Skenario Model Pengelolaan Keberlanjutan Pengelolaan Minawisata Bahari Berbasis Konservasi

177 Tabel 41 dan Gambar 25 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil simulasi dengan 5 kategori aktivitas minawisata bahari tersebut diatas dengan jumlah unit usaha maksimum sesuai daya dukung kawasan, pada tahun kelima semua unit usaha minawisata bahari memberikan keuntungan dengan nilai NPV total tahunan adalah sebesar Rp.9.658.005.207 dimana secara kolektif akan menyumbangkan Rp.204.025.260 untuk alokasi dana konservasi terumbu karang sehingga dengan dana tersebut akan menambah luasan terumbu karang sebesar 23,84 ha, namun demikian sejalan dengan pertambahan luasan tersebut, terumbu karang juga mengalami pengurangan luasan akibat laju degradasi dan pencemaran yaitu sebesar 17,47 ha sehingga secara keseluruhan ekosistem terumbu karang hanya mengalami penambahan luas sebesar 6,36 ha dari yang semula 62,78 ha kini menjadi 69,14 ha. Demikian pula dengan ekosistem mangrove, unit usaha minawisata bahari mangrove secara kolektif akan menyumbangkan Rp.4.641.510 untuk alokasi dana konservasi mangrove sehingga dengan dana tersebut akan menambah luasan mangrove sebesar 57,03 ha, namun demikian sejalan dengan pertambahan luasan tersebut, ekosistem mangrove juga mengalami pengurangan luasan akibat laju degradasi dan konversi untuk areal minawisata bahari yaitu sebesar 50,14 ha sehingga secara keseluruhan ekosistem mangrove hanya mengalami penambahan luas sebesar 6,88 ha dari yang semula 153,58 ha kini menjadi 160,46 ha.

5.7.3 Skenario Model Pengelolaan

Penyusunan skenario model pengelolaan minawisata bahari untuk optimasi didasarkan pada basis model yang telah dibangun sebelumnya dan dikembangkan dalam model ini, kemudian menentukan atribut yang sensitif dari dimensi ekologi dan ekonomi serta memilih skenario yang terbaik untuk diaplikasikan. Penyusunan skenario ini ditujukan untuk memilih alternatif kebijakan yang memungkinkan untuk ditempuh dalam menyelesaikan masalah yang dapat terjadi di kemudian hari berdasarkan kondisi saat ini. Ada beberapa atribut yang berpengaruh terhadap keberlanjutan pengelolaan minawisata bahari di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir yakni: 1. Dalam dimensi ekonomi, atribut penting yang berpengaruh terhapan keberlanjutan minawisata bahari ini adalah discount factor, semakin tinggi 178 discount factor maka semakin kecil tingkat keuntungan usaha, hal ini juga akan berpengaruh terhadap dimensi ekologi yang ditunjukan dengan semakin kecilnya jumlah alokasi biaya proteksi lingkungan. Sebaliknya, semakin rendah discount factor maka tingkat keuntungan usaha akan semakin besar, dan semakin besar pula jumlah alokasi biaya proteksi lingkungan. 2. Dalam dimensi ekologi, atribut penting yang berpengaruh terhadap keberlanjutan minawisata bahari ini adalah upaya konservasi terumbu karang dan mangrove. Upaya konservasi ini sangat bergantung dari besarnya alokasi dana untuk pembuatan artificial reef dan untuk penanaman anakan mangrove, sementara besarnya alokasi dana tersebut sangat bergantung dari kebijakan stakeholder dalam menentukan pembagian proporsi biaya proteksi lingkungan antara kepentingan untuk memperbaiki kualitas ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove dengan kepentingan untuk pembiayaan pembangunan desa sebagai biaya pengganti adat sasi yang ditiadakan sebagai akibat dari pengembangan model minawisata bahari di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Selanjutnya, ada 2 skenario pengelolaan yang dibangun untuk keberlanjutan pengelolaan minawisata bahari di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir yaitu skenario pesimistik dan skenario konservatif.

5.7.4 Simulasi Skenario Model Pengelolaan