Teknik Perbandingan Indeks Kinerja Independent Preference Eva luation IPE

Saxena 1992 di dalam Eriyatno 1996, membagi program dalam sembilan elemen, yaitu: 1 Sektor masyarakat yang terpengaruh, 2 Kebutuhan dari program, 3 Kendala utama, 4 Perubahan yang dimungkinkan, 5 Tujuan dari program, 6 Tolak ukur untuk menilai setiap tujuan, 7 Aktivitas yang dibutuhkan guna perencanaan tindakan, 8 Ukuran aktivitas guna mengevaluasi hasil yang dicap ai oleh setiap aktivitas, 9 Lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan program.

3.6 Teknik Perbandingan Indeks Kinerja

Untuk melakukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif bardasarkan beberapa kriteria dapat digunakan Teknik Perbandingan Ind eks Kinerja atau Comparative Performance Index Marimin 2004. Teknik ini digunakan dalam hal tersedianya data-data kuantitatif untuk diperbandingkan. Dalam teknik ini dilakukan perhitungan untuk mendapatkan indeks gabungan. Formula yang digunakan dalam teknik ini adalah sebagai berikut : Keterangan : A ij = Nilai alternatif ke-i pada kriteria ke-j X ij min = Nilai alternatif ke-i pada kriteria awal minimum ke-j A I + 1.j = Nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria ke-j X I + 1.j = Nilai alternatif ke-i + 1 pada kriteria awal ke-j P j = Bobot kepentingan kriteria ke-j I ij = Indeks alternatif ke-I I i = Indeks gabungan kriteria pada alternatif ke-I i = 1, 2, 3, ..., n j = 1, 2, 3, ..., m

3.7 Independent Preference Eva luation IPE

Independent Preference Evaluation IPE atau Teknik evaluasi pilihan bebas merupakan salah satu teknik pengambilan keputusan dengan cara mengevaluasi kesukaan atau pilihan bebas dari suatu grup pembuat keputusan A ij = X ij min x 100 X ij min A I + 1.j = X I + 1.j X ij min x 100 I ij = A ij x P j I i = ∑ = n i ij I 1 terhadap sejumlah kriteria dan alternatif yang disajikan dalam bentuk kualitatif non numerik. Dalam operasinya alternatif yang satu tidak dibandingkan dengan alternatif yang lainnya. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan pilihan terbaik dari beberapa alternatif pilihan, yang untuk semua altenatif telah ditetapkan kriteria yang akan dinilai. Penilaian dilakukan oleh beberapa pakar yang ahli di bidang tersebut. Pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai pihak stake holder atau ahli dan didasarkan kepada kriteria jamak disebut sebagai Multi-Expert Multi Criteria Decision Making atau ME -MCDM . Yager 1993, merumuskan suatu metode komputasi non-numerik untuk proses pengambilan keputusan kelompok secara fuzzy. Teknik fuzzy digunakan dalam proses pengambilan keputusan, karena tidak semua permasalahan yang dihadapi di dunia nyata dapat dinyatakan secara eksak ya atau tidak, tetapi mengandung ketidakpastian. Hal ini sering dinyatakan dengan ungkapan: mendekati, kira-kira, hampir, sedikit lebih besar dari, dan sebagainya yang sulit dinyatakan dalam besaran eksak. Metode komputasi dilakukan secara bertahap yaitu 1 agregasi terhadap kriteria dan 2 agregasi terhadap semua ahli. Marimin 1997 menunjukan bahwa tahapan sebaliknya memberikan solusi yang sama. Di dalam evaluasi pilihan bebas, setiap pengambil keputusan ,...,m 2 , 1 j d j = dapat menilai setiap alternatif n 1,2,..., i s i = pada setiap kriteria a k k = 1, 2, ………., l secara bebas. Skala penilaian menggunakan simbol kualitatif atau label linguistic yang kemungkinan skornya adalah “sempurna” S 7 , “sangat tinggi” S 6 , “tinggi” S 5 , “medium” S 4 , “rendah” S 3 , “sangat rendah” S 2 , dan “tidak ada” S 1 atau himpunan S = S 1 , S 2 , …, S 7 . Langkah -langkah agregasi dalam pengambilan keputusan dengan kaidah Fuzzy IPE untuk sampai pada mendapatkan tingkat preferensi seluruh pakar terhadap masing-masing alternatif adalah sebagai berikut Yager 1993 : a Tingkat preferensi pakar dinyatakan dalam 5 skala dari Sangat Baik S 5 , Baik S 4 , Sedang S 3 , Kurang S 2 dan Sangat Kurang S 1 . Tingkat kepentingan kriteria ditetapkan dengan menggunakan skala penilaian yang sama. Dengan demikian setiap pembuat keputusan akan mendapatkan satu set nilai L pada setiap alternatif dan setiap setiap kriteria dengan rumusan sebagai berikut :                           = k a ij ,...,v 1 a ij ,v 1 a ij v L ………........................ 16 dimana: k ij a v adalah skor evaluasi terhadap alternatif ke-i pada kriteria ke-k oleh pembuat keputusan ke-j. b Operasi Negasi terhadap masing -masing tingkat kepentingan kriteria dengan rumus : 1 + − = k wq w Neg k ................................................. 17 Dimana: W adalah bobot nilai; q adalah jumlah item dari suatu set bobot penilaian dan k adalah item dari suatu set bobot penilaian. c Tingkat preferensi masing-masing pakar terhadap masing-masing alternatif, ditentukan dengan mengacu pada set nilai yang didapatkan dari persamaan 1 dan nilai negasi dari persamaan 2. Agregasi untuk memperoleh skor terhadap alternatif ke-i oleh setiap pembuat keputusan ke-j pada semua kriteria didapat dengan menggunakan rumus berikut :                     ∨ = k a ij v ak w Neg k Min ij v ……………..... 18 Dimana: ij v adalah skor evaluasi terhadap alternatif ke-i oleh pembuat keputusan ke-j; min adalah minimum; V adalah maksimum dan ak w Neg adalah negasi setiap bobot elemen. d Selanjutnya preferensi masing-masing pakar terhadap suatu alternatif dikombinasikan dengan metode Yager yang didasarkan pada operator OWA Ordered Weighted Averaging dilakukan pembobotan nilai dengan menggunakan rumus :             − × + = r 1 q jx 1 Int W j ……………….………........... 19 Dimana: W j adalah pembobot nilai pakar ke-j; j adalah pakar ke-j; r adalah jumlah pakar; q adalah jumlah skala dan int adalah integer. e Agregasi Preferensi seluruh pakar terhadap suatu alternatif ditentukan dengan rumus berikut : [ ] j j j i b w max v = ………………….…….........….. 20 Dimana: Max adalah maksimum, W j adalah pembobot nilai pada pakar ke-j; adalah minimum dan b adalah solusi dari persamaan 3 yang diurutkan dari terbesar ke terkecil.

3.8 Teknik Heuristik