Spearman Correlation Uji Kruskal-Wallis Uji Mann-Whitney

37 Tabel 3 Pengalaman mengajar yang dimiliki guru pada sekolah contoh Jenis Pengalaman Jumlah Lama mengajar =10 tahun 22 70,97 11 - 20 tahun 4 12,90 21 -30 tahun 4 12,90 30 tahun 1 3,23 Saat ini mengajar pada kelas Kelas rendah 1 – 3 SD 13 41,94 Kelas tinggi 4 – 6 SD 15 48,39 Kelas rendah dan tinggi 3 9,68 Sebelumnya pernah mengajar kelas Kelas rendah 1 – 3 SD 10 32,26 Kelas tinggi 4 – 6 SD 9 29,03 Kelas rendah dan tinggi 11 35,48 belum ada pengalaman 1 3,23 Mata ajaran yang saat ini diasuh Tidak ada m.a. khusus 17 54,84 Agama 5 16,13 Olahraga 3 9,68 Bahasa Inggris 2 6,45 Lainnya 2 6,45 Agama dan Bahasa Inggris 1 3,23 Olahraga dan Lainnya 1 3,23 Mata ajaran yang pernah di asuh Tidak ada m.a. khusus 17 54,84 Agama 3 9,68 Olahraga 3 9,68 Bahasa Inggris 3 9,68 Lainnya 3 9,68 Agama dan Bahasa Inggris 1 3,23 Agama dan Lainnya 1 3,23 Pengalaman mengajar PLH Tidak Pernah 1 4 12,90 Pernah 2 27 87,10 38 Sebagian besar 87,10 guru menyatakan pernah mengajar PLH Tabel 3. Pengalaman mengajar PLH tersebut berupa pengalaman mengajarkan materi- materi mengenai lingkungan hidup yang terintegrasi dalam mata ajaran yang diasuh oleh guru tersebut, maupun pemberian materi mengenai lingkungan hidup yang dilaksanakan dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler Pramuka. Namun demikian ada 4 orang guru 12,90 yang menyatakan tidak memiliki pengalaman mengajar PLH. Guru yang menyatakan tidak pernah mengajar PLH tersebut satu orang bertugas khusus mengasuh mata ajaran matematika untuk kelas 4 di SDN Gunung Sari 01, sedangkan 3 guru lainnya adalah guru agama, guru kelas 1 dan guru kelas 3 dari SDN Gunung Bunder 03. Mata ajaran Matematika memang sangat kurang relevansinya dengan PLH sehingga sulit dijadikan wadah integrasi materi-materi PLH. Selain itu daya serap siswa terhadap mata ajaran matematika biasanya tidak terlalu tinggi. Padahal pertimbangan dalam memilih mata ajaran untuk dijadikan wadah integrasi materi- materi PLH adalah relevansi mata ajaran tersebut dengan PLH dan daya serap siswa terhadap mata ajaran tersebut tinggi, sehingga mempermudah guru mengintegrasikan materi PLH ke dalam suatu mata ajaran. Materi PLH pada dasarnya dapat diintegrasikan ke dalam mata ajaran apapun, termasuk Matematika. Guru perlu memiliki penguasaan materi-materi PLH dan kreativitas untuk dapat mengintegrasikan materi PLH ke dalam mata ajaran inti yang diasuhnya. Relevansi mata ajaran dengan materi PLH, daya serap siswa, dan kompetensi guru diduga menjadi penyebab guru matematika tersebut tidak mengintegrasikan materi PLH ke dalam pengajarannya, sehingga menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki pengalaman mengajar PLH. Berkaitan dengan guru dari SDN Gunung Bunder 03, Kepala sekolah SDN Gunung Bunder 03 dalam wawancara menyatakan bahwa pelaksanaan PLH di sekolah tersebut memang belum intensif karena keterbatasan kondisi sekolah. Kepala sekolah baru sebatas memberikan himbauan kepada para guru agar menyisipkan materi-materi PLH ke dalam mata ajaran yang ada, namun belum ada dorongan yang lebih kuat agar guru memperkaya pengajarannya dengan materi-materi PLH lain. Sekolah ini juga belum pernah mendapatkan intervensikegiatan PLH Environmental Education intervention dari lembaga