11 Persepsi kognisipandangan terbentuk saat seseorang melihat obyek yang
terorganisasi dan mengenalinya sebagai obyek yang bermakna, memilih obyek, dan memilih karakteristik obyek yang sesuai dengan konsepsinya mengenai dunia
Krech et al. 1965. Severin dan Tankard 1979 menyatakan bahwa persepsi dipengaruhi sejumlah faktor psikologis yang meliputi asumsi-asumsi berdasarkan
pengalaman masa lalu yang seringkali bekerja pada suatu tingkatan yang hampir tidak disadari, harapan-harapan budaya, motivasi kebutuhan, moodsuasana hati,
dan sikap. Robbins 2003, 2005 dan Siagian 2004 menguraikan bahwa persepsi dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang terkait dengan karakteristik individu,
obyek atau sasaran, dan situasi Gambar 1. Wood 2007 menjelaskan bahwa individu-individu berbeda dalam menangkap suatu situasi dan orang, dan
perbedaan tersebut antara lain dipengaruhi oleh faktor fisiologis kemampuan alat indera dan kondisi fisiologis, umur dan pengalaman, budaya, peran dalam
masyarakat pengaruh sosial, kemampuan kognitif, dan kepribadian individu. Dengan demikian, semua persepsi selalu parsial dan subyektif; parsial karena
individu tidak mampu menangkap semua hal, dan subyektif karena persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut.
Guru membawa dua persepsi dalam dirinya di dalam penerapan PLH di sekolah, yaitu persepsi guru tentang lingkungan dan persepsi guru tentang
penyelenggaraan PLH sebagai sebuah program pengajaran. Persepsi guru tentang lingkungan akan diteruskan kepada siswanya, sedangkan persepsi guru tentang
penyelenggaraan PLH sebagai sebuah program pengajaran akan mempengaruhi guru dalam memilih metode dan media untuk menyampaikan materi kepada
siswa, yang selanjutnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
2.2.2 Persepsi Guru tentang Lingkungan dan Pengukurannya
Ilmu lingkungan mengenal konsep “persepsi mengenai lingkungan
environmental perception ”, yang didefinisikan sebagai cerminan penglihatan,
kekaguman, kepuasan, serta harapan individu terhadap lingkungan Edmund dan Letey 1973 diacu dalam Harihanto 2001. Haryadi dan Setiawan 1995 diacu
dalam Harihanto 2001 menguraikan persepsi tentang lingkungan adalah interpretasi tentang suatu seting lingkungan oleh individu, yang didasarkan pada
latar belakang budaya, nalar dan pengalaman, sehingga setiap individu dapat
12 memiliki persepsi lingkungan yang berbeda meskipun dimungkinkan beberapa
kelompok individu mempunyai kecenderungan persepsi lingkungan yang sama atau mirip. Persepsi tentang lingkungan juga diuraikan sebagai model mental atau
gambaran yang dimiliki oleh seseorang mengenai lingkungan yang digunakannya untuk memberikan makna bagi peristiwa yang terjadi di sekitarnya Moseley dan
Desjean-Perrotta 2010. Persepsi sangat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap lingkungannya.
Seseorang yang mempunyai persepsi yang benar tentang lingkungan, kemungkinan besar orang tersebut berperilaku positif terhadap upaya-upaya pelestarian
lingkungan Surata 1993 diacu dalam Muntasib 2002. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan pernyataan Heathcote 1980 bahwa persepsi tentang lingkungan
tidak hanya mencerminkan skala peristiwa dan hubungan individu dengan peristiwa tersebut, namun juga mencerminkan beragam motif yang tersirat dalam sikap
individu terhadap lingkungan. Siagian 2004 juga menyatakan bahwa persepsi seseorang mengenai lingkungan akan sangat berpengaruh pada perilakunya dan
akan menentukan faktor-faktor apa yang dipandang sebagai faktor motivasional yang kuat. Edmund Letey 1973 diacu dalam Muntasib 2002 menyampaikan
bahwa salah satu sebab timbulnya masalah lingkungan adalah kegagalan untuk memiliki persepsi-persepsi yang benar tentang lingkungan sebagai suatu
keseluruhan dan untuk memahami serta menerima ketergantungan dasar dalam sistem ekologi termasuk manusia. Asngari 1984 diacu dalam Harihanto 2001
mengatakan bahwa persepsi individu terhadap lingkungannya merupakan faktor penting, karena akan berlanjut dalam menentukan tindakan individu tersebut.
Guru meneruskan persepsi mereka kepada siswanya di sekolah, sehingga pemahaman guru mengenai lingkungan menjadi hal yang penting untuk
diidentifikasi Desjean-Perotta et al. 2008. Potensi terjadinya kesalahpahaman dan pembentukan konsepsi yang salah mengenai lingkungan pada siswa akan
dapat diidentifikasi dengan memahami persepsi guru tentang lingkungan. Guru yang memiliki persepsi yang benarpositif mengenai lingkungan kemungkinan
besar akan berperilaku positif terhadap lingkungan, yaitu perilaku yang ramah lingkungan. Perilaku yang positiframah lingkungan ini akan dapat menjadi
teladancontoh yang baik dan tepat bagi siswa. Keteladanan dari guru merupakan