Mata Pencaharian Kota Tual

74 yaitu sebesar 37,24 dari total jumlah penduduk Kota Tual; kemudian diikut i oleh kelompok penduduk yang belum bekerja atau tidak bekerja sebesar 32,60 ; setelah itu pelajarmahasiswa serta mengurus rumah tangga sebesar 23,07 . Disamping itu masih terdapat jenis pekerjaan lain yang digeluti seperti pedagang, karyawan swastaBUMNBUMD, buruh harian, tukang, gurudosen, dan pekerjaan informal lainnya sebesar 5,92 ; sementara yang berprofesi sebagai nelayan masih sangat sedikit yaitu sekitar 1,17 dari total jumlah penduduk Kota Tual. Khusus untuk yang berprofesi sebagai nelayan, jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan adalah 826 orang yang terdiri dari nelayan sebanyak 739 orang dan buruh nelayan sebanyak 87 orang, kondisi ini tentunya sangat ironis bila dibandingkan dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Kota Tual yang tersedia yang seharusnya menjadi salah satu lapangan pekerjaan dominan di Kota Tual.

4.1.3 Potensi Kelautan dan Perikanan

Berdasarkan pembagian Wilayah Pengelolaan Perikanan WPP di Indonesia, perairan Kota Tual adalah termasuk dalam WWP 8 Laut Arafura dan WPP 5 Laut Banda sehingga dapat dianggap mewakili potensi perikanan tangkap perairan laut Kota Tual. Potensi total sumberdaya ikan laut dari WPP 5 dan WPP 8 adalah sebanyak 1.040.600 tontahun. Kelompok ikan dengan potensi terbesar adalah kelompok ikan pelagis kecil 600.660 tontahun, diikuti kelompok ikan demersal 256.070 tontahun dan ikan pelagis besar 154.980 tontahun. Pemanfaatan potensi perikanan ini khususnya ikan pelagis kecil dan ikan demersal rata-rata masih di bawah 10 sementara untuk ikan pelagis besar baru 42,60 sehingga peluang pengembangannya masih cukup besar. Aktivitas pengelolaan sumberdaya perikanan yang ada selama ini adalah perikanan tangkap yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu perikanan artisanal kecil oleh sebagian besar masyarakat, dan perikanan industri yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Tual. Jumlah produksi dan nilai produksi perikanan Kota Tual sesuai data tahun 2007 seperti ditunjukan pada tabel 13. 75 Tabel 13 Jumlah produksi dan nilai produksi perikanan Kota Tual tahun 2007 Kecamatan Produksi Ton Nilai Produksi Rp Pulau-Pulau Kur 2.212,00 11.038.489,00 Dullah Utara 2.949,40 14.717.985,00 Dullah Selatan 127.422,40 564.230.747,00 Tayando Tam 2.394,30 11.958.363,00 Jumlah 134.978,10 601.945.584,00 Sumber : Diolah kembali dari Maluku Tenggara Dalam Angka Tahun 2008. Berdasarkan Tabel 13 terlihat bahwa total produksi tahun 2007 mencapai 134,978,10 ton dengan total nilai produksi Rp.601.945.584,00 bila dibandingkan dengan kondisi 2 tahun sebelumnya dimana produksi perikanan yang dicapai pada tahun 2005 adalah sebesar 131.353.90 ton maka dari sisi produksi telah terjadi peningkatan sebanyak 3.624,20 ton. Kegiatan perikanan tangkap yang berkembang saat ini adalah usaha penangkapan ikan karang, perikanan demersal dan perikanan pelagis serta pengumpulan organisme bentos yang bernilai ekonomis seperti Lola Trochus sp, Batu Laga Turbo, Kima Tridacna sp dan Teripang Holothuria sp. Potensi sumberdaya ikan karang dan ikan hias pada beberapa lokasi seperti di sekitar pulau Rumadan Dullah Laut, Ngadi, Teluk Un, Teluk Vid Bangir, Pulau Tam serta Tayando adalah sekitar 307 jenis.

4.1.4 Potensi Pariwisata

Sebagai wilayah kepulauan yang banyak memiliki pulau-pulau kecil, obyek wisata bahari di kawasan ini sangatlah banyak. Obyek wisata bahari tersebar hampir di seluruh kecamatan. Umumnya obyek wisata bahari yang ada berupa keindahan alam dan pantai, taman laut, ekosistem terumbu karang dengan ikan hiasnya, ekosistem mangrove, dan lamun. Selain memiliki obyek wisata bahari, Kota Tual juga memiliki obyek wisata budaya yang tersebar di Kepulauan Kei antara lain sejarah peninggalan Jepang.