Tabel 7.27 Tingkat Kepentingan Aktivitas Dunia Usaha Berdasarkan Agregasi Kriteria Tujuan
No. Aktivitas Dunia Usaha
Tingkat Kepentingan
1 Mendirikan asosiasi khusus anggota klaster
Sangat Penting 2
Mensponsori kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai kebutuhan spesifik klaster
Sangat Penting 3
Melakukan usaha pemasaran bersama anggota klaster Penting
4 Melakukan promosi dagang dan investasi bersama
pemerintah daerah Penting
5 Melaksanakan kursus dan seminar untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan anggota klaster Penting
6 Membangun sikap saling percaya diantara anggota
klaster Cukup Penting
7 Membangun jaringan formal dan informal untuk berbagi
pengetahuan dan informasi Cukup Penting
8 Melakukan komunikasi dengan pemerintah untuk
menerbitkan dan memperbaiki peraturan Cukup Penting
9 Mengumpulkan dan mendesiminasi data dan informasi
yang dibutuhkan klaster melalui asosiasi Cukup Penting
10 Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan
kejuruan dalam menyusun kurikulum Cukup Penting
11 Melakukan kerjasama dengan pemerintah untuk
mendirikan lembaga standardisasi, pengujian dan sertifikasi
Cukup Penting
Tampilan Model IPE untuk Peran Pemerintah disajikan pada Lampiran 18, dan Tampilan Model IPE untuk Aktivitas Dunia Usaha disajikan pada Lampiran
19.
7.13 Pelaksanaan Validasi dan Ve rifikasi Model
Menurut Rykiel 1996, terdapat dua elemen pokok dalam mengevaluasi model, yaitu: 1 Verifikasi, dan 2 Validasi. Verifikasi dilakukan untuk dapat
menjawab apakah model sudah melakukan apa yang diinginkan oleh perancang model tersebut, sedang Validasi dilakukan untuk menjawab bagaimana hasil
keluaran model dibandingkan dengan keadaan nyata. Langkah pertama dalam melakukan kegiatan Validasi dan Verifikasi yang
diilakukan pada penelitian ini adalah meminta ahli yang independen untuk melakukan pemeriksaan mengenai ketepatan soundness dari logika yang
digunakan dan ketepatan dari konsep dalam pembuatan model-model:
Kompetensi Inti, Konsentrasi Industri, Tingkat Pertumbuhan, Kemampuan Ekspor, Keterkaitan dengan Usaha Lain, Jumlah Tenaga Kerja, Nilai Tambah ,
Pemilihan Kelompok Agroindustri Unggulan, Identifikasi Industri Inti Klaster, Strukturisasi Sistem Pengembangan Klaster, Tingkat Kepentingan Subelemen,
Pengukuran Kinerja Klaster. Setelah ketepatan dari logika dan konsep ini diyakini, maka langkah berikutnya adalah memasukkan data empiris ke dalam
model. Keluaran dari setiap model akan diperiksa apakah sudah melakukan apa yang diinginkan oleh perancang model verifikasi, dan bagaimana hasil keluaran
tersebut dibandingkan dengan hasil pen golahan data yang sama dengan menggunakan perhitungan menggunakan program Excel validasi. Hasil yang
sama menguatkan keyakinan bahwa logika dan konsep yang diterapkan pada model sudah benar. Selanjutnya keluaran dari setiap model dibandingkan dengan
kead aan nyata melalui pendapat ahli. Keluaran model yang sesuai dengan pendapat ahli menandakan bahwa model sudah menghasilkan keluaran yang valid .
Sebagai contoh dalam penelitian ini adalah Model Pemilihan Kelompok Agroindustri Unggulan. Model ini memperoleh sebagian masukannya dari model:
Kompetensi Inti, Konsentrasi Industri, Tingkat Pertumbuhan, Kemampuan Ekspor, Keterkaitan dengan Usaha Lain, Jumlah Tenaga Kerja, dan Nilai Tambah ,
dan sebagian lainnya berasal langsung dari pendapat ahli. Keluaran dari Model Pemilihan Kelompok Agroindustri Unggulan menghasilkan peringkat Kelompok
Agroindustri yang berpotensi sebagai klaster unggulan, dan menempatkan Kelompok Agroindustri Makanan sebagai peringkat pertama. Keluaran berupa
peringkat tersebut memang merupakan hal yang ingin dihasilkan oleh model tersebut sehingga sudah memenuhi keperluan verifikasi. Sedang keluaran berupa
terpilihnya Kelompok Agroindustri Makanan sebagai peringkat pertama masih memerlukan validasi. Para Ahli yang bekerja di Dinas yang menangani masalah
perindustrian dan perdagangan di Kabupaten Bogor ternyata memberikan pendapat yang sama mengenai Kelompok Agroindustri Makanan sebagai
kelompok yang paling berpotensi, sehingga dapat dinyatakan bahwa hasil keluaran dari model sudah di validasi.
VIII. PEMBAHASAN
8.1 Kebijakan Pengembangan Klaster
Intervensi pemerintah pada kebijakan pengembangan klaster menurut Raines 2002, dapat terdiri dari: 1 Tindakan yang difokuskan pada keterkaitan
spesifik, yang dapat meningkatkan networking antara anggota klaster untuk suatu tujuan atau proyek tertentu. Tindakan yang mendukung networking dan kerjasama
antara satu pelaku usaha dengan pelaku usaha lain, atau antara pelaku usaha dengan lembaga penelitian. Keterkaitan antara pelaku usaha sangat penting untuk
pengembangan pemasok agar dapat mencapai economies of scale atau terjadinya alih pengalaman, keterampilan dan teknologi. Keterkaitan antara pelaku usaha
dengan lembaga penelitian dapat meningkatkan komersialisasi dan kemampuan riset. 2 Tindakan untuk meningkatkan common resources, seperti: informasi
pasar dan informasi bisnis, sumber daya manusia yang terampil dan pelatihannya, infrastruktur umum dan khusus, yang tidak terdapat pada klaster. T indakan ini
ditujukan untuk mengembangkan common resources yang dapat meningkatkan daya saing kelompok perusahaan dalam klaster. 3 Tindakan untuk meningkatkan
community building, yang bertujuan untuk mengupayakan agar anggota klaster berpikir dan bertindak untuk menciptakan identitas klaster tersebut. Identitas
klaster dapat dibangun melalui dukungan terhadap pembentukan asosiasi diantara para pelaku usaha klaster, mendorong hubungan yang lebih sering diantara para
anggota, meningkatkan pemahaman anggota, dan meningkatkan sense of belongings para anggota. Identitas yang terbentuk dapat memberikan image
tertentu yang bermanfaat untuk kegiatan pemasaran dan menarik investasi ke dalam klaster. Hal ini dapat dilakukan melalui: a Forum pertemuan reguler
anggota klaster untuk membahas masalah, mencari solusi dan menumbuhkan perasaan kebersamaan; b Komunikasi untuk meningkatkan image; c
Konsentrasi anggota yang tinggi pada suatu daerah, penting untuk menarik investor dan melakukan upaya pemasaran; d Branding : Digunakan untuk
menghimpun potensi berbagai bagian dari klaster melalui karakteristik bersama.