Multi Sectoral Qualitative Analysis

III. LANDASAN TEORI

3.1 Multi Sectoral Qualitative Analysis

Teknik Multi Sectoral Qualitative Analysis MSQA yang dikembangkan oleh Roberts dan Stimson 1998 digunakan untuk mengevaluasi daya saing dan potensi suatu daerah untuk berbagai sektor industri. Teknik ini membantu mengidentifikasi kompetensi inti suatu daerah yang mendukung sektor industri yang ada di daerah tersebut, peluang-peluang ekonomi, peluang-peluang pasar dan risiko -risiko ekonomi yang dihadapi. Dari analisa ini dapat diperoleh dua macam indeks, yaitu indeks kompetensi inti daerah untuk setiap sektor industri dan indeks kriteria kompetensi inti daerah. Dengan metod e MSQA ini, dapat dilakukan pengamatan atas hubungan - hubungan antara variabel-variabel ekonomi yang dipilih kriteria antara berbagai kegiatan sektor industri yang ditetapkan. Hubungan ini dapat dinyatakan secara deskriptif atau dengan skor numerik dalam suatu matriks sebagaimana yang terlihat pada Gambar 3.1. Tabel 3.1 Matriks Model Multi Sectoral Qualitative Analysis MSQA Sektor Industri Kriteria Evaluasi A B C Jumlah X 1 1 Y 1 3 4 Z 2 2 Jumlah 1 4 2 Sumber : Robert dan Stimson 1998 Skor akan dijumlahkan secara vertikal maupun secara horizontal, dan akan dapat menghasilkan indeks kompetensi inti daerah untuk masing-masing sektor industri yang dievaluasi dan indeks kriteria kompetensi inti daerah untuk masing-masing kriteria. Untuk penggunaan metode MSQA ini, maka Roberts dan Stimson 1998 menggunakan 34 kriteria kompetensi inti, yang terbagi atas 8 kelompok, yaitu: kekuatan ekonomi domestik, orientasi perdagangan, teknologi dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, manajemen, keuangan, pemerintahan dan infrastruktur. Penetapan 34 kriteria kompetensi inti ini merupakan pengembangan dari 29 kriteria yang digunakan oleh Kasper et al. 1992 ketika mengkaji daya tarik wilayah industri Gladstone, di negara bagian Queensland, Australia. Kriteria-kriteria kompetensi inti yang digunakan Roberts dan Stimson 1998 dan juga oleh Muchdie 2000 dalam analisa menggunakan MSQA adalah : Kelompok kesatu, kekuatan ekonomi domestik yang dirinci atas: 1 Kinerja sektoral, 2 Dinamika kegiatan ekonomi, 3 Kegiatan pertambahan nilai. Kelompok kedua, orientasi perdagangan, yang dirinci atas: 1 Kinerja perdagangan dan investasi, 2 Partisipasi dalam ekonomi internasional, 3 Keterbukaan terhadap bisnis asing, 3 Kedekatan terhadap pasar, 4 Aliansi bisnis strategis. Kelompok ketiga, teknologi dan pembangunan yang dirinci atas: 1 Besarnya pengeluaran untuk kegiatan penelitian dan pengembangan, 2 Aglomerasi keahlian, 3 Kegiatan penelitian bersama, 4 Tingkat penyerapan teknologi. Kelompok keempat, pengembangan sumber daya manusia yang dirinci atas: 1 Jasa pendid ikan tinggi dan pelatihan, 2 Pendidikan dasar, 3 Hubungan perburuhan, 4 Mutu kehidupan, 5 Struktur upah dan gaji. Kelompok kelima, manajemen yang dirinci atas: 1 Layanan konsumen dan kualitas produk, 2 Jaringan asosiasi, 3 Efisiensi bisnis, 4 Kemampuan pemasaran, 5 Penggunaan sistem informasi, 6 Kewirausahaan. Kelompok keenam, keuangan yang dirinci atas: 1 Modal dasar, 2 Ketersediaan dana. Kelompok ketujuh, pemerintahan yang dirinci atas: 1 Peraturan perundang-undangan, 2 Iklim usaha, 3 Pendelegasian wewenang dan otonomi lokal, 4 Skema penunjang bisnis. Kelompok kedelapan, infrastruktur yang dirinci atas: 1 Sumber daya fisik, 2 Biaya energi, 3 Kecukupan dan fleksibilitas in frastruktur, 4 Biaya angkutan, 5 Manajemen limbah dan lingkungan. Penilaian terhadap ketiga puluh empat kriteria untuk setiap kegiatan sektor industri dikumpulkan melalui penilaian para nara sumber yang merupakan orang yang ahli dan selama ini berkec impung dalam kegiatan sektor industri yang berkaitan, baik dari pelaku dunia usaha maupun dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. Dalam melakukan analisa ini, setiap kriteria untuk masing-masing sektor industri akan diberi peringkat rank dan akan diukur secara ordinal dalam 3 skor sebagai berikut : Kuat K = 3 Sedang S = 2 Lemah L = 1 Pemeringkatan dilakukan secara subyektif, berdasarkan hasil diskusi dengan para pejabat Pemerintah yang terkait dan pelaku agroindustri, telaah laporan dan kajian ekonomi serta pengetahuan setempat Roberts Stimson 1998; Muchdie 2000. Selanjutnya, skor pada setiap kolom sektor industri dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan jumlah skor maksimum yang mungkin untuk setiap sektor sehingga diperoleh indeks relatif masing -masing sektor industri. Dari analisa ini dapat dihasilkan dua macam indeks: Indeks kompetensi inti daerah untuk setiap sektor industri dan Indeks kriteria kompetensi inti daerah untuk setiap kriteria. Indeks kompetensi inti daerah untuk sektor industri memperlihatkan secara relatif kekuatan atau kelemahan suatu sektor industri tertentu terhadap sektor industri lainnya di daerah yang dikaji, sedang Indeks kriteria kompetensi inti daerah menggambarkan kekuatan relatif wilayah yang dikaji yang berkaitan dengan berbagai kriteria yang digunakan dalam analisa untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah tersebut. Metod e MSQA dapat pula dikembangkan untuk : a Mengetahui kaitan -kaitan dan potensi pengembangan antara berbagai sektor industri: apak ah signifikan, kurang signifikan atau tidak terkait. Dengan memberi bobot nilai yang berbeda untuk hubungan yang signifikan, tidak signifikan dan tidak terkait, maka akan diperoleh indeks potensi keterkaitan antara suatu sektor dengan sektor-sektor lainnya. b Mengetahui potensi pemasaran ekspor sektor industri tertentu ke wilayah sekitarnya. Ini diperoleh dengan memberi bobot nilai yang berbeda untuk potensi ekspor ke wilayah sekitarnya: Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, Rendah Sekali. Dari penilaian ini akan diperoleh indeks potensi pasar ekspor untuk setiap produk sektor industri. c Mengetahui tingkat risiko dari berbagai kegiatan industri dilihat dari variabel risiko yang ditetapkan indeks risiko industri untuk wilayah tersebut dan indeks relatif dari setiap variabel risiko di wilayah tersebut indeks faktor risiko. Pada penelitian ini, dengan menggunakan metode MSQA yang akan disesuaikan dengan data yang dapat diperoleh, daerah otonomi akan dikaji khusus untuk kelompok agroindustri yang ada di daerah tersebut yang berpotensi membentuk klaster agroindustri.

3.2 Location Quotient