126
6.4 Sistem Manajemen Dialog
Sistem manajemen dialog adalah komponen SPK yang dirancang untuk memfasilitasi interface antara pengguna dengan sistem. Sistem manajemen
dialog berfungsi mengatur arus informasi input dan output, dan berfungsi untuk mentransformasi input dari pengguna menjadi bahasa yang bisa dibaca
oleh DBMS dan MBMS. Sistem manajemen dialog ini juga menterjemahkan output dari DBMS dan MBMS serta Sistem Ahli ke dalam bentuk yang dapat
dimengerti oleh pengguna. Komponen ini oleh sebagian pakar SPK Turban 1993 dianggap komponen yang paling penting pada suatu SPK karena
kemampuan, fleksibilitas dan kemudahan penggunaan dari suatu sistem SPK bersumber dari komponen ini.
6.5 Pendapat Ahli
Di dalam SPK pada umumnya, pendapat ahli digunakan untuk membantu pengambil keputusan mendapatkan input untuk berbagai model
yang digunakan, dan juga untuk mengolah data guna mendapatkan alternatif- alternatif keputusan yang terbaik. Di dalam model StraKlas, pendapat ahli
digunakan sebagai input untuk: penilaian kompetensi inti daerah, penilaian kemampuan ekspor dari produk-produk kelompok agroindustri, penilaian
keterkaitan usaha antara kelompok agroindustri dengan sektor usaha lain, identifikasi dan penyusunan struktur dan hierarki dalam analisa AHP,
penilaian pairwise comparison antar subelemen dalam analisa AHP, identifikasi elemen dalam proses ISM, hubungan kontekstual dalam proses
ISM dan penyusunan Structural Self Interaction Matrix SSIM dalam proses ISM.
VII. VALIDASI DAN VERIFIKASI MODEL
7.1 Pengelompokan Agroindustri
Penentuan industri-industri yang dapat membentuk suatu klaster agroindustri mengacu pula kepada pendapat Rosenfeld 1995 yang menyatakan
bahwa suatu klaster industri terdiri dari industri-industri yang mirip similar yang berkelompok di suatu daerah tertentu, dan definisi UNIDO OECD 1999 yang
menyatakan bahwa istilah klaster dimaksudkan untuk menunjukkan adanya spesialisasi sektoral dan konsentrasi geografis dari perusahaan industri.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dan mengacu pada data industri di Kabupaten Bogor BPS Kab. Bogor 2002, BPS Jakarta 2002, maka
pengelompokan agroindustri yang dapat membentuk klaster agroindustri di daerah ini adalah mengikuti pengelompokan KBLI 2000 Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Industri seperti yang disajikan dalam Tabel 7.1. Data industri yang terdapat dalam KBLI 2000 hanya mencakup Industri
Besar tenaga kerja 100 orang dan Industri Sedang tenaga kerja antara 20 sampai dengan 99 orang. Untuk Industri Rumah Tangga 1 sampai dengan 4
tenaga kerja dan Industri Kecil 5 sampai dengan 19 tenaga kerja tidak ada data yang sesuai dengan klasifikasi KBLI 2000, sehingga dalam analisa yang
dilakukan untuk penelitian ini belum diperhitungkan keberadaan industri rumah tangga dan industri kecil.
Tabel 7.1 Pengelompokan Agroindustri Kabupaten Bogor, Tahun 2002
KBLI Kelompok
Kode Nama
1. Makanan 151
152 153
154 Industri pengolahan dan pengawetan daging, ikan, sayuran, minyak dan lemak
Industri susu dan makanan dari susu Industri penggilingan padi-padian, tepung dan makanan ternak
Industri makanan lainnya 2. Minuman
155 Industri minuman
3. Kulit 182
191 192
Industri pakaian jadi dan barang jadi dari kulit berbulu dan pencelupan bulu Industri kulit dan barang dari kulit termasuk kulit buatan
Industri alas kaki 4. Kayu, Rotan dan Bambu
201 202
361 Industri penggergajian kayu dan pengawetan kayu, rotan, bambu dan sejenisnya
Industri barang-barang dari kayu dan barang anyaman dari rotan, bambu dan sejenisnya
Industri furnitur 5. Kertas,dan barang dari kertas
210 Industri kertas dan barang dari kertas dan sejenisnya
6. Karet,dan barang dari karet 251
Industri karet dan barang dari karet
Sumber: diolah dari data BPS 2002.