Simulasi skenario konservatif HASIL DAN PEMBAHASAN

181

b. Simulasi skenario konservatif

Skenario konservatif yang dibangun dalam model ini adalah apabila discount factor bergerak turun dari 10 menjadi 8, dan kita merubah kebijakan pembagian proporsi biaya proteksi lingkungan antara alokasi dana untuk konservasi terumbu karang dan mangrove 30 dan alokasi dana untuk pembangunan desa 70, menjadi 50 untuk kepentingan konservasi pembuatan artificial reef dan penanaman anakan mangrove dan 50 untuk kepentingan pembangunan desa sebagai biaya pengganti adat sasi. Perubahan nilai atribut pada skenario optimis seperti ditunjukan pada Tabel 44. Tabel 44 Perubahan nilai atribut pada skenario konservatif No Atribut Perubahan Nilai Basis Konservatif 1. Discont Rate DR 10 8 2. Alokasi dana untuk konservasi 30 50 3. Alakosi dana untuk pembangunan desa 70 50 Hasil runing terhadap skenario konservatif pengelolaan minawisata bahari di kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dengan simulasi kondisi sampai 5 tahun ke depan sesuai umur teknis unit usaha disajikan pada Tabel 45 dan Gambar 27. Tabel 45 Hasil runing untuk skenario konservatif pengelolaan minawisata bahari di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir Tahun NPV Tahunan Total Rp Alokasi Dana Konservasi TK Rp Luasan TK ha Alokasi Dana Konservasi Mangrove Rp Luasan Mangrove ha -5,013,400,000 70,990,000 62.78 1,615,000 153.58 1 3,578,785,154 66,020,700 64.00 1,501,950 154.80 2 3,318,155,871 61,051,400 65.25 1,388,900 156.09 3 3,056,103,529 56,082,100 66.52 1,275,850 157.46 4 2,868,052,025 52,532,600 67.82 1,195,100 158.93 5 2,641,431,834 48,273,200 69.15 1,098,200 160.48 Jumlah 10,449,128,413 354,950,000 - 8,075,000 - 182 Gambar 27 Grafik skenario konservatif pengelolaan minawisata bahari di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Tabel 45 dan Gambar 27 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil simulasi dengan jumlah unit usaha maksimum sesuai daya dukung kawasan, pada tahun kelima semua unit usaha minawisata bahari telah memberikan keuntungan dengan nilai NPV total tahunan adalah sebesar Rp.10.449.128.413 dimana secara kolektif akan menyumbangkan Rp.354.950.000 untuk alokasi dana konservasi terumbu karang sehingga dengan dana tersebut akan menambah luasan terumbu karang sebesar 23,84 ha, namun terumbu karang juga mengalami pengurangan luasan akibat laju degradasi dan pencemaran yaitu sebesar 17,47 ha sehingga secara keseluruhan ekosistem terumbu karang hanya mengalami penambahan luas sebesar 6,37 ha dari yang semula 62,78 ha kini menjadi 69,15 ha. Demikian pula dengan ekosistem mangrove, unit usaha minawisata bahari mangrove secara kolektif akan menyumbangkan Rp.8.075.000 untuk alokasi dana konservasi mangrove sehingga dengan dana tersebut akan menambah luasan mangrove sebesar 57,05 ha, namun ekosistem mangrove juga mengalami pengurangan luasan akibat laju degradasi dan konversi untuk areal minawisata bahari yaitu sebesar 50,15 ha sehingga secara keseluruhan ekosistem mangrove hanya mengalami penambahan luas sebesar 6,90 ha dari yang semula 153,58 ha kini menjadi 160,48 ha. 22:05 Sun, Dec 18, 2011 Page 1 0.00 1.25 2.50 3.75 5.00 Y ears 1: 1: 1: 2: 2: 2: 3: 3: 3: 4: 4: 4: 5: 5: 5: -5.5e+009 -1e+009. 3.5e+009 35000000 50000000 65000000 63 66 70 900000 1200000 1500000 154 157 161 1: NPV …AN TOTAL 2: Aloka…erv asi TK 3: LUA…U KARANG 4: Aloka… Mangrov e 5: LUA…ANGROVE 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5

6. IMPLIKASI KEBIJAKAN

Implikasi hasil analisis dalam penelitian ini pada dasarnya ditujukan untuk melihat kondisi stok sumberdaya akibat perubahan pada atribut dan pengaruhnya terhadap keberlanjutan pengelolaan minawisata bahari berbasis konservasi di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Atribut ini dinilai dari aspek kepentingan dan besarnya pengaruh terhadap perubahan dimensi ekonomi dan ekologi setelah dilakukan analisis dengan pemodelan dinamik. Apabila kedua persyaratan tersebut terpenuhi, maka atribut yang dianalisis dapat diimplementasikan dalam suatu program yang berkaitan dengan pengelolaan minawisata bahari berbasis konservasi. Implikasi dari skenario atau simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa diperlukan suatu kebijakan dalam wujud program yang terpadu. Kebijakan terpadu dimaksudkan sebagai suatu tindakan yang dilakukan secara simultan bagi seluruh dimensi yang memiliki atribut penting guna keberlanjutan pengelolaan minawisata bahari berbasis konservasi. Dari ketiga skenario pengelolaan yang dianalisis yaitu skenario basis, skenario pesimistik, dan skenario konservatif, hasil simulasi dengan pemodelan dinamik menunjukkan bahwa skenario optimum yang dapat menjawab keinginan semua pemangku kepentingan stakeholders sesuai tujuan penelitian ini adalah skenario konservatif, dimana dalam skenario ini jika atribut discount factor bergerak turun ke level 8, dan kita merubah kebijakan pembagian proporsi biaya proteksi lingkungan antara alokasi dana untuk konservasi terumbu karang dan mangrove, menjadi 50 untuk kepentingan konservasi pembuatan artificial reef dan penanaman anakan mangrove dan 50 untuk kepentingan pembangunan desa sebagai biaya pengganti adat sasi, maka kebijakan ini akan memberikan keuntungan usaha yang terlihat dari semakin meningkatnya nilai NPV tahunan total, keuntungan usaha yang diperoleh masyarakat tersebut dengan sendirinya akan meningkatkan jumlah fee konservasi sehingga akan berdampak pada semakin bertambahnya luasan ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove di kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Berdasarkan hasil simulasi skenario tersebut, maka implikasi dari hasil penelitian ini dituangkan dalam bentuk kebijakan pemerintah melalui program-