Sarana dan Prasarana Vital

77 Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa total jumlah wisatawan pada tahun 2008 adalah 21.256 orang yang terdiri dari 20.910 orang wisatawan domestik dan 346 orang wisatawan mancanegara, bila dibandingkan dengan total jumlah wisatawan tahun 2007 sebanyak 16.170 orang maka terdapat peningkatan sebanyak 5.086 orang atau bila dihitung persentase pertumbuhannya mencapai 31,45. Sedangkan rata-rata pertumbuhan kunjungan wisatawan selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2004 - 2008 adalah sebesar 31,86.

4.1.5 Sarana dan Prasarana Vital

a. Sarana Transportasi Dalam rangka menunjang pergerakan orang serta barang dan jasa melalui transportasi darat, di wilayah Kota Tual telah tersedia jaringan jalan yang menghubungkan antara pusat-pusat pemukiman, pusat-pusat produksi dan pusat-pusat pemasaran dan pelayanan. Secara umum jaringan jalan di Kota Tual terdiri dari jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten. Pada umumnya kondisi jalan provinsi cukup baik, hal ini terkait dengan struktur geologi Pulau Dullah berupa batu kapur yang cenderung keras. Jalan provinsi pada umumnya merupakan jalan utama di sepanjang pantai dan jalur di dalam kota, namun demikian jaringan jalan yang menghubungkan daerah-daerah yang jauh dari Kota Tual dan yang menghubungkan kantong-kantong produksi masih sangat terbatas. Total panjang ruas jalan di Kota Tual adalah 137,45 km yang terdiri dari jalan aspal sepanjang 44,05 km, hotmix sepanjang 24,90 km, jalan setapak 63,50 km, dan jalan tanah sepanjang 5,00 km. Sedangkan jumlah jembatan yang ada di Kota Tual sebanyak 17 unit dengan panjang keseluruhan 6,4 km. Sarana angkutan umum yang berkembang di Kota Tual adalah berupa Angkutan Pedesaan dan Angkutan Perkotaan. Sarana angkutan umum ini adalah mobil berjenis carry atau kijang yang telah dimodifikasi. Trayek angkutan umum yang terdapat di Kota Tual berjumlah 9 trayek dengan jumlah armada yang beroperasi mencapai 57 unit. Rute-rute trayek yang ada masih terbatas pada rute-rute tertentu seperti Tual - Tamedan sebanyak 7 unit; Tual - Dullah sebanyak 9 unit; Tual - Fiditan sebanyak 20 unit; Tual - BTN sebanyak 8 unit; Tual - Ohoitel sebanyak 9 unit; dan Tual - Taar sebanyak 4 unit. Sedangkan Trayek sarana angkutan umum yang menghubungkan Kota Tual dengan Kabupaten 78 Maluku Tenggara berjumlah 40 trayek dengan jumlah armada yang beroperasi mencapai 382 unit. Rute-rute trayek yang ada masih terbatas pada rute-rute tertentu seperti Tual, Langgur dan desa-desa kecil yang berada di Pulau Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara. Terminal di Kota Tual terdapat 2 unit yaitu Terminal Lodar El dan Terminal Wara dengan klasifikasi Tipe C, yaitu terminal yang melayani rute angkutan pedesaan dan angkutan perkotaan yang terdapat di dua pulau yang berbeda. Terminal Lodar El yang terdapat di Pasar Tual melayani angkutan umum pada trayek-treyak di Pulau Dullah dan Pulau Kei Kecil. Selain kedua terminal tersebut di Kota Tual juga terdapat sub-subterminal yang berguna sebagai penghubung terminal-terminal utama. Untuk transportasi udara, Kota Tual belum memiliki bandara komersil, angkutan udara masih dilayani oleh Bandara Dumatubun Milik TNI AU yang berlokasi di Langgur - Kabupaten Maluku Tenggara, dengan kelas layanan 4 dan panjang runway 900 x 25 meter. Bandara ini melayani penerbangan domestik dan regional Maluku dengan dengan rute reguler Ambon - Tual yang dioperasikan oleh Trigana Air dengan pesawat Fokker 27, dan Wings Air dengan pesawat DAS dengan frekuensi penerbangan 5 kali seminggu. Selain kedua maskapai tersebut, rute Tual - Ambon juga dilayani oleh Merpati Airlines dengan frekuensi penerbangan 3 kali seminggu dengan menggunakan pesawat Cassa 212, sedangkan penerbangan Tual - Dobo oleh Merpati Airlines belum terjadwal. Peranan transportasi laut di Kota Tual sangat penting karena Kota Tual adalah kota kepulauan dan sebagain besar wilayahnya merupakan perairan laut. Keberadaan sarana dan prasarana transportasi laut ini sangat vital karena selain sebagai sarana mobilitas orang serta dan barang dan jasa dari dan ke luar Kota Tual, juga sekaligus berfungsi sebagai penggerak roda ekonomi daerah. Prasarana transportasi laut yang terdapat di Kota Tual antara lain: 1 Pelabuhan Yos Sudarso, merupakan pelabuhan umum yang ada di Kota Tual yang berfungsi bagi sarana mobilitas orang serta barang dan jasa di wilayah Indonesia Timur karena banyak disinggahi oleh kapal-kapal dari dalam negeri dan luar negeri. Pelabuhan ini memiliki causeway sepanjang 236 meter. 79 Selain itu, pelabuhan ini juga dimanfaatkan untuk aktifitas bongkar muat barang kontainer. 2 Dermaga penyeberangan ferry dengan ukuran 50 x 6 meter dengan causeway sepanjang 50 meter. Selain berfungsi sebagai pelabuhan penyeberangan dan pelabuhan pelayaran nusantara, dermaga ini juga melayani pelayaran rakyat ke pulau-pulau disekitarnya. 3 Pelabuhan Kur, merupakan pelabuhan lokal yang terdapat di Desa Lokwirin, Pulau Kur yang dipergunakan untuk kegiatan bongkar-muat penumpang dan barang. 4 Dermaga Ngadi, milik PT. Maritim Timur Jaya, merupakan pelabuhan khusus yang berlokasi di Desa Ngadi dengan ukuran 330 x 15 meter dengan causeway sepanjang 330 meter. 5 Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Dumar, dengan tipe jetty yang berukuran 120 x 6 meter dengan 2 causeway berukuran 60 x 6 meter. 6 Pelabuhan Pangkalan TNI - AL. 7 Pelabuhan Pertamina. 8 Pelabuhan Pendaratan Ikan PPI Kalvik, di Pulau Kalvik. Selain prasarana diatas, maka ada beberapa sarana transportasi laut yang menghubungkan Kota Tual dengan kota-kota lainnya yaitu: 1 Kapal penumpang umum milik PT. PELNI KM. Ciremai dan KM. Kelimutu yang menghubungkan Kota Tual dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia. 2 Kapal-kapal kargo milik swasta, yang melayani pengiriman barang dan jasa lainnya dari dan ke Kota Tual. 3 Kapal-kapal perintis milik swasta, yang melayani hubungan antar pulau di Provinsi Maluku. 4 Kapal ferry milik PT. ASDP KMP Kormomolin, yang melayani hubungan antar pulau di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara. 5 Pelayaran rakyatlokal perahu motor 7 GT yang melayani hubungan antar pulau di Kota Tual. b. Sarana Air Bersih Air bersih bagi Kota Tual adalah sesuatu yang sangat berarti. Pulau Dullah sebagai pusat Kota Tual sebagian besar tersusun dari jenis tanahbatuan berupa 80 kapur dan karang yang menjadikan pulau ini sangat minim sumber air bersih. Sumber air bersih bagi masyarakat yang tinggal di Pulau Dullah selama ini disuplai oleh Perusahaan Daerah Air Minum PDAM dimana sumber air bersih berasal dari mata air Evu dengan debit 1.400 literdetik. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat masih memanfaatkan aliran air permukaan. Untuk mengantisipasi kebutuhan akan air bersih yang semakin banyak dan berkurangnya debit mata air Evu, maka alternatif sumber air yang akan dimanfaatkan adalah air dari Danau Ngadi dan Danau Fanil. Kondisi terakhir menunjukkan bahwa belum semua masyarakat mendapatkan layanan air bersih dari jaringan PDAM, masyarakat yang belum terlayani oleh jaringan PDAM memenuhi kebutuhannya dari PAH Penampungan Air Hujan dan membeli air dari pihak swasta yang disuplai melalui mobil tangki kapasitas 4 m 3 dengan harga beli sebesar Rp.60.000. 4.2 Pulau Dullah 4.2.1 Keadaan Sosial Budaya Masyarakat