Potensi dan Kendala Pembangunan Pulau-Pulau Kecil

11 spesies langka. Kehilangan tanah baik dalam arti fisik maupun kualitas kesuburan terjadi karena erosi lahan yang juga terjadi di berbagai wilayah lainnya. Demikian juga dengan persoalan air bersih, banyak pulau-pulau kecil yang tidak memiliki cadangan air bersih yang cukup sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan teknik desalinisasi dari air laut ke air tawar. Limbah padat khususnya yang terkait dengan konsumsi penduduk pulau juga menjadi salah satu persoalan umum di pulau-pulau kecil Hall 1999 in Adrianto 2004. Karakteristik lain adalah bahwa pulau-pulau kecil sangat rentan terhadap bencana alam natural disaster seperti angin topan, gempa bumi dan banjir Briguglio 1995; Adrianto and Matsuda 2002.

2.1.2 Potensi dan Kendala Pembangunan Pulau-Pulau Kecil

Secara umum, sumberdaya alam yang terdapat di kawasan pulau-pulau kecil terdiri atas sumberdaya yang dapat pulih renewable resources, sumberdaya tidak dapat pulih nonrenewable resources, dan jasa-jasa lingkungan environmental services . Sumberdaya yang dapat pulih terdiri dari berbagai jenis ikan, plankton, bentos, moluska, mamalia laut, rumput laut seaweed, lamun seagrass, mangrove, terumbu karang dan krustasea. Sumberdaya yang tidak dapat pulih meliputi minyak bumi dan gas, mineral, bahan tambanggalian seperti biji besi, pasir, timah, bauksit serta bahan tambang lainnya, sedangkan yang termasuk jasa- jasa lingkungan adalah pariwisata dan perhubungan laut Dahuri 1998. Dahuri 1998 menjelaskan bahwa pulau-pulau kecil memiliki satu atau lebih ekosistem dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir tersebut dapat bersifat alamiah ataupun buatan man-made. Ekosistem alami yang terdapat di pulau- pulau kecil, antara lain; terumbu karang coral reef, hutan mangrove, padang lamun seagrass beds, pantai berpasir sandy beach, pantai berbatu rocky beach , formasi pescaprea, formasi baringtonia, estuaria, laguna dan delta. Sedangkan ekosistem buatan, antara lain; kawasan pariwisata, kawasan budidaya dan kawasan permukiman. Selanjutnya dijelaskan bahwa potensi sumberdaya ikan di kawasan pulau- pulau kecil terkenal sangat tinggi, hal ini didukung oleh ekosistem yang kompleks dan sangat beragam. Perairan karang merupakan ekosistem yang subur yang banyak di huni oleh beranekaragam sumberdaya hayati. Selain itu ekosistem 12 terumbu karang dengan keunikan dan keindahannya juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat wisata bahari. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem utama pulau-pulau kecil yang sangat berperan bagi sumberdaya ikan di kawasan tersebut dan sekitarnya maupun bagi masyarakat sekitarnya. Ekosistem mangrove berfungsi sebagai tempat mencari makan bagi ikan, tempat memijah, tempat berkembangbiak dan sebagai tempat memelihara anak. Ekosistem mangrove juga dapat berfungsi sebagai penahan abrasi yang disebabkan oleh gelombang dan arus, selain itu ekosistem ini juga secara ekonomi dapat dimanfaatkan sebagai bahan kayu bakar dan bahan membuat rumah Dahuri 1998. Sumberdaya rumput laut banyak dijumpai di pulau-pulau kecil, hal ini karena kebanyakan wilayah pesisir di kawasan ini mempunyai perairan yang subur dan dangkal serta mempunyai ombak yang relatif kecil. Rumput laut merupakan sumberdaya alam yang mempunyai nilai komersial yang tinggi di samping sumberdaya perikanan. Sumberdaya ini banyak dibudidayakan oleh penduduk sekitar sebagai mata pencaharian mereka. Dahuri 1998 menjelaskan bahwa potensi jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pulau-pulau kecil seperti pariwisata bahari dan perhubungan laut merupakan potensi yang mempunyai nilai tinggi bagi peningkatan pendapatan masyarakat sekitar maupun pendapatan nasional. Dengan keanekaragaman dan keindahan yang terdapat di pulau-pulau kecil tersebut merupakan daya tarik tersendiri di dalam pengembangan pariwisata. Beberapa karakteristik ekosistem pulau-pulau kecil yang dapat merupakan kendala bagi pembangunan adalah: 1 Ukuran yang kecil dan terisolasi, sehingga penyediaan sarana dan prasarana menjadi sangat mahal dan sumberdaya manusia yang handal menjadi langka. 2 Kesukaran atau ketidakmampuan untuk mencapai skala ekonomi yang optimal dan menguntungkan dalam hal administrasi, usaha produksi, dan transportasi turut menghambat pembangunan hampir semua pulau-pulau kecil di dunia Brookfield 1990; Hein 1990; Dahuri 1998. 3 Ketersediaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan, seperti air tawar, vegetasi, tanah, ekosistem pesisir dan satwa liar, pada akhirnya akan 13 menentukan daya dukung suatu sistem pulau kecil dan menopang kehidupan manusia dan segenap kegiatan pembangunan. 4 Produktivitas sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di setiap unit ruang lokasi di dalam pulau dan yang terdapat di sekitar pulau seperti ekosistem terumbu karang dan perairan pesisir saling terkait erat satu sama lain Mc Elroy et al. 1990; Dahuri 1998. 5 Budaya lokal kepulauan kadangkala bertentangan dengan kegiatan pembangunan. Berdasarkan beberapa kendala tersebut, bukan berarti pulau-pulau kecil tidak dapat dibangun atau dikembangkan, melainkan pola pembangunannya harus mengikuti kaidah-kaidah ekologis, khususnya adalah bahwa tingkat pembangunan secara keseluruhan tidak boleh melebihi daya dukung suatu pulau, dampak negatif pembangunan hendaknya ditekan seminimal mungkin sesuai dengan kemampuan ekosistem pulau. Selain itu, setiap kegiatan pembangunan yang akan dikembangkan di suatu pulau seyogyanya memenuhi skala ekonomi yang optimal dan menguntungkan serta sesuai dengan budaya lokal Dahuri 1998.

2.1.3 Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil