15
Dalam konteks arahan pengelolaan pulau-pulau kecil, kegiatan pemanfaatannya hanya diperuntukan bagi kegiatan berbasis konservasi. Artinya,
pemanfaatan untuk berbagai kegiatan yang bersifat eksploratif-destruktif tidak disarankan untuk dilaksanakan. Hal ini mengingat bahwa pulau-pulau kecil
memiliki sejumlah kendala dan karakteristik yang sangat berbeda dengan pengelolaan pulau-pulau besar mainland. Atas dasar karakteristik pulau-pulau
kecil, maka arahan peruntukan dan pemanfaatannya hanya beberapa kegiatan yang dapat memanfaatkan potensi sumberdaya pulau-pulau kecil, antara lain
perikanan tangkap, perikanan budidaya laut, dan pariwisata Bengen 2002b; Fauzi dan Anna 2005. Kriteria dari beberapa kegiatan tersebut seperti ditunjukan
pada Tabel 1. Selanjutnya uraian dari kriteria umum untuk penentuan pemanfaatan pulau-pulau kecil seperti ditunjukan pada Lampiran 2.
2.2 Pulau Dullah Sebagai Pulau Kecil
Pulau Dullah adalah salah satu pulau dari gugusan pulau-pulau yang terdapat di dalam wilayah administratif Kota Tual. Pulau Dullah memiliki potensi
sumberdaya pesisir dan laut yang cukup besar dengan tingkat kesesuaian yang tinggi bagi pengembangan sektor kelautan dan perikanan serta sektor pariwisata.
Sebagian besar desa yang berada di Pulau Dullah adalah merupakan desa pesisir dengan mata pencaharian utama penduduk nya adalah sebagai nelayan. Luas pulau
Dullah ±98,38 km
2
dengan jumlah penduduk pada tahun tahun 2009 adalah 57.941 jiwa. Dengan luas daratan yang hanya ±98,38 km
2
Sisi Barat dari pulau ini merupakan pantai yang terlindung oleh beberapa pulau kecil di depannya, sepanjang pantai sisi Barat pulau ini sangat potensial
bagi pengembangan pelabuhan dan industri perikanan. Sebagian besar penduduk yang mendiami sisi Barat pulau ini adalah merupakan masyarakat nelayan
walaupun pada umumnya masih merupakan nelayan tradisional, selain itu terdapat sebuah Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN yang dibangun untuk mendukung
pengembangan sektor kelautan dan perikanan DPK Provinsi Maluku 2006c. maka
Pulau Dullah tergolong dalam kategori pulau kecil.
Pada sisi Utara pulau ini terdapat sebuah teluk yang memiliki keindahan pantai dengan beberapa ekosistem pesisir yang masih bagus kualitasnya, kawasan
16
Tabel 1 Kriteria kegiatan yang memanfaatkan sumberdaya pulau-pulau kecil No Kegiatan
Kriteria 1. Perikanan
Tangkap 1. Jauh dari zona budidaya.
2. Berjarak aman dari kawasan-kawasan lainnya, yang didasarkan atas tipe pasut dan kecepatan arus yang
ditentukan. 3. Keberadaan front, yaitu pertemuan dua massa air yang
berbeda karakteristiknya. 4. Kondisi geografis yang sesuai dengan peruntukannya.
5. Karakteristik fisik yang sesuai dengan peruntukannya. 6. Pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang
kegiatan perikanan di pantai dilaksanakan dengan tidak mengubah kondisi pantai, untuk menghindari proses
baik erosi maupun sedimentasi.
7. Jauh dari daerah pemijahan spawning ground dan daerah pembesaran nursery ground.
2. Perikanan Budidaya
Laut 1. Terlindung dari gelombang dan angin, artinya tidak
boleh dilakukan pada daerah perairan dengan gelombang besar dan angin yang kencang.
2. Kualitas air harus baik, karena merupakan indikasi kelayakan kondisi perairan yang dapat dijadikan lokasi
budidaya laut. 3. Keamanan, merupakan faktor yang mendukung
keberhasilan budidaya laut. Masalah yang dihadapi pembudidaya sekarang ini adalah pencurian yang
selalu merugikan.
3. Pariwisata 1. Berjarak aman dari kawasan perikanan, sehigga
dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan di kawasan pariwisata tersebut tidak menyebar dan
mencapai kawasan perikanan.
2. Berjarak aman dari kawasan lindung, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan di kawasan
pariwisata tersebut tidak menyebar dan mencapai kawasan lindung.
3. Sirkulasi massa air di kawasan pariwisata harus lancar. 4. Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata tidak
mengubah kondisi pantai dan daya dukung pulau-pulau kecil yang ada sehingga proses erosi atau sedimentasi
dapat dihindari.
Sumber: Bengen 2002b.
17
yang dikenal dengan nama Pantai Diffur ini sangat cocok untuk dikembangkan sebagai lokasi ekowisata bahari DPK Provinsi Maluku 2006c. Tipologi pesisir
pantainya adalah pantai berpasir putih dan halus pasir sagu dengan vegetasi pantai berupa pohon kelapa, ketapang dan pohon beringin yang cukup besar
berjejer di sepanjang pantai, kondisi ini membuat udara disekitarnya terasa sejuk. Pantai Diffur ini masih asli dengan persen penutupan vegetasinya mencapai 75 .
Lebar pantai berpasir diukur pada saat pasang tertinggi adalah sekitar 15 meter sehingga baik digunakan untuk sarana rekreasi pantai. Dengan keberadan pohon-
pohon beringin yang berjejer di sepanjang pantai, maka burung-burung alam dari hutan sekitarnya menambah keunikan lokasi tersebut DPK Provinsi Maluku
2006b. Sisi Selatan pulau ini merupakan selat dengan beberapa bagian memiliki
teluk dengan kondisi perairan yang tenang dan kualitas perairan yang masih sangat baik sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi
budidaya laut, salah satunya adalah Teluk Un. Keberadaan teluk ini selain merupakan habitat bagi berbagai biota laut, daerah penangkapan ikan serta area
budidaya laut, teluk ini sendiri memiliki panorama yang khas, sehingga berpotensi untuk dijadikan sebagai kawasan wisata bahari, dan rekreasi DPK Provinsi
Maluku 2006c. Selain itu Teluk Un dapat juga dijadikan sebagai kawasan pendidikan bahari dan konservasi karena praktek pranata budaya yang sesuai
dengan kaidah konservasi seperti pelaksanaan Sasi atau Yutut masih dipraktekan masyarakat setempat. Karena keunikannya, Teluk Un juga berpotensi untuk
dijadikannya sebagai lokasi eksperimen kelautan. Mangrove dan lamun mendominasi kawasan perairan Teluk Un, sedangkan karang hanya terdapat pada
kanal dan sekitar mulut kanal tersebut. Mangrove mengitari hampir keseluruhan teluk, demikian pula lamun yang hampir menutupi 50 dasar perairan teluk
tersebut DPK Provinsi Maluku 2006a. Tampilan citra satelit dari Pulau Dullah seperti ditunjukan pada Gambar 2.
2.3 Rancang Bangun