163
kawasan Teluk Un  dan Teluk Vid Bangir  yaitu sebesar Rp.3.827.167.925  per tahun.
Tabel 37  Nilai ekonomi total ekosistem terumbu karang kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir per tahun
No. Nilai Kegunaan
Nilai per Hektar Rp Nilai Total Rp
1. Nilai guna langsung
14.326.440 899.413.885
2. Nilai guna tidak langsung
39.492.590 2.479.344.750
3. Nilai pilihan
150.000 9.417.000
4. Nilai keberadaan
6.992.550 438.992.290
Nilai Ekonomi Total 60.961.580
3.827.167.925
Tabel  37  menunjukan bahwa dari hasil perhitungan, nilai guna  tidak langsung dari ekosistem terumbu karang memberikan nilai yang terbesar yaitu
sebagai pencegah abrasi pantai. Nilai guna langsung juga memberikan nilai yang cukup besar dalam pemanfaatannya untuk perikanan terumbu, lola, teripang, dan
penelitian.  Sedangkan  nilai  keberadaan menunjukan bahwa masyarakat telah mampu memberikan penilaian terhadap keberadaan ekosistem terumbu karang
tersebut.
5.4.2  Analisis Manfaat-Biaya
Analisis  yang digunakan untuk menghitung kelayakan usaha  berbagai aktivitas  minawisata bahari ini  adalah dengan pendekatan extended  cost-benefit
analysis ECBA. Pada prinsipnya ECBA adalah  pengembangan dari cost-benefit
analysis , disebut extended karena dalam perhitungan  cost-benefit  kita tambahkan
nilai  manfaat dan biaya lingkungan sebagai bagian dari  komponennya.  Nilai manfaat dan biaya lingkungan dimaksud didapat dari hasil  valuasi ekonomi
sumberdaya yang akan digunakan yaitu ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove.
Untuk minawisata bahari pancing; pengumpulan kerang; karamba pembesaran ikan; dan selam, komponen manfaat lingkungan atau  environmental
benefit B
e
yang ditambahkan dalam perhitungan adalah  nilai manfaat langsung ekosistem  terumbu karang sebagai penghasil  perikanan terumbu, lola, teripang,
164
dan untuk kegiatan penelitian, sedangkan komponen biaya lingkungan atau environmental  cost
C
e
adalah  total nilai ekonomi ekosistem  terumbu karang dengan luasan tertentu apabila kita mengkonversi terumbu karang tersebut untuk
suatu jenis pemanfaatan, sementara biaya mitigasi lingkungan atau environmental protection  cost
C
p
adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki kualitas lingkungan misalnya untuk pembuatan  artificial reef,  restocking,  dan
pungutan adat pengganti sasi yang akan digunakan untuk perbaikan lingkungan. Untuk minawisata bahari mangrove, komponen manfaat lingkungan atau
environmental benefit B
e
yang ditambahkan dalam perhitungan adalah nilai manfaat langsung ekosistem mangrove sebagai penghasil kayu bahan bangunan,
kayu bakar, ikan, dan kepiting bakau, sedangkan komponen biaya lingkungan atau environmental  cost
C
e
adalah total nilai ekonomi ekosistem mangrove dengan luasan tertentu apabila kita mengkonversi mangrove  tersebut untuk suatu jenis
pemanfaatan, sementara biaya mitigasi lingkungan atau environmental protection cost
C
p
adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk memperbaiki lingkungan dan ekosistem mangrove yang rusak misalnya untuk menanam kembali anakan
mangrove,  dan  pungutan adat pengganti sasi yang akan digunakan untuk perbaikan lingkungan.
Barton 1994 menjelaskan bahwa salah satu kriteria yang digunakan dalam evaluasi kebijakan adalah dengan  menghitung  net  present  value  NPV dimana
keuntungan bersih suatu proyekusaha adalah pendapatan kotor dikurangi jumlah biaya. Dengan demikian maka NPV suatu proyekusaha adalah selisih PV arus
benefit dengan PV arus cost. Suatu proyekusaha dapat dikatakan bermanfaat atau
layak untuk dilaksanakan bila NPV proyekusaha tersebut lebih besar dari atau sama dengan nol NPV  0 dan sebaliknya bila NPV proyekusaha tersebut lebih
kecil dari nol NPV  0 maka proyekusaha tersebut merugikan atau tidak layak untuk dilaksanakan.  Selain itu,   dapat juga dengan  melihat  BC Rasio, bila  BC
Rasio  1 maka usaha layak untuk dilaksanakan,  bila  BC Rasio = 1 maka usaha perlu ditinjau kembali karena tidak memberikan keuntungan, sedangkan bila BC
Rasio  1 maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan. Tabel 38 menunjukan hasil analisis  usaha  masing-masing kategori aktivitas minawisata bahari dengan
menggunakan pendekatan ECBA.
165
Tabel 38  Manfaat-Biaya untuk minawisata bahari di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir per 1 unit usaha per tahun nilai dalam Rupiah
Kategori Aktivitas Manfaat
Langsung B
d
Manfaat Eksternal
B
e
Biaya Langsung
C
d
Biaya Eksternal
C
e
Biaya Proteksi
C
p
NPV BC
Minawisata Bahari Pancing
6.800.000 76.440
3.010.000 397.500
127.000 3.341.940
3,96 Minawisata Bahari
Pengumpulan Kerang 800.000
1.400 450.000
7.300 37.000
307.100 2,33
Minawisata Bahari Karamba Pemb. Ikan
78.200.000 327.600
39.700.000 1.703.500
909.000 36.215.100
4,29 Minawisata Bahari
Selam 18.700.000
21.800 10.600.000
113.600 365.000
7.643.200 1,93
Minawisata Bahari Mangrove
119.000.000 22.189.700
50.150.000 25.173.000
3.230.000 62.636.700
5,28
Tabel 38  menunjukan  bahwa semua kategori aktivitas minawisata bahari layak untuk dikembangkan di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir karena nilai
NPV dari masing-masing kategori aktivitas tersebut lebih besar dari nol dan BC Rasio lebih besar dari 1. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan,
daya dukung lingkungan, valuasi ekonomi  sumberdaya,  dan analisis manfaat- biaya maka uraiannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.  Minawisata bahari pancing Kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dapat menampung 377 unit usaha
pemancingan ikan dengan memanfaatkan ekosistem  terumbu karang seluas 28,26 ha dimana tiap 1 unit usaha akan memanfaatkan 0,07 ha terumbu karang.
Unit usaha ini  akan memberikan keuntungan sebesar Rp.3.341.940  per tahun 34 minggu dengan nilai BC 3,96.
b.  Minawisata bahari pengumpulan kerang Kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dapat menampung 194 unit usaha
pengumpulan kerang dengan memanfaatkan ekosistem  terumbu karang seluas 20,24 ha dimana tiap 1 unit usaha akan memanfaatkan 0,10 ha terumbu karang.
Unit usaha ini  akan memberikan keuntungan sebesar Rp.307.100  per tahun 4 minggu dengan nilai BC 2,33.
166
c.  Minawisata bahari karamba pembesaran ikan Kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dapat menampung 37 unit usaha
karamba pembesaran ikan  dengan memanfaatkan ekosistem  terumbu karang seluas 11,23 ha, dimana tiap 1 unit rakit karamba akan memanfaatkan 0,30 ha
terumbu karang.  Unit usaha ini  akan  memberikan keuntungan sebesar Rp.36.215.100 per tahun 34 minggu dengan nilai BC 4,29.
d.  Minawisata bahari selam Kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dapat menampung 146 unit usaha
penyelaman dengan memanfaatkan ekosistem terumbu karang seluas 20,24 ha dimana tiap 1 unit usaha penyelaman  akan  memanfaatkan 0,02 ha  terumbu
karang.  Unit usaha ini akan  memberikan keuntungan  sebesar Rp.7.643.200 per tahun 34 minggu dengan nilai BC 1,93.
e.  Minawisata bahari mangrove Di kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir hanya dapat dikembangkan 1 unit
usaha minawisata bahari mangrove yang memanfaatkan ekosistem mangrove seluas 8,79 ha. Minawisata bahari mangrove ini akan memberikan keuntungan
sebesar Rp.62.636.700 per tahun 34 minggu dengan nilai BC 5,28.
5.5  Analisis Sosial