Karakteristik Guru sebagai Faktor Individu yang Mempengaruhi
                                                                                38 Sebagian besar 87,10 guru menyatakan pernah mengajar PLH Tabel 3.
Pengalaman  mengajar  PLH  tersebut  berupa  pengalaman  mengajarkan  materi- materi  mengenai  lingkungan  hidup  yang  terintegrasi  dalam  mata  ajaran  yang
diasuh oleh guru tersebut, maupun pemberian materi mengenai lingkungan hidup yang  dilaksanakan  dalam  berbagai  kegiatan  ekstrakurikuler  Pramuka.    Namun
demikian  ada  4  orang  guru  12,90  yang  menyatakan  tidak  memiliki pengalaman mengajar PLH.  Guru yang menyatakan tidak pernah mengajar PLH
tersebut  satu  orang  bertugas  khusus  mengasuh  mata  ajaran  matematika  untuk kelas  4  di  SDN  Gunung  Sari  01,  sedangkan  3  guru  lainnya  adalah  guru  agama,
guru kelas 1 dan guru kelas 3 dari SDN Gunung Bunder 03. Mata  ajaran  Matematika  memang  sangat  kurang  relevansinya  dengan  PLH
sehingga sulit dijadikan wadah integrasi materi-materi PLH.  Selain itu daya serap siswa  terhadap  mata  ajaran  matematika  biasanya  tidak  terlalu  tinggi.    Padahal
pertimbangan dalam memilih mata ajaran untuk dijadikan wadah integrasi materi- materi  PLH  adalah  relevansi  mata  ajaran  tersebut  dengan  PLH  dan  daya  serap
siswa  terhadap  mata  ajaran  tersebut  tinggi,  sehingga  mempermudah  guru mengintegrasikan materi PLH ke dalam suatu mata ajaran.
Materi  PLH  pada  dasarnya  dapat  diintegrasikan  ke  dalam  mata  ajaran apapun,  termasuk  Matematika.    Guru  perlu  memiliki  penguasaan  materi-materi
PLH  dan  kreativitas  untuk  dapat  mengintegrasikan  materi  PLH  ke  dalam  mata ajaran inti yang diasuhnya.  Relevansi mata ajaran dengan materi PLH, daya serap
siswa,  dan  kompetensi  guru  diduga  menjadi  penyebab  guru  matematika  tersebut tidak  mengintegrasikan  materi  PLH  ke  dalam  pengajarannya,  sehingga
menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki pengalaman mengajar PLH. Berkaitan dengan guru dari SDN Gunung Bunder 03,  Kepala sekolah SDN
Gunung  Bunder  03  dalam  wawancara  menyatakan  bahwa  pelaksanaan  PLH  di sekolah  tersebut  memang  belum  intensif  karena  keterbatasan  kondisi  sekolah.
Kepala  sekolah  baru  sebatas  memberikan  himbauan  kepada  para  guru  agar menyisipkan  materi-materi  PLH  ke  dalam  mata  ajaran  yang  ada,  namun  belum
ada  dorongan  yang  lebih  kuat  agar  guru  memperkaya  pengajarannya  dengan materi-materi  PLH  lain.    Sekolah  ini  juga  belum  pernah  mendapatkan
intervensikegiatan  PLH  Environmental  Education  intervention  dari  lembaga
39 manapun  sehingga  guru-gurunya  belum  memiliki  pemahaman  maupun
kemampuan  mengenai  PLH.    Selain  itu,  materi-materi  terkait  PLH  pada  tingkat kelas 1 dan 3 terbatas pada topik mengenai kebersihan diri, lingkungan rumah dan
sekolah,  yang  sudah  termuat  dalam  silabus  tematik  kurikulum  tingkat  kelas tersebut.  Hal-hal tersebut diduga menjadi penyebab guru kelas 1 dan 3 pada SDN
Gunung Bunder 03 tersebut merasa belum memiliki pengalaman mengajar PLH. Penyebab  lain  yang  membuat  guru  agama  dari  SDN  Gunung  Bunder  03
merasa  belum  memiliki  pengalaman  mengajar  PLH  berkaitan  dengan  kurikulum mata  ajaran  agama.    Mayoritas  siswa  di  sekolah  beragama  Islam,  sehingga
pengajaran  yang  diberikan  adalah  Agama  Islam.    Kurikulum  pendidikan  Agama Islam  di  sekolah  dasar  lebih  menekankan  pada  pengetahuan-pengetahuan
keagamaan  dan  ibadah  yang  berkaitan  dengan  hubungan  manusia  dengan  Allah SWT.    Bahasan  mengenai  hubungan  manusia  dengan  alamlingkungan  memang
ada  namun  belum  menjadi  fokus  pengajaran  dalam  mata  ajaran  Agama  Islam. Marten  2001  menyatakan  bahwa  Islam  lebih  mementingkan  kehidupan  setelah
kematian  serta  hubungan  manusia  dengan  Tuhannya  dibandingkan  dunia  materil dan  kehidupan  manusia  di  bumi  yang  hanya  sementara  saja.    Hal  tersebut  juga
menjadi  salah  satu  sebab  guru  agama  di  SDN  Gunung  Bunder  03  merasa  tidak memiliki pengalaman mengajar PLH.