Definisi dan Proses Pembentukan Persepsi

12 memiliki persepsi lingkungan yang berbeda meskipun dimungkinkan beberapa kelompok individu mempunyai kecenderungan persepsi lingkungan yang sama atau mirip. Persepsi tentang lingkungan juga diuraikan sebagai model mental atau gambaran yang dimiliki oleh seseorang mengenai lingkungan yang digunakannya untuk memberikan makna bagi peristiwa yang terjadi di sekitarnya Moseley dan Desjean-Perrotta 2010. Persepsi sangat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap lingkungannya. Seseorang yang mempunyai persepsi yang benar tentang lingkungan, kemungkinan besar orang tersebut berperilaku positif terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan Surata 1993 diacu dalam Muntasib 2002. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan pernyataan Heathcote 1980 bahwa persepsi tentang lingkungan tidak hanya mencerminkan skala peristiwa dan hubungan individu dengan peristiwa tersebut, namun juga mencerminkan beragam motif yang tersirat dalam sikap individu terhadap lingkungan. Siagian 2004 juga menyatakan bahwa persepsi seseorang mengenai lingkungan akan sangat berpengaruh pada perilakunya dan akan menentukan faktor-faktor apa yang dipandang sebagai faktor motivasional yang kuat. Edmund Letey 1973 diacu dalam Muntasib 2002 menyampaikan bahwa salah satu sebab timbulnya masalah lingkungan adalah kegagalan untuk memiliki persepsi-persepsi yang benar tentang lingkungan sebagai suatu keseluruhan dan untuk memahami serta menerima ketergantungan dasar dalam sistem ekologi termasuk manusia. Asngari 1984 diacu dalam Harihanto 2001 mengatakan bahwa persepsi individu terhadap lingkungannya merupakan faktor penting, karena akan berlanjut dalam menentukan tindakan individu tersebut. Guru meneruskan persepsi mereka kepada siswanya di sekolah, sehingga pemahaman guru mengenai lingkungan menjadi hal yang penting untuk diidentifikasi Desjean-Perotta et al. 2008. Potensi terjadinya kesalahpahaman dan pembentukan konsepsi yang salah mengenai lingkungan pada siswa akan dapat diidentifikasi dengan memahami persepsi guru tentang lingkungan. Guru yang memiliki persepsi yang benarpositif mengenai lingkungan kemungkinan besar akan berperilaku positif terhadap lingkungan, yaitu perilaku yang ramah lingkungan. Perilaku yang positiframah lingkungan ini akan dapat menjadi teladancontoh yang baik dan tepat bagi siswa. Keteladanan dari guru merupakan 13 salah satu cara yang baik dalam mengajarkan PLH kepada siswa, karena belajar PLH juga belajar melalui keteladanan. Penelitian ini menggali persepsi guru tentang lingkungan yang dibatasi pada gambaran mental yang dimiliki oleh guru mengenai lingkungan. Persepsi guru tentang lingkungan tersebut digali dengan menggunakan metode survey Draw-An- Environment Test DAET yang terdiri dari dua bagian, yaitu 1 guru diminta untuk membuat gambar lingkungan, dan 2 guru diminta menuliskan definisi mereka mengenai lingkungan dengan melengkapi sebuah kalimat terbuka Desjean-Perrotta et al. 2008; Moseley dan Desjean-Perrotta 2010. Tulisan merupakan refleksicerminan dari persepsi dan pengetahuan guru mengenai lingkungan Desjean-Perrotta et al. 2008 sedangkan gambar merupakan representasi atau gambaran model mental atau citra seseorang sebagai salah satu cara untuk menganalisa kepercayaan pribadi Thomas, Pederson dan Finson 2001 diacu dalam Moseley dan Desjean-Perrotta 2010 guru terhadap lingkungan. Penilaian DAET didasarkan pada konsep mengenai lingkungan dalam NAAEE Guidelines, yaitu interdependensi, pendekatan sistem dan interaksi empat faktor pembentuk lingkungan, yaitu: manusia, organisme hidupbiotik lainnya, lingkungan fisikabiotik dan lingkungan buatan Desjean-Perrotta et al. 2008; Moseley dan Desjean-Perrotta 2010.

2.2.3 Persepsi Guru tentang Penyelenggaraan PLH dan Pengukurannya

Perbedaan individu dan persepsi guru dapat mempengaruhi cara guru mengajar dan memotivasi siswa Brophy dan Good 1974; Skinner dan Belmont 1993; diacu dalam Hardre dan Sullivan 2008. Motivasi yang terbentuk pada siswa selanjutnya akan mempengaruhi luaran-luaran penting terkait sekolah, seperti misalnya perhatian, upaya, tujuan, kualitas kerja, perilaku, kesejahteraan, skor ujian, peringkat, dan penyelesaian sekolah Hidi dan Harackiewicz 2000; Linnenbrink dan Pintrich 2002a; Pintrich 2003; Reeve 1996; diacu dalam Hardre dan Sullivan 2008. Perbedaan individu guru seperti umur, gender, pengalaman mengajar dan perbedaan kontekstual guru seperti mata ajaran dan tingkat kelas yang diajar dapat mempengaruhi praktek pengajaran guru Hardre dan Sullivan 2008. Umur dan gender telah terbukti relevan terhadap seberapa dekat guru mendukung dan