Minawisata Bahari Selam HASIL DAN PEMBAHASAN

115 tersebut tidak sampai mengganggu alur pelayaran. Demikian pula sebaliknya semua kegiatan masyarakat yang ada di sekitar lokasi tersebut tidak sampai berpengaruh kepada aktivitas minawisata bahari karamba pembesaran ikan yang dikembangkan dilokasi tersebut Bengen DG 24 Pebruari 2008, komunikasi pribadi. Data lapangan menunjukan bahwa untuk lingkungan perairan dengan kelas kesesuaian S sesuai pada umumnya parameter fisika kimia dan oseanografi perairan seperti kecepatan arus; tinggi gelombang; kedalaman air dari dasar jaring; suhu perairan; salinitas; oksigen terlarut; pH perairan; nitrat; phospat; serta jarak dari alur pelayaran dan kawasan lainnya memenuhi kisaran yang dipersyaratkan, namun ada faktor pembatas lain yang mengakibatkan kondisi lingkungan perairan menjadi sesuai bersyarat SB dan tidak sesuai TS yaitu kedalaman perairan. Di beberapa bagian Teluk Un, kedalaman perairan ditemukan berada pada kisaran kurang dari 15,5 meter sehingga dengan tunggang pasut 2,5 meter maka pada saat surut terendah, kedalaman perairan di bagian tersebut akan menjadi kurang dari 13 meter. Dengan kedalaman jaring karamba sekitar 3 meter dan persyaratan kedalaman air dari dasar jaring harus lebih dari 10 meter maka bagian perairan tersebut menjadi tidak sesuai untuk menempatkan karamba jaring apung. Dengan kondisi dan faktor pembatas tersebut maka tidak semua kawasan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir sesuai untuk aktivitas minawisata bahari karamba pembesaran ikan seperti yang ditunjukan dalam peta kesesuaian lahan pada Gambar 12. Untuk dapat menarik minat wisatawan dalam memanfaatkan potensi dan sumberdaya ikan karang di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir yang dikemas dalam bentuk minawisata bahari karamba pembesaran ikan, perlu disiapkan sarana pendukung lainnya seperti peralatan untuk mengambil ikan dari dalam karamba berikut peralatan pengolahannya sehingga ikan-ikan tersebut dapat diolah dan dinikmati saat itu juga oleh wisatawan.

d. Minawisata Bahari Selam

Wisata selam merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam bawah laut dan dinamika air lautnya untuk kepuasan manusia yang dikembangkan 116 Gambar 12 Peta kesesuaian lahan untuk minawisata bahari karamba pembesaran ikan. 117 dengan pendekatan konservasi laut. Objek kegiatannya adalah berupa penyelaman dengan objek ekosistemnya adalah terumbu karang, sedangkan objek komoditinya adalah ikan-ikan dan berbagai biota laut penghuni ekosistem terumbu karang. Selain sebagai kegiatan wisata bahari, selam juga dapat dikemas dalam bentuk minawisata bahari yaitu mengintroduksikan kegiatan menangkap ikan dengan menggunakan alat penangkap ikan seperti spear-gun atau peralatan penangkap ikan lainnya kedalam aktivitas selam tersebut. Dengan demikian selain dapat menikmati keindahan bawah laut, wisatawan juga dapat menangkap ikan-ikan target atau ikan-ikan konsumsi. Hasil tangkapannya dapat langsung diolah dan dinikmati pada saat itu juga untuk mencapai kepuasan selama berwisata, atau bisa juga dibawa pulang kerumah untuk dinikmati bersama keluarga. Minawisata bahari selam ini dapat dikembangkan di kawasan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir karena selain memiliki terumbu karang sebagai objek ekosistem, teluk ini juga merupakan daerah penangkapan ikan bagi nelayan tradisional dan dikenal sebagai ladang ikan baronang, kerapu, maming, dan juga jenis-jenis ikan target lainnya yang telah lama dimanfaatkan oleh penduduk Desa Taar dan sekitarnya bagi pemenuhan kebutuhan protein. Tentunya minawisata bahari selam yang akan dikembangkan ini adalah yang berbasis konservasi. Pengembangan minawisata bahari selam ini tentunya membutuhkan berbagai sarana pendukung seperti perahu, spear gun atau alat penangkap ikan lainnya, peralatan selam, dan pemandu selam buddies, namun sampai saat ini kondisi riil di lokasi penelitian menunjukan bahwa semua sarana pendukung tersebut belum ada yang menyediakannya. Kesesuaian lahan untuk minawisata bahari selam mempertimbangkan 8 parameter kesesuaian yaitu jenis ikan karang; kecerahan perairan; tutupan komunitas karang; jenis life-form; suhu perairan; salinitas; kedalaman terumbu karang; dan kecepatan arus. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, diperoleh luasan lahan untuk minawisata bahari selam seperti ditunjukan pada Tabel 21. Tabel 21 menunjukan bahwa luas perairan yang sesuai S untuk minawisata bahari selam adalah sebesar 24,12 ha 8,34, yang sesuai bersyarat SB adalah sebesar 157,82 ha 54,58, sedangkan yang tidak sesuai TS adalah sebesar 107,24 ha 37,08 dari total luas perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. 118 Tabel 21 Hasil analisis kesesuaian lahan untuk minawisata bahari selam No Kelas Kesesuaian Luasan ha Luasan 1. Sesuai S 24,12 8,34 2. Sesuai Bersyarat SB 157,82 54,58 3. Tidak Sesuai TS 107,24 37,08 Total 289,17 100.00 Jumlah jenis ikan karang merupakan parameter penting dalam minawisata bahari selam, suatu perairan dapat dikategorikan sesuai untuk minawisata bahari selam apabila terdapat minimal 75 spesies ikan karang, dan 20 - 75 spesies untuk kelas sesuai bersyarat, sedangkan apabila jumlah jenisnya kurang dari 20 spesies maka perairan tersebut tidak sesuai untuk minawisata bahari selam. Menurut DPK 2003 berdasarkan hasil sensus visual yang dilakukan pada beberapa titik di perairan Kabupaten Maluku Tenggara menunjukan bahwa kepadatan dan sediaan cadang ikan karang relatif cukup tinggi terutama pada daerah perairan karang dekat tubir. Jumlah jenis ikan karang yang teridentifikasi di sekitar perairan Pulau Dullah termasuk di Ngadi, Teluk Un, dan Teluk Vid Bangir adalah sebanyak 109 spesies. Untuk kecerahan perairan, hasil penelitian Suharsono dan Yosephine 1994 menunjukan bahwa terdapat korelasi positif antara kecerahan perairan dengan persentase tutupan karang di 27 buah pulau di Kepulauan Seribu. Semakin tinggi transparansi air semakin besar persentase tutupan karang hidup, demikian pula sebaliknya semakin rendah transparansi air semakin kecil pula persentase tutupan karang hidup. Data lapangan menunjukan bahwa kecerahan perairan di kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir adalah mencapai 100 pada kedalaman 12 meter. Kedalaman terbesar perairan Teluk Un adalah 14,6 meter dan Teluk Vid Bangir adalah 17,8 meter pada saat pasang tertinggi. Dengan kecerahan 100 pada kedalaman 12 meter tersebut maka bila dihitung dalam persentase kecerahan perairan di Teluk Vid Bangir mencapai 68 dan di Teluk Un mencapai 82. Salah satu indikator kesehatan suatu perairan adalah keberadaan terumbu karang dengan tingkat persentase penutupan karang relatif tinggi. Kategori untuk mengukur persentase penutupan karang yang sering digunakan adalah mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Gomes dan Yap 1998 dengan 119 kategori 0 - 24,9 maka tergolong dalam kondisi buruk, 25 - 49,9 adalah sedang, 50 - 74,9 adalah baik, dan 75 - 100 adalah baik sekali. DKP 2003 menemukan bahwa persentase penutupan karang di perairan sekitar Pulau Dullah adalah 68,74, bila mengacu pada konsep yang dikemukakan oleh Gomes dan Yap tersebut diatas maka ekosistem terumbu karang di kawasan ini berada dalam kategori baik sehingga dapat dikembangkan untuk minawisata bahari selam. Untuk jenis life-form, Yulianda 2007 dalam matriks kesesuaian lahan ekowisata selam mengemukakan bahwa jumlah jenis life-form yang dipersyaratkan untuk kelas kesesuaian S sesuai adalah lebih dari 10 spesies, untuk kelas kesesuaian SB sesuai bersyarat adalah 4 - 10 spesies, sedangkan apabila jumlah jenis life-form kurang dari kurang dari 4 spesies atau tidak ada karang sama sekali maka perairan tersebut tidak sesuai untuk ekowisata selam. Konsep ini yang kemudian diadopsi sebagai salah satu parameter kesesuaian dalam minawisata bahari selam. Demikian pula dengan suhu yang merupakan salah satu parameter penting bagi biota perairan, perubahan suhu yang drastis dapat menimbulkan kematian bagi biota perairan. Menurut Nybakken 1988 dalam kondisi normal, suhu dipermukaan laut berkisar antara 25,6 – 32,3 o C, disamping itu Mulyanto 1992 menjelaskan bahwa suhu perairan yang baik untuk kehidupan ikan di daerah tropis berkisar antara 25 - 32 o C. Selanjutnya menurut Hubbard 1990, ekosistem terumbu karang pada umumnya terbatas pada suhu 18 - 36 o C, dengan nilai optimal antara 26 - 28 o C. Pertumbuhan karang hermatypic tumbuh dan berkembang dengan subur antara 25 - 29 o C Tamrin, 2006. Data lapangan menunjukan bahwa suhu rata-rata di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir adalah 29 - 32 o Menurut Nontji 2003 nilai salinitas di lautan pada umumnya berkisar antara 33 - 37‰. Untuk daerah pesisir salinitas berkisar antara 32 - 34‰ sedangkan untuk laut terbuka umumnya berkisar antara 33 - 37‰ dengan rata-rata adalah 35‰. Salinitas diketahui juga merupakan faktor pembatas kehidupan hewan karang. Salinitas air laut rata-rata di daerah tropis adalah sekitar 35‰, dan hewan karang hidup subur pada kisaran salinitas sekitar 34 - 36‰ Kinsman 2004. Dengan batasan yang dikemukakan diatas maka perairan Teluk Un dan C, kondisi ini memungkinkan untuk kehidupan terumbu karang dan ikan sehingga dapat dijadikan lokasi minawisata bahari selam. 120 Teluk Vid Bangir dapat dijadikan lokasi minawisata bahari selam karena salinitasnya masih berada pada kisaran yang dipersyaratkan yaitu 30 - 33‰. Kedalaman perairan meskipun merupakan faktor pembatas kehidupan terumbu karang tetapi pada perairan yang jernih dan kondisi lingkungannya memungkinkan, terumbu karang dapat tumbuh sampai kedalaman 50 meter. Menurut Nybakken 1988 terumbu karang tidak dapat berkembang diperairan yang lebih dalam dari 50 - 70 meter. Kebanyakan terumbu karang tumbuh pada kedalaman kurang dari 25 meter. Yulianda 2007 dalam matriks kesesuaian lahan ekowisata selam mengemukakan bahwa kedalaman terumbu karang yang dipersyaratkan untuk kelas kesesuaian S sesuai adalah antara 3 - 20 meter, untuk kelas kesesuaian SB sesuai bersyarat adalah 21 - 30 meter, sedangkan apabila kedalaman terumbu karang kurang dari 3 meter danatau lebih dari 30 meter maka tidak sesuai untuk ekowisata selam. Konsep ini juga yang kemudian diadopsi sebagai salah satu parameter kesesuaian dalam minawisata bahari selam. Data lapangan menunjukan bahwa terumbu karang yang ada di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir berada pada kedalaman 5 - 17 meter sehingga memenuhi kisaran yang dipersyaratkan untuk lokasi minawisata bahari selam. Disamping kecerahan perairan, kecepatan arus juga sangat menentukan bagi kegiatan wisata selam maupun untuk ekologi terumbu karang. Menurut Jokiel dan Morrissey 1993 pergerakan arus mempengaruhi struktur komunitas dan distribusi jenis karang pada suatu daerah. Secara keseluruhan kondisi terumbu karang di daerah yang terbuka presentase tutupan karangnya relatif rendah. Arus yang kuat berkorelasi dengan meningkatnya perpindahan pecahan-pecahan karang yang akan mengganggu proses pemulihan karang. Selain itu kecepatan arus merupakan faktor yang berhubungan dengan keselamatan penyelam. Yulianda 2007 dalam matriks kesesuaian lahan ekowisata selam mengemukakan bahwa kecepatan arus yang dipersyaratkan untuk kelas kesesuaian S sesuai adalah antara 0 - 25 cmdetik, untuk kelas kesesuaian SB sesuai bersyarat adalah 26 - 50 cmdetik, sedangkan apabila kecepatan arusnya lebih dari 50 cmdetik maka tidak sesuai untuk ekowisata selam. Konsep ini pula yang kemudian diadopsi sebagai salah satu parameter kesesuaian dalam minawisata bahari selam. Hasil pengukuran kecepatan arus pada saat pengambilan data lapangan 121 menunjukan bahwa kecepatan arus di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir berkisar antara 19 - 33 cmdetik dengan demikian memenuhi kisaran yang dipersyaratkan, kecuali pada kanal dan mulut kanal yang menghubungkan kedua teluk tersebut kecepatan arusnya berkisar antara 76 - 91 cmdetik. Data lapangan menunjukan bahwa untuk lingkungan perairan dengan kelas kesesuaian S sesuai pada umumnya parameter biofisik dan oseanografi perairan seperti jenis ikan karang; kecerahan perairan; tutupan komunitas karang; jenis life-form ; suhu perairan; salinitas; kedalaman terumbu karang; dan kecepatan arus memenuhi kisaran yang dipersyaratkan, namun ada faktor pembatas lain yang mengakibatkan sebagian dari lokasi perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir yang sesuai bersyarat SB akan menjadi tidak sesuai TS yaitu tunggang pasut. Dengan tunggang pasut tidal range lebih dari 2,5 meter maka pada saat surut sebagian wilayah akan mengalami kekeringan sehingga tidak bisa digunakan untuk kegiatan penyelaman. Dengan kondisi dan faktor pembatas tersebut maka tidak semua kawasan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir sesuai untuk aktivitas minawisata bahari selam seperti yang ditunjukan dalam peta kesesuaian lahan pada Gambar 13. Untuk dapat menarik minat wisatawan dalam memanfaatkan ekosistem terumbu karang serta potensi dan sumberdaya ikan karang di Teluk Un yang dikemas dalam bentuk minawisata bahari selam maka perlu disiapkan sarana pendukung lainnya seperti perahu, spear gun atau alat penangkap ikan lainnya, peralatan selam, dan pemandu selam buddies. Perahu digunakan sebagai salah satu sarana untuk mencapai lokasi penyelaman, oleh karena minawisata bahari selam yang akan dikembangkan adalah yang berbasis konservasi, maka jenis perahu yang disarankan adalah yang terbuat dari bahan kayu dan pengoperasiannya adalah dengan cara didayung oleh wisatawan perahu tidak bermotor dengan kapasitas muat sekitar 3 - 4 orang. Hal ini selain untuk menambah kenikmatan selama berwisata, juga bertujuan untuk menghindari adanya tumpahan minyak yang dapat mencemari perairan di sekitar lokasi penyelaman apabila menggunakan perahu bermotor. Selain itu agar kelihatan menarik dan artistik, perahu tersebut dapat diberi hiasan dengan 122 Gambar 13 Peta kesesuaian lahan untuk minawisata bahari selam. 123 corak khas budaya daerah setempat. Selain perahu, peralatan penunjang lainnya adalah spear gun atau alat penangkap ikan lainnya yang akan digunakan oleh wisatawan untuk menangkap ikan pada saat melakukan penyelaman. Peralatan selam yang akan digunakan dalam aktivitas ini adalah peralatan standar scuba diving yang terdiri dari baju selam, tabung oksigen dan regulator udara, masker, sepatu dayung fins, timah pemberat, dan beberapa aksesoris tambahan lainnya yang memang dibutuhkan dalam aktivitas tersebut. Sesuai aturan POSSI bahwa setiap melakukan aktivitas penyelaman seorang penyelam wisatawan harus didampingi oleh seorang pemandu selam buddies, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat berada didalam laut, seperti panik; kehabisan oksigen; kehilangan arah; dan lain-lain. Pemandu selam yang dipersyaratkan adalah yang telah memiliki lisensi yang dikeluarkan oleh POSSI dan telah mengenal kondisi fisik lingkungan perairan di lokasi penyelaman.

e. Minawisata Bahari Mangrove