Pengalaman organisasi yang kegiatannya fokus pada alam

43 PLH di sekolah, tanpa menyebutkan secara spesifik sarana dan prasarana yang dimaksud. Ketersediaan buku ajar dan alat bantu pengajaran diharapkan oleh 9,68 guru, ketersediaan media belajaralat bantu pengajaran dan ketersediaan kurikulum, buku penunjang dan mediaalat bantu pengajaran masing-masing diharapkan oleh 6,45 guru Tabel 7. PLH diharapkan dapat meningkatkan kapasitas guru dan siswa 38,71, membantu menciptakan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman 9,68. Guru juga berharap ada peningkatan pelaksanaan PLH tanpa menyebutkan secara rinci peningkatan yang diharapkannya 12,90. Keterlibatan pihak terkait dalam pelaksanaan PLH di sekolah nampaknya dirasa masih kurang, sehingga ada 6,45 guru yang mengharapkan adanya keterlibatan pihak terkait, seperti perguruan tinggi dan instansi terkait lainnya. Sekolah-sekolah contoh letaknya berdekatan dengan kawasan hutan yang juga menjadi kawasan wisata alam, namun sekolah-sekolah tersebut belum mendapatkan dukungan yang intensif dalam pelaksanaan dan pengembangan PLH sekolah dari pihak pengelola hutan, baik Perum Perhutani, maupun Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan sekolah juga masih lebih fokus pada pengembangan mata ajaran inti, sehingga belum menyentuh PLH. PLH adalah wadah dan sarana untuk membentuk generasi penerus yang memiliki kemampuan untuk mengelola lingkungan dengan baik. Khusus untuk sekolah di sekitar hutan, PLH dapat menjadi wadah untuk membentuk generasi penerus yang memiliki kemampuan dan motivasi untuk melakukan kegiatan konservasi hutan. Para pengelola hutan dan institusi terkait seharusnya mendukung sekolah sekitar hutan secara intensif dalam pengembangan dan penyelenggaraan PLH agar sekolah dapat mengoptimalkan perannya dalam menghasilkan SDM yang berkualitas.

5.1.2 Faktor ObyekSasaran yang Mempengaruhi Persepsi guru tentang

Penyelenggaraan PLH Pendidikan Lingkungan Hidup PLH sebagai obyeksasaran persepsi guru merupakan hal dan istilah yang relatif baru bagi sebagian besar guru pada sekolah 44 dasar contoh, meskipun pada dasarnya materi-materi mengenai lingkungan sudah sejak lama diajarkan kepada siswa di sekolah dasar. PLH sebagai suatu program pengajaran baru mulai diterapkan secara lebih intensif di sekolah-sekolah contoh tersebut setelah terbitnya SK Gubernur Jawa Barat No. 25 tahun 2007 mengenai PLH. PLH pada keempat sekolah contoh dilaksanakan dengan pendekatan kurikuler secara integratif pada berbagai mata ajaran dan pendekatan ekstrakurikuler pada kegiatan Pramuka.

a. Pelaksanaan PLH dengan pendekatan kurikuler

Integrasipenyisipan materi PLH ke dalam berbagai mata ajaran yang ada disesuaikan dengan kurikulum yang digunakan dan relevansi mata ajaran dengan materi PLH yang akan disisipkan. Kurikulum yang digunakan untuk tingkat kelas 1 – 3 SD menggunakan model silabus tematik, sedangkan kelas 4 – 6 sudah menggunakan silabus masing-masing mata ajaran. Materi PLH yang diberikan di keempat sekolah contoh bervariasi, mulai dari materi yang murni bersumber dari kurikulum mata ajaran inti yang sudah ada, sampai pengayaan dengan berbagai materi di luar kurikulum mata ajaran inti namun masih memiliki relevansi kuat. Guru pada SDN Gunung Bunder 03 dan Gunung Picung 06 masih mempergunakan materi yang murni bersumber dari kurikulum mata ajaran inti yang ada, namun guru SDN Gunung Sari 01 mulai memperkaya bahan ajarnya dengan mempergunakan materi dari buku ajar PLH untuk sekolah dasar, sedangkan guru SDN Gunung Bunder 04 bahkan sudah mempergunakan lebih banyak lagi buku sumber diluar buku ajar dari mata ajaran inti yang ada guna memperkaya materi pengajarannya. Guru SDN Gunung Bunder 04 juga sudah mulai menambah materi PLH pada mata ajaran inti seperti Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan PJOK, dan Seni Budaya dan Keterampilan SBK, contohnya guru PJOK menambahkan indikator kemampuan siswa untuk menirukan gerak binatangsatwa dalam kegiatan olahraga, dan guru SBK memperkenalkan keterampilan berwawasan lingkungan dengan mempergunakan bahan-bahan yang didapat dari lingkungan sekitar. Metode instruksional yang sangat sesuai untuk mengajarkan PLH adalah pengamatan dan penemuan langsung di lingkungan NAAEE 2004. Metode tersebut memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dengan