tahun 2000 menjadi 28,1 pada tahun 2004, barang kayu dan hasil hutan lainnya turun dari 6,1 pada tahun 2000 menjadi 5,6 pada tahun 2004, dan
kertas dan barang cetakan turun dari 6,1 pada tahun 2000 menjadi 5,3 pada tahun 2004. Tekstil, barang kulit dan alas kaki mengalami sedikit
peningkatan dari 13,2 pada tahun 2000 menjadi 13,8 pada tahun 2004. Dari kedua tabel yang disajikan di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi
penurunan peran sektor agroindustri dalam industri nasional yang cukup signifikan, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan tingkat
pertumbuhan sektor-sektor agroindustri sehingga peranannya dalam struktur industri nasional dapat ditingkatkan. Selanjutnya Kebijakan Industri Nasional
2005 menggariskan pula bahwa untuk menghadapi p ermasalahan yang mendesak yaitu: penyerapan tenaga kerja, pemenuhan kebutuhan dasar dalam
negeri, pengolahan hasil pertanian dalam arti luas, maka fokus pembangunan industri dalam lima tahun kedepan adalah penguatan dan penumbuhan klaster-
klaster industri inti, yaitu: 1 Industri makanan dan minuman; 2 Industri pengo lahan hasil laut; 3 Industri tekstil dan produk tekstil; 4 Industri alas
kaki; 5 Industri kelapa sawit; 6 Industri barang kayu termasuk rotan dan bambu; 7 Industri karet dan barang dari karet; 8 Industri pulp dan kertas; 9
Industri mesin dan peralatan listrik; dan 10 Industri petrokimia.
5.2 Agroindustri di Kabupaten Bogor
Pada saat ini di Kabupaten Bogor telah terdapat sejumlah agroindustri yang terdiri dari industri besar, industri sedang, industri kecil, dan industri
rumah tangga. Berdasarkan data tahunan untuk industri besar dan industri sedang yang diolah dari data statistik tahunan yang dikeluarkan BPS, maka
dapat disusun Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 d i bawah ini. Agroindustri di Kabupaten Bogor dapat dikelompokkan ke dalam: 1 Kelompok Makanan
kode KBLI 151, 152, 153 dan 154; 2 Kelompok Minuman kode KBLI 155; 3 Kelompok Kulit dan Barang dari Kulit kode KBLI 182, 191, 192; 4
Kelompok Kayu, Rotan dan Bambu kode KBLI 201, 202, 361; 5 Kelompok Kertas dan Barang dari Kertas kode KBLI 210; 6 Kelompok Karet dan
Barang dari Karet kode KBLI 251.
Tabel 5.3 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Agroindustri Besar dan Sedang Kabupaten Bogor, Tahun 1999 dan 2002
Kelompok KBLI
Unit Usaha Tenaga Kerja
Kode Nama
1999 2002
Kenaikan Jumlah
Unit 1999
2002 Kenaikan
Tenaga Kerja
Makanan 151
152 153
154 Industri pengolahan dan
pengawetan daging, ikan, buah- buahan, sayuran, minyak dan lemak
Industri susu dan makanan dari susu
Industri penggilingan padi-padian, tepung dan makanan ternak
Industri makanan lainnya Jumlah
4 2
4 59
69 7
2 4
52 65
3
-7 -4
152 209
447 7.015
7.823 314
218 456
7.104 8.092
162 9
9 89
269 Minuman
155 Industri minuman
Jumlah 14
14 9
9 -5
-5 1.258
1.258 1.268
1.268 10
10
Kulit 182
191 192
Indu stri pakaian jadi dan barang jadi dari kulit berbulu dan
pencelupan bulu Industri kulit dan barang jadi dari
kulit termasuk kulit buatan Industri alas kaki
Jumlah 12
20 32
13 18
31 1
-2 -1
3.165 6.266
9.431 4.490
6.249 10.739
1 325 -17
1 308 Kayu,
Rotan, Bambu
201 202
361 Industri penggergajian kayu dan
pengawetan kayu, rotan, bambu dan sejenisnya
Industri barang-barang dari kayu dan barang anyaman dari rotan,
bambu dan sejenisnya Industri furnitur
Jumlah 4
23 34
61 6
15 28
49 2
-8 -6
-12 125
2.382 5.952
8.459 672
2.246 5.701
8.619 547
-136 -251
160 Kertas,
Barang dari
Kertas 210
Industri kertas dan barang dari kertas dan sejenisnya
Jumlah 16
16 13
13 -3
-3 4.003
4.003 3.889
3.889 -114
-114 Karet,
Barang dari Karet
251 Industri karet dan barang dari karet
Jumlah 22
22 16
16 -6
-6 5.389
5.389 4.865
4.865 -524
-524
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS, diolah.
Dari Tabel 5.3 terlihat bahwa dalam periode 1999–2002 terjadi penurunan ju mlah perusahaan pada semua kelompok agroindustri di
Kabupaten Bogor. Jumlah tenaga kerja pada agroindustri kelompok Makanan, kelompok Minuman, kelompok Kulit, kelompok Kayu, Rotan dan Bambu
mengalami sedikit peningkatan, sedang pada kelompok Kertas dan Barang dari Kertas, dan kelompok Karet dan Barang dari Karet mengalami
penurunan.
Tabel 5.4 Nilai Output dan Nilai Tambah Agroindustri Besar dan Sedang Kabupaten Bogor, Tahun 1999 dan 2002
Kelompok KBLI
Nilai Output 000 Rp. Nilai Tambah 000 Rp.
Kode Nama
1999 2002
Kenaikan Rata-rata
Per Tahun 1999
2002 Kenaikan
Rata-rata Per Tahun
Makanan 151
152 153
154 Industri pengolahan
dan pengawetan daging, ikan, buah-
buahan, sayuran, minyak dan lemak
Industri susu dan makanan dari susu
Indu stri penggilingan padi-padian, tepung
dan makanan ternak Industri makanan
lainnya Jumlah
2.129
44.848 301. 316
481. 021 829. 314
41.240
196.901 1.108.370
722.917 2.069.428
459, 26
84,76 66,96
12,57 37,38
1.123
30.683 84.147
209. 518 325. 471
11.559
99.028 316.324
252.077 678.988
232, 32
55,69 68,98
5,08 27,15
Minuman 155
Industri minuman Jumlah
251. 148 251. 148
151.258 151.258
-9,94 -9,94
182. 653 182. 653
80.396 80.396
-14,00 -14,00
Kulit 182
191 192
Industri pakaian jadi dan barang jadi dari
kulit berbulu dan pencelupan bulu
Industri kulit dan barang jadi dari kulit
termasuk kulit buatan
Industri alas kaki Jumlah
256. 929 94.365
351. 294 1.390.563
145.159 1.535.722
0,00 110, 31
13,46 84,29
173. 044 27.123
200. 167 299.078
69.776 368.854
0,00 18,21
39,31 21,07
Kayu, Rotan,
Bambu 201
202
361 Industri
penggergajian kayu dan pengawetan
kayu, rotan, bambu dan sejenisnya
Industri barang- barang dari kayu dan
barang anyaman dari rotan, bambu dan
sejenisnya Industri furnitur
Jumlah 3.150
199. 817
236. 747 439. 714
38.088
602.487
255.131 895.706
277, 29
50,38
1,94 25,93
1.303
76.451
116. 928 194. 682
20.467
262.285
102.984 385.736
367, 69
60,77
-2,98 24,53
Kertas, Barang
dari Kertas
210 Industri kertas dan
barang dari kertas dan sejenisnya
Jumlah 1.562. 756
1.562.756 1.110.228
1.110.228 -7,24
-7,24 569. 468
569. 468 306.483
306.483 -11,55
-11,55 Karet,
Barang dari Karet
251 Industri karet dan
barang dari karet Jumlah
875. 641 875. 641
1.107.990 1.107.990
6,63 6,63
375. 738 375. 738
261.912 261.912
-7,57 -7,57
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS, diolah.
Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa dalam periode 1999-2002, kelompok Makanan, kelompok Kulit dan Barang dari Kulit, kelompok Kayu, Rotan dan
Bambu, dan kelompok Karet dan Barang dari Karet mengalami peningkatan nilai output yang cukup signifikan, sedang kelompok Minuman dan kelompok
Kertas mengalami penurunan nilai output. Apabila dilihat dari nilai tambahnya, maka kelompok Makanan, kelompok Kulit dan Barang dari Kulit,
kelompok Kayu, Rotan dan Bambu mengalami peningkatan nilai tambah yang
cukup signifikan dengan rata-rata diatas 20 per tahun, sedang kelompok Minuman, kelompok Kertas dan Barang dari Kertas serta kelompok Katret
dan Barang dari Karet mengalami penurunan masing-masing rata-rata 14, 11,55 dan 7,57 per tahun.
Di samping industri besar dan sedang yang tercatat dalam statistik BPS, di Kabupaten Bogor terdapat juga banyak agro industri kecil dan rumah
tangga. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prop insi Jawa Barat, adapun jumlah unit usaha, jumlah tenaga
kerja dan nilai produksi agroindustri kec il pada tahun 2000 adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Jumlah Unit Usaha, Jumlah Tenaga Kerja dan Nilai Produksi Industri Kecil Kabupaten Bogo r Tahun 2000
Kelompok KBLI
Kode Nama
Jumlah Unit
Usaha Jumlah
Tenaga Kerja
Nilai Produksi
Rp.000 Makanan
151 152
153 154
Industri pengolahan dan pengawetan daging, ikan, buah-buahan, sayuran, minyak dan lemak
Industri susu dan makanan dari susu Industri penggilingan padi-padian, tepung dan
makanan ternak Industri makanan lainnya
Jumlah 274
2 67
1.121 1.464
925 9
600 6.140
7.674 6.980.000
75.000 1.485. 000
186.873.607 195.413.607
Minuman 155
Industri minuman Jumlah
21 21
375 375
6.495.450 6.495. 450
Kulit 182
191 192
Industri pakaian jadi dan barang jadi dari kulit berbulu dan pencelupan bulu
Industri kulit dan barang jadi dari kulit termasuk kulit buatan
Industri alas kaki Jumlah
10 931
941 370
6.838 7.208
1.177.000 23.695.250
24.872.250 Kayu, Rotan,
Bambu 201
202 361
Industri penggergajian kayu dan pengawetan kayu, rotan, bambu dan sejenisnya
Industri barang-barang dari kayu dan barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya
Industri furnitur Jumlah
800 132
932 3.413
351 3.764
10.963.250 138.600
11.101.850 Kertas, Barang
dari Kertas 210
Industri kertas dan barang dari kertas dan sejenisnya
Jumlah 13
13 186
186 Karet, Barang
dari Karet 251
Industri karet dan barang dari karet Jumlah
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat 2001, diolah.
Kelompok industri kecil Makanan merupakan kelompok yang terbesar dilihat dari jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja dan nilai produksinya,
disusul oleh kelompok Kulit dan Barang dari Kulit dan kelompok Kayu, Rotan dan Bambu. Industri kecil Kelompok Minuman dan kelompok Kertas
dan Barang dari Kertas tidak signifikan jumlahnya, sedang industri kecil kelompok Karet dan Barang dari Karet tidak tercatat.
Identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan data industri besar dan industri sedang dari BPS untuk memilih kelompok agroindustri di Kabupaten
Bogor yang berpeluang dikembangkan menjadi suatu klaster agroindustri calon klaster agroindustri, menghasilkan peringkat sebagai berikut :
1. Kelompok agroindustri Makanan kode KBLI 151, 152, 153, 154. 2. Kelompok agroindustri Kertas dan Barang dari Kertas kode KBLI 210.
3. Kelompok agroindustri Kayu, Rotan dan Bambu kode KBLI 201, 202, 361.
4. Kelompok agroindustri Karet dan Barang dari Karet kode KBLI 251. 5. Kelompok agroindustri Kulit dan Barang dari Kulit kode KBLI 182,
191, 192. 6. Kelompok agroindustri Minuman kode KBLI 155.
Berdasarkan hasil pemeringkatan ini, maka penelitian difokuskan pada kelompok agroindustri Makanan.
Enright 2000 mengidentifikasi adanya beberapa tingkat perkembangan klaster, yaitu :
1 Klaster operasional, adalah klaster dimana telah dicapai critical mass mengenai pengetahuan, keahlian, personil dan sumber daya sehingga
terbentuk agglomeration economies yang digunakan oleh perusahaan anggota klaster sebagai keunggulan untuk bersaing dengan perusahaan
yang berada diluar klaster. 2 Klaster laten, adalah klaster yang juga telah mencapai critical mass,
namun masih belum sepenuhnya berkembang untuk dapat memanfaatkan adanya interaksi dan aliran informasi dalam klaster. Hal ini dapat
disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai perusahaan lain yang ada di daerah tersebut, kurangnya inetraksi diantara perusahaan -perusahaan
dan diantara individu-individu, kurangnya pemahaman bersama mengenai visi masa depan atau kurangnya tingkat kepercayaan diantara
perusahaan untuk bersama-sama mencari dan mengekploitasi kepentingan bersama.
3 Klaster potensia l, adalah klaster yang telah memiliki beberapa elemen yang diperlukan bagi pengembangan klaster yang sukses, namun
terhadap elemen ini masih harus dilakukan pendalaman deepening dan pelebaran broadening agar dapat memanfaatkan adanya aglomerasi.
Sering terdapat gap pada input, pelayanan jasa atau aliran informasi yang diperlukan untuk pengembangan klaster. Seperti klaster laten, klaster ini
belum memiliki interaksi dan kesadaran yang diperlukan oleh suatu klaster operasional.
4 Klaster “keinginan ”, yaitu klaster yang dipilih oleh pemerintah untuk diberikan dukungan, namun belum mencapai critical mass jumlah
perusahaan atau belum memiliki kondisi untuk berkembang sendiri. Dari aspek tingkat perkembangan ini, maka berdasarkan pengkajian
terhadap kelompok agroindustri makanan, dapat diketahui bahwa klaster agroindustri makanan di Kabupaten Bogor ini masih berada pada tingkat
klaster potensial, yang masih memer lukan pengembangan lebih lanjut agar dapat menjad i klaster operasional.
Untuk mengetahui jenis produk yang dihasilkan oleh kelompok agroindustri makanan tersebut, maka ditelusuri lebih lanjut mengenai
komposisi berdasarkan ko de KBLI 5-digit yang memperlihatkan hasil yang disajikan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Komposisi dan Kinerja Agroindustri Makanan KBLI 5-digit Kabupaten Bogor Tahun 2002
No KBLI
Industri Unit
Usaha Tenaga
Kerja Output
Nilai Tambah
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14
15 16
17 15131
15132 15133
15141 15211
15213 15331
15410 15432
15440
15491 15493
15494 15495
15496 15497
15499 Industri pengalengan buah-buahan dan sayuran
Industri pengasinan dan pemanisan buah-buahan dan sayuran
Industri pelumatan buah-buahan dan sayuran Industri minyak kasar minyak makan dari
nabati dan hewani Industri susu
Industri es krim Industri rasum pakan ternak dan ikan
Industri roti dan sejenisnya Industri makanan dari coklat dan kembang gula
Industri makaroni, mie, spagheti, bihun, so’un dan sejenisnya
Industri pengolahan teh Industri kecap
Industri tempe Industri makanan dari kedele dan kacang-
kacangan lainnya selain kecap dan tempe Industri kerupuk dan sejenisnya
Industri bumbu masak dan penyedap masakan Industri makanan yang tidak diklasifikasikan di
tempat lain 2
3 1
1 1
1 4
15 3
6 6
2 3
1
11 2
3 105
77 100
32 193
25 456
1,709 956
855 2 574
70 63
50 452
93 282
2.202.251 987.689
4.592.254 33.458.343
195.804.593 1.096.400
1.108.370.549 223.719.636
116.373.404 134.922.112
193.785.854 13.264.534
2.546.460 2.590.250
8.316.694 15.832.398
11.566.008 1.121.730
446.413 2.152.900
7.837.760 98.582.084
445.568 316.324.389
66.137.605 40.394.824
35.369.457 90.612.030
3.396.536 821.016
998.800 3.469.681
7.053.450 3.823.368
Sumber : Badan Pusat Statistik BPS, diolah.
Untuk pengembangan lebih lanjut dari klaster makanan ini, maka perlu dilakukan pengkajian mengenai industri inti dari klaster ini yang diharapkan
bisa menggerakkan klaster ini lebih lanjut mencapai tingkat perkembangan klaster laten dan berikutnya menjadi klaster operasional.
Industri inti pada kelompok ini adalah industri 5-digit dengan LQ 1. Pengkajian lebih lanjut pada industri 5-digit yang memiliki LQ 1 pada
kelompok ini dengan menggunakan kriteria-kriteria: jumlah unit usaha, jumlah tenaga kerja dan nilai tambah, menghasilkan urutan industri inti klaster
berikut: 1 Industri pengolahan teh kode 15491; 2 Industri roti dan sejenisnya kode 15410; 3 Industri ransum pakan ternak dan ikan kode
15331; 4 Industri makaroni, mie, spagheti, bihun dan sejenisnya kode 15440; 5 Industri makanan dari coklat dan kembang gula kode 15432; 6
Industri susu kode 15211; 7 Industri pengasinan dan pemanisan buah - buahan kode 15132; 8 Industri pengolahan buah -buahan dan sayuran kode
15131; 9 Industri pelumat buah -buahan dan sayuran kode 15133.
5.3 Analisa Kebutuhan