148
sebanyak 702 orang per hari. Apabila lebar area tracking yang dibuat adalah 2 meter, maka minawisata bahari mangrove ini dapat dinikmati dengan cara
mengekplorasi sekaligus menikmati ekosistem mangrove dengan semua proses alami yang terjadi di dalamnya mengikuti rute tracking sepanjang 4.394 meter.
5.2.2 Daya Dukung Ekologis
Metode yang digunakan untuk menghitung daya dukung ekologis adalah dengan pendekatan kapasitas asimilasi lingkungan perairan. Perairan teluk
memiliki kemampuan menampung beban pencemaran sampai pada batas-batas tertentu, kemampuan ini dipengaruhi oleh proses pengenceran dan perombakan
yang terjadi di dalamnya. Kapasitas asimilasi didefenisikan sebagai kemampuan air atau sumber air dalam menerima beban pencemar limbah tanpa menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukannya. Apabila beban limbah yang masuk ke perairan melebihi kemampuan asimilasinya maka
akan menyebabkan terjadinya pencemaran. Perhitungan kapasitas asimilasi lingkungan perairan Teluk Un dan Teluk
Vid Bangir dalam menampung beban pencemar dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan metoda regresi sederhana antara konsentrasi masing-masing
parameter kualitas air di lingkungan perairan dengan beban pencemarnya, hasil regresi sederhana tersebut selanjutnya dianalisis dengan cara memotongkannya
dengan nilai baku mutu air laut untuk biota laut dan wisata bahari sesuai standar baku mutu yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Jika nilai kapasitas asimilasinya belum terlampaui, maka beban pencemar yang masuk masih
tergolong rendah, dimana beban pencemar yang masuk akan mengalami proses difusi atau dispersi atau penguraian di dalam lingkungan perairan, hal ini ditandai
oleh nilai konsentrasi parameter beban pencemar yang masih berada dibawah nilai ambang batas baku mutu air laut. Begitu pula sebaliknya, jika nilai kapasitas
asimilasinya telah melampaui kemampuan asimilasinya maka kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya pencemaran. Data hasil pengukuran parameter kualitas
air di lingkungan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir serta standar baku mutu air laut yang dipersyaratkan seperti yang ditunjukan pada Tabel 29.
149
Tabel 29 Status kualitas perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir
Parameter Baku Mutu
Hasil Pengukuran Biota
Laut Wisata
Bahari St.1
St.2 St.3
St.4 St.5
St.6 St.7
Nitrat mgl 0,008
0,008 0,008
0,003 0,002
0,003 0,004
0,003 0,003 Phosphat mgl
0,015 0,015
0,009 0,002
0,004 0,005
0,002 0,002 0,004
Tembaga mgl 0,008
0,050 0,017
0,007 0,008
0,008 0,007
0,007 0,009 Ammonia mgl 0,3
nihil 0,006
0,007 0,009
0,008 0,007
0,007 0,011 Sulfida mgl
0,01 nihil
0,011 0,006
0,007 0,007
0,006 0,006 0,007
Selanjutnya data hasil regresi sederhana fungsi y, beban pencemar dan kapasitas asimilasinya seperti ditunjukan pada Tabel 30. Persamaan regresi yang terbentuk
merupakan hubungan antara konsentrasi masing-masing parameter kualitas air di lingkungan perairan dengan beban pencemarnya. Apabila garis regresi yang
terbentuk ditarik lurus sehingga berpotongan dengan garis baku mutu air laut sesuai peruntukannya maka akan didapatkan nilai kapasitas asimilasinya seperti
yang ditunjukan pada Gambar 21.
Tabel 30 Beban pencemar dan kapasitas asimilasi lingkungan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir
No Paramater
Fungsi y R
Beban Pencemar
mgdet
2
Kapasitas Asimilasi
mgdet 1
Nitrat NO
3
y = 3,025 + 0,002x –N
R
2
1,286 = 0,999
2,772 2
Phosphat PO
4
y = 4,990 + 0,002x R
2
1,386 = 0,999
5,198 3
Tembaga Cu y = 6,370 + 0,002x
R
2
3,119 = 0,999
2,772 4
Ammonia NH
3
y = - 9,610 + 0,002x –N
R
2
2,703 = 0,999
103,967 5
Sulfida H
2
y = 1,050 + 0,002x S
R
2
2,475 = 0,999
3,465
150
a. Kapasitas Asimilasi Nitrat NO
3
-N b. Kapasitas Asimilasi Phosphat PO
4
c. Kapasitas Asimilasi Tembaga Cu
d. Kapasitas Asimilasi Ammonia NH
3
-N e. Kapasitas Asimilasi Sulfida H
2
Gambar 21 Kapasitas asimilasi dari 5 paramater kualitas air di lingkungan perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir.
-S
a. Kapasitas Asimilasi Nitrat NO
3
Penentuan nilai kapasitas asimilasi untuk NO -N
3
-N dilakukan dengan persamaan regresi y = 3,025 + 0,002x dan R
2
= 0,999. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar
151
2,772 mgdet 0,007 tonbulan. Jika beban pencemar yang ada sebesar 1,286 mgdet 0,003 tonbulan dibandingkan dengan nilai kapasitas asimilasi tersebut
maka terlihat bahwa beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah karena berdasarkan hasil pengukuran kualitas air di 7 stasiun pengamatan ternyata
konsentrasi NO
3
-N pada 6 stasiun pengamatan masih berada dibawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu di Stasiun 2, 3, 4, 5, 6, dan 7, kecuali pada stasiun
pengamatan 1 di bagian utara Teluk Un terlihat bahwa nilai konsentrasi NO
3
b. Kapasitas Asimilasi Phosphat PO -N
telah mencapai batas kapasitas asimilasinya.
4
Berdasarkan persamaan regresi y = 4,990 + 0,002x dan R
2
= 0,999 maka dapat ditentukan kapasitas asimilasi PO
4
di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan
nilai kapasitas asimilasi sebesar 5,198 mgdet 0,013 tonbulan. Jika beban pencemar yang ada sebesar 1,386 mgdet 0,003 tonbulan dibandingkan dengan
nilai kapasitas asimilasi tersebut maka beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah karena hasil pengukuran kualitas air di 7 stasiun pengamatan
semuanya menunjukan bahwa konsentrasi PO
4
c. Kapasitas Asimilasi Tembaga Cu masih berada dibawah nilai baku
mutu yang dipersyaratkan.
Nilai kapasitas asimilasi untuk Cu ditentukan berdasarkan persamaan regresi y = 6,370 + 0,002x dan R
2
= 0,999. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar 2,772 mgdet
0,007 tonbulan. Jika beban pencemar yang ada sebesar 3,119 mgdet 0,008 tonbulan dibandingkan dengan nilai kapasitas asimilasi tersebut maka terlihat
bahwa kondisi perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir telah tercemar oleh Cu karena ada 2 stasiun pengamatan yang konsentasi Cu telah melampaui nilai baku
mutu yang dipersyaratkan yaitu pada Stasiun 1 dan 7. Selain itu juga ada 2 stasiun pengamatan yang konsentrasi Cu sama dengan baku mutu yang dipersyaratkan
yaitu pada Stasiun 3 dan 4, sedangkan konsentrasi Cu pada 3 stasiun pengamatan lainnya masih berada di bawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu pada
Stasiun 2, 5, dan 6.
152
d. Kapasitas Asimilasi Ammonia NH
3
Penentuan nilai kapasitas asimilasi untuk NH -N
3
-N dilakukan dengan persamaan regresi y = - 9,610 + 0,002x dan R
2
= 0,999. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan nilai kapasitas asimilasi sebesar
103,967 mgdet 0,269 tonbulan. Nilai kapasitas asimilasi ini cukup besar karena konsentrasi NH
3
-N yang ada di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir sangat kecil bila dibandingkan dengan nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 0,3
mgl. Jika beban pencemar yang ada sebesar 2,703 mgdet 0,007 tonbulan dibandingkan dengan nilai kapasitas asimilasi tersebut maka jelas terlihat bahwa
beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah karena hasil pengukuran kualitas air pada 7 stasiun pengamatan, semuanya menunjukan konsentrasi NH
3
- N
e. Kapasitas Asimilasi Sulfida H masih berada jauh dibawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan.
2
Berdasarkan persamaan regresi y = 1,050 + 0,002x dan R -S
2
= 0,999 maka dapat ditentukan kapasitas asimilasi H
2
S di perairan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir. Hasil perpotongan garis regresi dengan garis baku mutu menghasilkan
nilai kapasitas asimilasi sebesar 3,465 mgdet 0,008 tonbulan. Jika beban pencemar yang ada sebesar 2,475 mgdet 0,006 tonbulan dibandingkan dengan
nilai kapasitas asimilasi tersebut maka terlihat bahwa beban pencemar yang masuk masih tergolong rendah karena berdasarkan hasil pengukuran kualitas air
di 7 stasiun pengamatan ternyata konsentrasi H
2
S pada 6 stasiun pengamatan masih berada dibawah nilai baku mutu yang dipersyaratkan yaitu di Stasiun 2, 3,
4, 5, 6, dan 7. Sama halnya dengan nitrat, pada stasiun pengamatan 1 di bagian utara Teluk Un terlihat bahwa konsentrasi H
2
Dari kelima parameter kualitas air tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa unsur pencemar seperti nitrat, tembaga, dan sulfida yang konsentrasinya telah
mencapai atau bahkan melampaui batas kapasitas asimilasinya diduga keberadaannya karena adanya limbah pemukiman penduduk yang masuk ke
lingkungan perairan, namun kondisi ini belum terlalu membahayakan karena beban pencemar tersebut akan terbilas pada saat air bergerak pasang dan
kemudian terbawa oleh arus ke luar teluk pada saat air bergerak surut. S telah melampaui batas kapasitas
asimilasinya.
153
Menurut MERDI in DPK 2006a, tipe pasang surut di perairan Kei Kecil adalah pasang campuran mirip harian ganda. Dengan tipe pasut seperti ini maka
arus pasang surut pada suatu titik di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir akan berubah arah dan kecepatannya sebanyak 4 kali. Kecepatan arus pada kanal teluk ini
sangat mempengaruhi cepat lambatnya pergantian massa air di dalam teluk tersebut, hal ini berkaitan dengan kepekaan teluk tersebut terhadap polusi maupun
dalam menentukan input dan output bibit propagule, misalnya larva biota laut yang terbawa arus ke teluk tersebut. Renjaan dan Pattisamalo 1999
mengemukakan bahwa lama waktu menetap residence time atau lama waktu singgah transit time massa air di Teluk Un dan Teluk Vid Bangir diperkirakan
kurang dari 9 jam, dalam kurun waktu yang singkat ini Teluk Un dan Teluk Vid Bangir dapat memperbaharui massa airnya maupun kondisi bio-ekologisnya.
5.3 Alokasi Ruang Kawasan Teluk Un dan Teluk Vid Bangir