pemetaan, dimana pekerjaan survei dan pemetaan yang terlibat pada semua tahapan tersebut adalah sebagai unsur penunjang. Pulau Dullah Pulau Kei Kecil Pulau Duroa 19 Dalam pengertian yang lebih luas, rancang bangun dapat juga diartikan sebagai suatu proses untuk merancang dan membangun sesuatu. Sebagai suatu proses, rancang bangun tidak harus selalu dalam bentuk fisik saja tetapi bisa juga dalam bentuk non fisik, misalnya dalam mendesain sesuatu yang terkait dengan aspek pengelolaan, salah satunya adalah dalam pengelolaan ekosistem dan sumberdaya alam serta jasa-jasa lingkungan. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil, kita dapat mendesain model pengelolaan dari sebuah pulau, atau mendesain model pengelolaan ekosistem dan sumberdaya alamnya, atau mendesain model pengelolaan kawasan tertentu dari pulau tersebut, misalnya kawasan konservasi. Di samping itu, rancang bangun adalah sesuatu yang aplied, sehingga dalam menentukan model pengelolaan yang diinginkan kita harus dapat melihat sesuatu yang sangat spesifik dari pulau tersebut sehingga dalam kenyataannya sesuatu yang dimaksud tersebut dapat diaplikasikan. Dalam konteks ini salah satu model yang dapat dikembangkan dalam pengelolaan pulau-pulau kecil adalah minawisata bahari yaitu dengan mengintegrasikan potensi perikanan dan potensi pariwisata dalam bentuk pengelolaan terpadu. Dalam rancang bangun model pengelolaan dimaksud kita harus dapat mengintegrasikan berbagai aspek yang ada dipulau tersebut, misalnya aspek biofisik, sosial, ekonomi, kelembagaan dan lain-lain. Sesuatu yang tersistem dari pulau tersebut, kemudian dirancang bangun sedemikian rupa sehingga sistem tersebut lebih optimal dan dapat dipakai sebagai dasar untuk membangun konsep pengelolaan yang diinginkan Bengen DG 24 Pebruari 2008, komunikasi pribadi.

2.4 Minawisata Bahari